JOMBANG - Momentum Maulid Nabi Muhammad SAW di Jombang kali ini berbeda. Ratusan masa dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Forum Umat Islam Peduli Syariah (FUIPS) menggelar aksi damai (19/3) kemarin.
Aksi yang dimulai sekitar pukul 08.00 itu, massa berjalan kaki disepanjang jalan Wachid Hasyim dan menuju dua kantor pemerintahan. Disepanjang jalan, massa juga melakukan orasi dan membagi-bagikan selebaran kepada sejumlah pengendara yang lewat.
Puluhan poster dan spanduk yang berisi kecaman terhadap kapitalisme global dan masalah-masalah yang melilit bangsa mewarnai aksi kali ini tak luput dari bawaan massa. Bahkan, sejumlah anak-anak dengan antusias menggelar beberapa poster yangmere tenteng.
Massa yang kebanyakan adalah kaum peremuan ini sempat menggelar orasi di Kantor Pemkab Jombnag, yang pagi itu tampak tak berpenghuni. Meski demikian, tak menghalangi para aktivis ini untuk meneriakkan masalah yang masih dihadapai masyarakat Jombang, yakni kemiskinan dan banyaknya pengangguran.
Tak hanya di pemkab saja, massa aksi yang juga melibatkan anak-anak ini juga membidik kantor DPRD setempat sebagai tempat untuk menampung orasi mereka. Dalam orasi yang dilakukan puluhan orator itu, rata-rata dari merek memblejeti habis pemerintahan. Banyaknya rakyat yang mati kelaparan, mahalnya biaya pendidikan dan penegakan syariah serta kepemimpinan khilafah menjadi isu sentral dalam aksi damai kali ini.
Dalam orasi itu, HTI dan FUIPS juga sempat membacakan pernyataan sikap serta desakan-desakan kepada pemerintah terkait pengangan masalah yang sedang dihadapi Bangsa Indonesia saat ini.
''Pmerintah harus segera bertindak untuk mengatasi angka kemiskinan yang terus meningkat. Kesejahteraan masyarakat adalah tanggung jawab pemerintah yang tak boleh diabaikan,'' teriak Sudar, koordnator aksi dari FUIPS.
Dia juga mendesak kepada DPRD setempat untuk segera turun tangan atas melambungnya harga sejumlah bahan pokok. Kenaikan harga yang saat ini, dirasa masyarakat sangat memberatkan. Sementara masyarakat sendiri tak mendapati penghasilan yang lebih.
''Hal ini memicu angka kriminalitas. Jika tak segera diatasi, niscaya penjara akan semakin penuh sesak oleh pelaku-pelaku kriminal,'' tegasnya.
Tak kalah pedas, HTI sendiri juga mengungkapkan banyaknya pejabat korupsi di negeri ini yang memicu kemiskinan bangsa. Sejumlah pejabat penegak hukum yang terlibat dalam kasus korupsi mencerminkan jika korupsi telah mengakar di negeri ini.
''Penegak hukum saja korupsi, bagaimana pemerintahannya. Usut tuntas semua kasus korupsi di negeri ini,'' tegas Fathoni, salah satu aktivis lainnya.
Aksi berakhir sekitar pukul 10.00 dan sejumlah massa kembali ke masjid Ar Raudloh, tempat dimana mereka berkumpul sebelumnya.(amer)
Aksi yang dimulai sekitar pukul 08.00 itu, massa berjalan kaki disepanjang jalan Wachid Hasyim dan menuju dua kantor pemerintahan. Disepanjang jalan, massa juga melakukan orasi dan membagi-bagikan selebaran kepada sejumlah pengendara yang lewat.
Puluhan poster dan spanduk yang berisi kecaman terhadap kapitalisme global dan masalah-masalah yang melilit bangsa mewarnai aksi kali ini tak luput dari bawaan massa. Bahkan, sejumlah anak-anak dengan antusias menggelar beberapa poster yangmere tenteng.
Massa yang kebanyakan adalah kaum peremuan ini sempat menggelar orasi di Kantor Pemkab Jombnag, yang pagi itu tampak tak berpenghuni. Meski demikian, tak menghalangi para aktivis ini untuk meneriakkan masalah yang masih dihadapai masyarakat Jombang, yakni kemiskinan dan banyaknya pengangguran.
Tak hanya di pemkab saja, massa aksi yang juga melibatkan anak-anak ini juga membidik kantor DPRD setempat sebagai tempat untuk menampung orasi mereka. Dalam orasi yang dilakukan puluhan orator itu, rata-rata dari merek memblejeti habis pemerintahan. Banyaknya rakyat yang mati kelaparan, mahalnya biaya pendidikan dan penegakan syariah serta kepemimpinan khilafah menjadi isu sentral dalam aksi damai kali ini.
Dalam orasi itu, HTI dan FUIPS juga sempat membacakan pernyataan sikap serta desakan-desakan kepada pemerintah terkait pengangan masalah yang sedang dihadapi Bangsa Indonesia saat ini.
''Pmerintah harus segera bertindak untuk mengatasi angka kemiskinan yang terus meningkat. Kesejahteraan masyarakat adalah tanggung jawab pemerintah yang tak boleh diabaikan,'' teriak Sudar, koordnator aksi dari FUIPS.
Dia juga mendesak kepada DPRD setempat untuk segera turun tangan atas melambungnya harga sejumlah bahan pokok. Kenaikan harga yang saat ini, dirasa masyarakat sangat memberatkan. Sementara masyarakat sendiri tak mendapati penghasilan yang lebih.
''Hal ini memicu angka kriminalitas. Jika tak segera diatasi, niscaya penjara akan semakin penuh sesak oleh pelaku-pelaku kriminal,'' tegasnya.
Tak kalah pedas, HTI sendiri juga mengungkapkan banyaknya pejabat korupsi di negeri ini yang memicu kemiskinan bangsa. Sejumlah pejabat penegak hukum yang terlibat dalam kasus korupsi mencerminkan jika korupsi telah mengakar di negeri ini.
''Penegak hukum saja korupsi, bagaimana pemerintahannya. Usut tuntas semua kasus korupsi di negeri ini,'' tegas Fathoni, salah satu aktivis lainnya.
Aksi berakhir sekitar pukul 10.00 dan sejumlah massa kembali ke masjid Ar Raudloh, tempat dimana mereka berkumpul sebelumnya.(amer)
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,