JOMBANG – Meski aksi borong yang dilakukan sejumlah pedagang minyak tanah (mitan) dari luar Jombang masih marak, namun Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) setempat masih belum melakukan langkah kongkrit. Penertiban pangkalan dan penjual Irex, juga masih dalam tahap rencana.Kepala Disperindagkop Kab Jombang, Jafar Jazuri mengatakan, pihaknya mengakui jika akhir-akhir ini marak aksi borong mitan yang dilakukan pengecer dari Mojokerto hingga Kediri itu makin mengkhawatrikan. Pihaknya berencana dalam waktu dekat akan menggelar sidak dan operasi di sejumlah pangkalan mitan dan Irex.
''Kita sudah mengagendakan penertiban itu, karena kita juga khawatir kalau nanti membuat masyarakat resah'' kata Jafar pada Duta di ruanganya.Dia mengatakan, aksi borong para pedagang dari luar kota ini dikhawatirkan dapat memicu kelangkaan mitan di Jombang, menyusul harga mitan di Jombang yang masih stabil. Sementara di Mojokerto dan Kediri, harga mitan mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
“Harga di Jombang masih sesuai dengan HET yaitu Rp 2660 perliter, tapi di dua daerah itu sudah naik hingga Rp 3.500 – Rp 4500 per liter,'' terangnya.
Ditambahkan Jafar, sejumlah pengecer di luar kota Jombang lebih memilih untuk membeli mitan di Jombang dengan kapasitas yang berlebih. Dengan dalih keuntungan yang lebih besar, pengecer rela 'kulakan' mitan meski menempuh jarak puluhan kilometer.
''Tapi kalau ini dibiarkan, maka stok mitan di Jombang akan kritis,'' tegasnya.Untuk itu kata dia, pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk mengamankan stok mitan di Jombang. Selain akan melakukan sidak dan pembatasan pembelian mitan di pangkalan, pihaknya juga akan menggelar penertiban di sejumlah pangkalan Irex (mitan yang dipakai campuran solar) yang jumlahnya ratusan itu.
''Karena pangkalan Irex menyedot stok mitan yang cukup besar. Dan penggunaannya bertentangan dengan yang disyaratkan terhadap penggunaan mitan bersubsidi itu,'' katanya.
Lebih jauh dia menegaskan, beberapa waktu yang lalu pihaknya telah menangkap salah satu pengecer yang kedapatan memborong mitan dalam jumlah ratusan liter. Sebuah pick up yang mengangkut puluhan jerigen itu ditangkap polisi saat melintas di jalan raya Kec Ngoro.
''Pelakunya adalah pengecer dari Sidoarjo. Dan kemungkinan oknum-oknum yang memanfaatkan mahalnya mitan diluar kota ini juga banyak jumlahnya,'' terangnya.
Anggota Komisi B (Perekonomian) DPRD Kab Jombang, Suwarto mengatakan, Disperindagkop harus cepat melakukan langkah antisipasi jika tak ingin mitan langka di Jombang. Selain itu menurutnya, pengawasan di masing-masing pangkalan mitan yang terdaftar juga perlu dilakukan.
''Jangan hanya sidak, Disperindagkop juga harus melakukan pengawasan secara rutin, hingga harga mitan di luar kota stabil,'' tegas anggota Fraksi PDIP itu.
Dikatakan dia, harga mitan yang mencapai Rp 2.500 per liter di Jombang, harus dipertahankan dengan upaya blokade pengecer luar kota.
“Kalau perlu, yang beli dipangkalan hanya orang-orang dari Jombang saja. Karena dari pertamina sendiri, hanya memberikan jatah sesuai dengan kebutuhan masyarakat Jombang saja,'' cetusnya.
Sementara Kasiono, salah satu pemilik mitan di Kec Mojoagung mengaku, sudah beberapa minggu ini pangkalan mitannya diserbu pedagang eceran dari luar kota. Alasannya sama, karena dari kota asal, harga mitan jauh lebih mahal dari harga di pangkalannya.
“Rata-rata alasan mereka sama, karena kondisinya memang demikian,” kata Kasiono.
Kondisi ini tentu saja membuatnya sedikit kerepotan. Pasalnya, jumlah mitan yang diminta pembeli ini tak sesuai dengan jumlah stok yang diberikan pertamina. Apalagi, ia harus memikirkan pembeli yang berasal dari Kota Jombang sendiri.
“Rata-rata pembeli mintanya 100 liter. Tapi saya harus pandai-pandai mengatur untuk yang lainnya, biar masyarakat sini tetep kebagian” tukasnya.
