Kehebohan novel dan film Ayat-Ayat Cinta (AAC) tidak membuat Kang Abik besar kepala. Dia mengaku belum puas dengan hasil karyanya itu. Demikian pula karya filmnya yang dibesut sutradara Hanung Bramantyo.
"Ada beberapa pesan dalam novel yang tidak muncul di film," katanya ketika ditanya alasan merasa tidak puas. "Saya juga merasa ada beberapa pemain yang kurang pas memerankan karakter. Sebab, setelah saya tanya, ternyata belum pernah membaca novelnya," lanjutnya.
Ganjalan serupa dia rasakan saat membaca kembali novelnya. Bahkan, Kang Abik sangat ingin mengoreksi bagian-bagian dalam novel dengan setting cerita di Mesir itu.
"Kalau ditanya puas atau tidak, saya jawab belum. Saya justru ingin memberedeli novel ini dan menyempurnakan," ujar Kang Abik.
Menurut dia, banyak desakan dari pembaca yang ingin mengetahui kelanjutan cerita di novel dengan tokoh Fahri dan Aisha itu. "Banyak yang meminta saya menulis kelanjutannya dan membawa sosok Fahri ke Indonesia sehingga tidak mengawang-awang di Mesir," tuturnya.
Dia sedikit membocorkan novel barunya itu. Alur akan dimulai saat Fahri membawa istrinya, Aisha, pulang kampung. Fahri mengajak sang istri hidup di kampung dan tinggal di rumah berdinding bambu.
Bahkan, untuk buang hajat, Aisha harus menggali tanah di belakang rumah. "Cerita selanjutnya si Aisha tidak bisa tidur karena ghedeg (dinding bambu, Red) rumah suaminya jarang-jarang dan banyak nyamuk lagi," ceritanya.
Kang Abik mengungkapkan, karyanya itu bukan sesuatu yang luar biasa. Dia mengatakan, semua orang bisa berkarya seperti dirinya. Bahkan, bisa melebihi karya yang dihasilkannya.
"Asal mau mencoba dan nggak takut mencoba, bisa menghasilkan karya yang baik. Kalau para mahasiswa terus bisa berkarya, Indonesia akan maju," tuturnya.
Menurut dia, dengan menulis novel, orang bisa menuangkan ide maupun pesan yang akan disampaikan. Pesan itu, lanjut dia, dapat memberikan manfaat bagi para pembaca sehingga bisa menjadi benteng moral yang kuat dalam menghadapi perkembangan dunia.
Karena itu, cinta dalam novel-novelnya bukan sekadar cinta. "Cinta hanyalah kemasan agar kisah dalam buku ini menjadi indah (menarik, Red)," tegasnya. (ami/syukron muttaqien/jpnn/ib/Jawaposgroup)
"Ada beberapa pesan dalam novel yang tidak muncul di film," katanya ketika ditanya alasan merasa tidak puas. "Saya juga merasa ada beberapa pemain yang kurang pas memerankan karakter. Sebab, setelah saya tanya, ternyata belum pernah membaca novelnya," lanjutnya.
Ganjalan serupa dia rasakan saat membaca kembali novelnya. Bahkan, Kang Abik sangat ingin mengoreksi bagian-bagian dalam novel dengan setting cerita di Mesir itu.
"Kalau ditanya puas atau tidak, saya jawab belum. Saya justru ingin memberedeli novel ini dan menyempurnakan," ujar Kang Abik.
Menurut dia, banyak desakan dari pembaca yang ingin mengetahui kelanjutan cerita di novel dengan tokoh Fahri dan Aisha itu. "Banyak yang meminta saya menulis kelanjutannya dan membawa sosok Fahri ke Indonesia sehingga tidak mengawang-awang di Mesir," tuturnya.
Dia sedikit membocorkan novel barunya itu. Alur akan dimulai saat Fahri membawa istrinya, Aisha, pulang kampung. Fahri mengajak sang istri hidup di kampung dan tinggal di rumah berdinding bambu.
Bahkan, untuk buang hajat, Aisha harus menggali tanah di belakang rumah. "Cerita selanjutnya si Aisha tidak bisa tidur karena ghedeg (dinding bambu, Red) rumah suaminya jarang-jarang dan banyak nyamuk lagi," ceritanya.
Kang Abik mengungkapkan, karyanya itu bukan sesuatu yang luar biasa. Dia mengatakan, semua orang bisa berkarya seperti dirinya. Bahkan, bisa melebihi karya yang dihasilkannya.
"Asal mau mencoba dan nggak takut mencoba, bisa menghasilkan karya yang baik. Kalau para mahasiswa terus bisa berkarya, Indonesia akan maju," tuturnya.
Menurut dia, dengan menulis novel, orang bisa menuangkan ide maupun pesan yang akan disampaikan. Pesan itu, lanjut dia, dapat memberikan manfaat bagi para pembaca sehingga bisa menjadi benteng moral yang kuat dalam menghadapi perkembangan dunia.
Karena itu, cinta dalam novel-novelnya bukan sekadar cinta. "Cinta hanyalah kemasan agar kisah dalam buku ini menjadi indah (menarik, Red)," tegasnya. (ami/syukron muttaqien/jpnn/ib/Jawaposgroup)
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,