Langsung ke konten utama

Bencana Banjir Kembali Landa Jombang


Bencana Banjir Kembali Landa Jombang

JOMBANG (DUTA) – Hujan deras yang terjadi sejak malam kemarin (10/03), membuat sejumlah daerah di Kabupaten Jombang tergenang. Kali ini, sedikitnya lima desa di Kecamatan Mojoagung terpaksa berhenti berkatifitas, lantaran luapan air Kali Gunting yang terletak di sebelah barat desa menggenagi perkampungan warga.
Banjir yang terjadi di kawasan timur Kabupaten Jombang itu terjadi di Desa Kebon Dalem, Betek, Balong Pinang serta Desa Mancilan dan Karo Belah. Setidaknya 600 rumah dan puluhan hektar sawah juga sempat tegenang air kali yang meluap itu.
Di Kebon Dalem, Betek, Balong Pinang, debit air yang menggenagi tiga desa tersebut tidak begitu parah, lantaran sejak jam enam pagi air yang sempat menggenagi beberapa jalan sudah mulai surut.
Sularsih, (32) warga desa Betek mengaku, jika guyuran hujan dan luapan air Kali Gunting yang berada di sebelah barat perkampungan desanya tersebut, sempat mencapai setinggi mata kaki. Debit air hujan dan luapan sungai menyebabkan genangan-genangan di sepanjang jalanan desa Betek sempat tidak terlihat.

Sekitar jam 12 malam air sungai itu masuk ke rumah kami, tapi selang dua jam sudah surut,”katanya sembari menuding mata kakinya.
Sedang di desa Mancilan, ketinggian air juga tidak cukup tinggi. Hanya saja genangan-genangan air juga tampak di sepanjang jalan-jalan desa.
Menurut Sutikno (38), salah seorang warga Desa Mancilan, mengatakan, banjir yang terjadi di Kec Mojoagung itu merupakan banjir yang ke dua kalinya setelah dua bulan kemarin juga terjadi banjir. Menurutnya, banjir tersebut lebih diakibatkan oleh daya tampung sungai yang tidak mampu menahan debit air.

Y disini sering banjir mas, bulan Januari kemarin desa saya juga sempat terendam sedalam 1m,” terangnya.
Banjir yang juga sempat melanda desa Mancilan itu, menurut Sutikno, selain diakibatkan oleh luapan air Kali Gunting juga disebabkan oleh struktur tanah yang agak rendah. Menurut dia, curah hujan yang deras juga sering kali menyebabkan beberapa genangan di desa tersebut muncul.

Desa kami memang mempunyai struktur tanah yang agak rendah, kalau hujannya deras, rumah kami pasti tergenang,” ujar Sutikno.
Selain di Desa Mancilan, bencana banjir yang paling parah juga terjadi di Desa Karu Belah sedikitnya satu Sekolah Dasar serta beberapa tempat peribadatan juga tak luput dari genangan air luapan Kali Gunting. Guyuran hujan yang berlangsung selama 12 jam di desa tersebut juga sempat menambah ketinggian debit air. Akibatnya, banjir yang melanda Desa Karu Belah itu bertambah menjadi 50 cm.
Menurut Ahmad, salah seorang warga Desa Karo Belah juga mengaku, bahwa banjir kiriman dari sungai yang mengalir di sebelah barat desa tersebut merupakan kejadian yang ketiga kalinya sejak awal bulan tahun 2008 ini.
Bapak tiga anak itu juga mengatakan, ketinggian air yang mencapai dada orang dewasa itu lebih dikarenakan oleh guyuran hujan yang terjadi hampir separuh hari itu. Aliran sungai yang berada disebelah barat rumahnya, menurut Ahmad, tidak begitu berpotensi banjir.

