Langsung ke konten utama

Ali Maschan Bantah Langgar Kontark Jam,iyah

JOMBANG – Kendati telah dituding melanggar kesepakatakan dalam Kontrak Jamiyah oleh sebagain Pengurus Wilayah Nahdhotul Ulama (PWNU) Jatim. Ali Maschan Moesa selaku Ketua Tanfidz PWNU membantah tudingan tersebut dengan alasan isi kontrak jamiyah justru sudah dia laksanakan.

Selain membantah tudingan tersebut, kader NU yang juga sebagai Calon Wakil Gubernur Jatim yang diusung dari Partai Golkar ini, juga tak gubris desakan Syuriyah agar dirinya mundur dari jabatannya.

''Saya sudah non aktif. Jadi saya sendiri sudah tidak mengurusi PW NU lagi,'' tegas Ali Maschan saat mengunjungi Pondok Pesantren Tebuireng Jombang siang kemarin.
Dikatakan dia, pelanggaran terhadap kontrak jamiyah seperti yang dituduhkan jajaran syuriah. Kontrak Jamiyah yang dibuat sebelum Konferwil beberapa waktu lalu itu sudah ia jalankan.
''Siapa bilang saya melanggar kontrak jamiyah yang saya buat dengan cabang-cabang. Isinya kontrak jamiyah itu, saya harus menjalankan aturan sesuai dengan AD/ART organisasi,'' kelit Ali.
Dia juga membantah jika dirinya telah mengelabuhi cabang-cabang mengenai isi kontrak jamiyah tersebut. Menurutnya, draf kontrak jamiyah sebelumnya telah dicermati semua cabang NU di Jatim.
''Semua cabang sudah membaca dengan jelas, dan menandatanganinya. Kan sudah g ada yang salah itu,'' tandasnya.
Kengototan Ali Maschan untuk tetepa bertahan sebagai pengurus NU jatim ini tetap ditunjukkan kendati sudah banyak desakan yang menuntut dirinya untuk mundur dari jabatan kedua kalinya di PW NU itu.
''Tidak ada masalah dengan PW NU. Saya tegaskan lagi, bahwa langkah saya ini juga telah memenuhi kontrak jamiyah yang saya buat. Saya tetap akan berpegang tegus pada AD/ART, seperti yang saya lakukan sekarang,'' tegasnya lagi.
Disinggung mengenai potensi suara kader NU yang 'hilang' menyusul desakan mundur dari Syuriah itu, Ali mengaku tetap optimis jika dirinya akan tetap bisa memenangkan suara dari kader-kadernya dibawah, mengungguli kader NU lainnya yang juga turut bersaing dalam Pilgub.
''Saya optimis, semua itu harus kita kembalikan pada keyakinan saya ini, yaitu kepada Allah,'' katanya.
Mengenai dukungan, kata Ali dirinya telah meminta restu kepada beberapa kyai sepuh di Jatim dalam pencalonannya bersama Soenarjo dalam pilgub 23 Juli mendatang.
''Hampir seluruh kyai sudah saya datangi, hampir setiap hari saya keliling untuk silaturraohmi,'' katanya.

Gus Sholah Tetap Netral

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Salahuddin Wahid mengaku tak akan memberikan dukungannya kepada semua kader NU yang akan maju dalam bursa pilgub nanti. Bahkan dengan kedatangan Ali Maschan Moesa kemarin, ia tak memberikan persetujuan, apalagi dukungan.
''Apa perlu saya memberikan dukungan. Itu tak akan berpengaruh,'' kata Gus Solah, panggilan Salahuddin Wahid.
Ia pun membantah jika Ali Maschan telah meminta dukungan kepadanya. Menurut dia, Ali Maschan kerap kali datang ke pondoknya sebelum menjadi calon wakil gubernur.
“Ini hanya kunjungan biasa. Saya dikontak jika Ali Maschan akan kesini. Ya, saya terima saja,'' kata adik kandung Gus Dur ini.
Alasan tak memberi dukungan tersebut, menurutnya, dirinya telah membawa nama besar pondok pesantren yang didirikan Kyai Hasyim Asyari itu. Dukungan pribadipun menurutnya, tak akan diberikan kepada siapapun meski telah meminta restu kepadanya.
''Kalau soal pilihan, saya tak akan membuka. Tapi saya tak akan mengarahkan para santri untuk memilih salah satu calon dalam pilgub nanti,'' tandas calon wakil presiden RI pada pemilihan tahun 2004 itu.
Disinggung soal siapa kader NU yang lebih berkompeten untuk menduduki pemimpin di Jawa Timur nanti, ia juga tak menyebut. Alasannya, ia tak banyak mengenal kader-kader NU yang berebut menduduki posisi dalam pilgub itu.
''Saya tak kenal baik dengan mereka. Jadi, saya tak bisa memilih mana yang terbaik,'' ujarnya diplomatis sembari menyebut jika Ali Maschan Moesa adalah kader NU pertama yang mendatangi Ponpes Tebuireng dalam momentum pilgub ini.
Lebih dalam, kunjungan Ali Maschan Moesa ke Ponpes Tebuireng itu juga didampingi adik kandung Gus Dur, Aisyah Hamid Baidlowi dan Sekretaris Fraksi Partai Golkar (FPG) DPRD Jatim, Harbiyah Sholahuddin. Dua kader PG yang duduk di parlemen ini mengaku akan memberikan dukungan sepenuhnya kepada Ali Maschan Moesa yang akan mendampingi kader PG, Soenarjo nanti.
''Yang jelas, karena Pak Ali mendampingi kader PG, sebagai kader PG pula, kami mendukung penuh duet ini,'' kata Harbiyah.
Usai menggelar pertemuan di rumah kediaman Gus Sholah, Ali Maschan dan Gus Sholah juga menyempatkan diri untuk mengunjungi makam KH Hasyim Asyari dilingkungan ponpes tersebut. Bahkan, Ali sempat menggelar tahlil dan doa bersama dengan beberapa santri.(amer)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.