Langsung ke konten utama

Warga Protes Tower Seluler




JOMBANG – Pembangunan tower pemancar milik salah satu operator seluler di Dusun Rembugwangi,Desa Watudakon,Kesamben,diprotes warga.

Alasannya, dana kompensasi yang diberikan tak sebanding dengan risiko. Sudiono, salah satu warga yang rumahnya paling dekat dengan lokasi tower,mengaku keberatan dengan kompensasi yang diberikan oleh kontraktor. Apalagi menurutnya, kesehatan dan keselamatan keluarganya terancam dengan berdirinya tower ini. ”Kompensasi yang diberikan hanya Rp300.000 per kepala keluarga.

Ini jelas tak sepadan dengan risiko dan waswas kami selama bertahun-tahun ke depan,”protes Sudiono. Selain kompensasi yang dinilai terlalu kecil,ia juga menganggap tak ada kejelasan terkait efek yang akan diterima warga nantinya.Termasuk jika tiba-tiba warga menjadi korban robohnya tower yang rencananya akan berdiri setinggi 50 meter itu.

”Siapa yang bertanggung jawab jika tiba-tiba tower ini roboh dan mengenai rumah kami. Apalagi, akhirakhir ini tiupan angin sangat kencang,”tandasnya. Lebih jauh ia menyesalkan, sejauh ini belum ada solusi atas kompensasi yang diminta warga. Tahu-tahu, tower dibangun tanpa melalui sosialisasi dengan semua warga. ”Hanya diberi uang Rp300.000, tanpa ada penjelasan,”tukasnya.

Lebih jauh dikatakannya, dari 30 warga yang telah menandatangani surat persetujuan kompensasi ini, 12 orang di antaranya telah mencabutnya. Alasannya, warga berpikir ulang mengenai jumlah kompensasi dengan kekhawatirannya nanti.”Karena awalnya warga disuruh cepat-cepat menandatangani surat pernyataan, tanpa diberi waktu untuk berpikir, ”tukasnya.

Dikatakan dia, keberatan pembangunan tower ini juga telah ia sampaikan secara tertulis kepada kantor Kimbangwil Jombang selaku satuan kerja (satker) pemberi izin mendirikan bangunan (IMB), dengan tembusan ke Satpol PP,camat,polsek,serta aparat desa setempat.”Intinya,kami ingin pembangunan ini dihentikan dulu, sebelum ada penjelasan dari pihak kontraktor,” tuntutnya. Proses penandatanganan surat pernyataan kesediaan kompensasi juga disoal.

Menurut salah satu warga,nyonya SJ, ia disodori surat pernyataan ini tengah malam, saat ia tertidur lelap.Bahkan,si pemberi surat sama sekali tak memperkenankan dirinya untuk membaca isi surat tersebut. Dengan dalih semua warga telah menandatanganinya, si pemberi menyuruhnya untuk langsung menandatanganinya. ”Tinggal panjenengan saja yang belum.Semua warga sudah menandatanganinya,” ungkap SJ, menirukan orang yang memberinya surat itu.

Ia pun mengaku menyesal telah menandatangani surat pernyataan tersebut.Apalagi, di dalamnya berisi kompensasi yang menurutnya sangat tak berimbang dengan risiko yang ia tanggung. ”Sepuluh tahun di bawah risiko, hanya diberi Rp300.000. Jelas tak imbang,”keluh SJ.

Menanggapi penolakan warga ini,salah satu staf Dinas Kimbangwil Jombang yang tak mau disebut namanya mengaku, pihaknya telah menurunkan tim ke lapangan untuk menindaklanjuti pengaduan warga. Berdasarkan kajian Kimbangwil,terdapat beberapa kejanggalan, di antaranya pemilik pekarangan lainnya yang belum menyetujui, telah ada tanda tangannya. ”Warga menarik tanda tangan karena belum ada kesepakatan yang lebih jelas”ujarnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.