Bulan kemarin juga sempat banjir, namun tidak separah hari ini. Sejak jam 12 malam kampung kami sudah tergenang,” katanya.
Banjir langganan yang hampir terjadi setiap bulan di desa paling utara di Kec Mojoagung itu, memang sering merepotkan warga sekitar. Disamping menggangu aktivitas warga, banjir tersebut juga menyebabkan proses belajar mengajar di SDN Karo Belah terhenti.
Sutikah (37), Kepala Sekolah SDN Karo Belah, saat di konfirmasi mengatakan, diliburkannya kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut dikarenakan tidak efektif. Lantaran banjir yang sudah menggenai fasilitas-fasilitas sekolah membuat para siswa tidak akan konsentrasi dalam menerima pembelajaran.

Namanya anak-anak kalau ada air ya pasti seneng bermain dari pada belajar,” tandasnya.
Dikatakan Sutikah, pilihan untuk meliburkan sekolah tersebut juga dikarenakan sebagian tenaga pengajar banyak yang tinggal dari luar desa. Apalagi, jalan penghubung antar desa diwilayah tersebut masih tergenangi air.

Setiap kali dalam setahun, setidaknya setiap turun hujan deras, sekolahan kita selalu tergenang,” tandas Ibu berkerudung itu.

Jembatan Penghubung Antar Desapun Terputus.

Derasnya aliran sungai, juga mengakibatkan satu jembatan yang ada di Dusun Ngingas Desa Karang Winongan terputus. Akibatnya, jalan yang menghubungkan Dusun Ngigas, Karang Winongan dengan sejumlah desa yang ada di Mojoagung itu tidak bisa di lewati oleh kendaraan.
Ambrolnya jembatan penghubung antar desa itu juga mengakibatkan dua orang luka-luka. Dua orang tersebut bernama Roikah (31) dan Juwariyah (33). Kedua ibu tersebut sebelumnya sempat terpelanting ke dalam sungai yang hendak pergi ke pasar untuk menjajankan dagangannya. Beruntung, salah satu warga sempat mengetahui kejadian tersebut dan akhirnya menolongnya.
Menurut Sukadi (60), salah satu saksi mata, mengatakan, sekitar jam 3 dini hari dengan mengendarai motor, kedua ibu tersebut melintas diatas jembatan itu. Namun, imbuh Sodikin, entah karena apa nasib naas yang menimpa kedua ibu-ibu tersebut pun terjadi. Jalan yang di lalui oleh kedua korban tersebut langsung ambrol.

Saat melintas kedunya sempat menyapa saya, selang beberapa detik, jembatan tersebut ambrol, sepeda motornya pun ikut jatuh kesungai”akunya.
Pengajuan renovasi jembatan utama penghubung desa karang winongan dengan Mojolegi itu sebenarnya sudah diajukan ke Dinas Prasarana Jalan (prasjal) sejak tahun 1995. Namun, sampai detik ini dinas yang mengurusi pembangunan jalan tersebut belum meresponnya.

Saya harap kepada pemerintah agar secepatnya bertindak, supaya perekonomian masyarakat ini tidak terganggu,”pungkas Zaini, Kepala Desa karang Winongan itu.
Dari pantauan Duta, kedua korban yang jatuh ke sungai tersebut yang paling parah adalah Ibu Juwariyah, menurut beberapa saksi, Bu Juwariyah yang sempat jatuh ke sungai tersebut sempat terpelanting ke pinggir sungai Jembatan yang dibangun sejak tahun 1984 itu, sedangkan Bu roikah sempat tersangkut di atas bebatuan bersama sepeda motornya.
Kedua korban tersebut sekarang di rawat di Puskesmas Rawat Inap, Desa Miagan Kec Mojoagung, Jombang. Keduanya mengalami luka lecet si bagian pelipis dan kaki serta jari kelingkingnya mengalami patah tulang.(ami).

Komentar

  1. saya mahasiswa teknik pengairan UB, mau buat skripsi tentang kali gunting. blognya cukup membantu, terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Mo Komentar Disini Bos,,,

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.