Ia menyebut, sejak para pengecer mitan luar kota membanjiri pangkalannya, sehari ia bisa menghabiskan 3.600 liter. Padahal, pasokan dari pertamina hanya 5.000 liter untuk kebutuhan selama 15 hari saja.
“Kita tetap sisakan, karena kalau tak ada mitan yang dijual, kita juga kebingungan” pungkasnya.(amer).
''Kita sudah mengagendakan penertiban itu, karena kita juga khawatir kalau nanti membuat masyarakat resah'' kata Jafar pada Duta di ruanganya.Dia mengatakan, aksi borong para pedagang dari luar kota ini dikhawatirkan dapat memicu kelangkaan mitan di Jombang, menyusul harga mitan di Jombang yang masih stabil. Sementara di Mojokerto dan Kediri, harga mitan mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
“Harga di Jombang masih sesuai dengan HET yaitu Rp 2660 perliter, tapi di dua daerah itu sudah naik hingga Rp 3.500 – Rp 4500 per liter,'' terangnya.
Ditambahkan Jafar, sejumlah pengecer di luar kota Jombang lebih memilih untuk membeli mitan di Jombang dengan kapasitas yang berlebih. Dengan dalih keuntungan yang lebih besar, pengecer rela 'kulakan' mitan meski menempuh jarak puluhan kilometer.
''Tapi kalau ini dibiarkan, maka stok mitan di Jombang akan kritis,'' tegasnya.Untuk itu kata dia, pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk mengamankan stok mitan di Jombang. Selain akan melakukan sidak dan pembatasan pembelian mitan di pangkalan, pihaknya juga akan menggelar penertiban di sejumlah pangkalan Irex (mitan yang dipakai campuran solar) yang jumlahnya ratusan itu.
''Karena pangkalan Irex menyedot stok mitan yang cukup besar. Dan penggunaannya bertentangan dengan yang disyaratkan terhadap penggunaan mitan bersubsidi itu,'' katanya.
Lebih jauh dia menegaskan, beberapa waktu yang lalu pihaknya telah menangkap salah satu pengecer yang kedapatan memborong mitan dalam jumlah ratusan liter. Sebuah pick up yang mengangkut puluhan jerigen itu ditangkap polisi saat melintas di jalan raya Kec Ngoro.
''Pelakunya adalah pengecer dari Sidoarjo. Dan kemungkinan oknum-oknum yang memanfaatkan mahalnya mitan diluar kota ini juga banyak jumlahnya,'' terangnya.
Anggota Komisi B (Perekonomian) DPRD Kab Jombang, Suwarto mengatakan, Disperindagkop harus cepat melakukan langkah antisipasi jika tak ingin mitan langka di Jombang. Selain itu menurutnya, pengawasan di masing-masing pangkalan mitan yang terdaftar juga perlu dilakukan.
''Jangan hanya sidak, Disperindagkop juga harus melakukan pengawasan secara rutin, hingga harga mitan di luar kota stabil,'' tegas anggota Fraksi PDIP itu.
Dikatakan dia, harga mitan yang mencapai Rp 2.500 per liter di Jombang, harus dipertahankan dengan upaya blokade pengecer luar kota.
“Kalau perlu, yang beli dipangkalan hanya orang-orang dari Jombang saja. Karena dari pertamina sendiri, hanya memberikan jatah sesuai dengan kebutuhan masyarakat Jombang saja,'' cetusnya.
Sementara Kasiono, salah satu pemilik mitan di Kec Mojoagung mengaku, sudah beberapa minggu ini pangkalan mitannya diserbu pedagang eceran dari luar kota. Alasannya sama, karena dari kota asal, harga mitan jauh lebih mahal dari harga di pangkalannya.
“Rata-rata alasan mereka sama, karena kondisinya memang demikian,” kata Kasiono.
Kondisi ini tentu saja membuatnya sedikit kerepotan. Pasalnya, jumlah mitan yang diminta pembeli ini tak sesuai dengan jumlah stok yang diberikan pertamina. Apalagi, ia harus memikirkan pembeli yang berasal dari Kota Jombang sendiri.
“Rata-rata pembeli mintanya 100 liter. Tapi saya harus pandai-pandai mengatur untuk yang lainnya, biar masyarakat sini tetep kebagian” tukasnya.
Ia menyebut, sejak para pengecer mitan luar kota membanjiri pangkalannya, sehari ia bisa menghabiskan 3.600 liter. Padahal, pasokan dari pertamina hanya 5.000 liter untuk kebutuhan selama 15 hari saja.
“Kita tetap sisakan, karena kalau tak ada mitan yang dijual, kita juga kebingungan” pungkasnya.(amer).
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,