Pagi itu, canda dan tawa tampak di raut wajah Didik Kurniawan 5 tahun, murid kelas 2 SDN Peterongan II Jombang. Dengan menenteng tas dia berangkat dari rumah bersama dua orang temannya menuju sekolah yang sudah hampir roboh itu.
BEL tanda mulai jam pelajaran pun berbunyi, disambut langit yang mendung, Didik beserta sejumlah murid pun berlarian bak mengejar sesuatu di dalam ruang kelas. Puluhan murid Sekolah Dasar Negeri Dua Peterongan, Jombang itu bergegas memasuki ruangan kelas mereka. Sesampai di ruangan yang sedikit gelap, semangat para siswa dalam menyerap ilmu pengetahuan yang sedang diajarkan oleh para guru seakan mengabaikan bahaya yang mengancam.
Didik, adalah salah seorang murid kelas dua di SDN itu dia sudah hampir dua tahun belajar di bangunan sekolah yang nyaris atap pelafonnya sudah hampir menimpanya, jika saja tidak disangga oleh beberapa bambu. Dinding pembatas antar kelasnya saja hanya dari triplek bekas yang sudah berlubang di sana-sini. Alhasil, berbagai bau sampah di sebelah sekolah masuk ke dalam ruang belajar.
Menurut bocah laki-laki yang ingin menjadi dokter itu, ruang kelasnya kerap kemasukan air bila hujan turun, pasalnya atap gedung sekolah yang dibangun sejak akhir tahun 70-an itu sudah tidak utuh lagi. Bukan hanya itu, Didik dan teman-temannya harus rela membaca buku pelajaran di luar halaman sekolah, lantaran gedung perpustakaan yang ada di sebelah kelasnya pelafonnya sudah menghakwatirkan.
Slamet Ashari, salah satu guru mengaku, pengajuan untuk merenovasi gedung memang sudah pernah ia ajukan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat. Tapi, sampai saat ini renovasi yang dijanjikan pihak pemerintah belum terealisasi. (amer)
http://www.dutamasyarakat.com/rubrik.php?id=26266&kat=Pendidikan
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,