Dua Korban Ryan, Berangkat Ke Pusara
JOMBANG – Ledakan tangis histeris dari dua tempat korban Very Idam Henyansyah alias Ryan (30), yakni Zainul Abidin alias Zaki (21) dan Agutinus Fitri Setiawan alias Wawan (28), muncul dari rumah duka, di gang kecil, saat mengiringi pemakaman dua jenazah menuju pusara, kemarin.
Keberadaan dua rumah duka korban Ryan ini, yang sama-sama mempunyai ukuran 36 ini, berubah seketika saat prosesi peyerahan jenazah. Pihak petugas yang ikut mengawal jenazah pun sempat dibuat repot saat menurunkan jenazah dari mobil, lantaran kelurga korban sudah tak kuasa menahan tangis sembari menarik peti mati.
Beberapa pelayatpun tercengang berjajar, di antara gang sempit yang hanya bisa di lalui motor itu. Meski deretan kursi sudah sejak pagi disiapkan oleh pihak perangkat desa yang ikut membantu proses pemakaman kedua jenazah. Namun, setidaknya gang sempit itu menjadi satu saksi tersendiri dari pemakaman kedua korban sang pria gemulai asal Maijo itu.
Jenazah Zainul Abidin alias Zaki, yang tiba lebih dulu di rumah duka, di Dusun Dapurno Desa Dapurkejambon, Jombang, pada pukul 11.45 Wib. Langsung disambut dengan tangis histeris keluarga korban.
Ayah Zaki, yakni Masykur (43), tampak tak kuasa menahan tangis, meski ia berusaha dengan tegar mengikhlaskan kepergian anak laki-laki satu-satunya itu. Sementara Ibu Zaki, Siti Afiatun Munjidah (32) dan Adik kandung Zaki, Nur Roichana Zulfa (13), tampak shock saat peti jenazah, tulang punggung keluarga itu, di masukkan ke dalam rumah.
Usai menggelar sholat Ghoib dan tahlil, Adik kandung Zakipun kembali tak kuasa menahan tangis dan kekecewaannnya atas kepergian kakak kandungnya yang tak wajar itu. Bahkan, beberapa kali siswi kelas 1 SMP swasta di Jombang ini, sempat tak sadarkan diri saat kedua orang tua Zaki tak mampu membendung air mata yang jatuh di atas peti yang diletakkan di dalam ruang tamu di rumah duka.
Bukan hanya keluarga Zaki saja, tangis tetanga dekat kaluarga Zaki pun semakin histeris, saat adik kandung Zaki berusaha membuka peti mati, sebelum akhirnya tindakan tersebut dicegah oleh beberapa warga yang ikut melayat. "Mas, adik ikut mas, adik ikut,” tangis rintih adik kandung Zaki, yang tak merelakan kepergian kakak yang ia sayangi itu.
“Kasihan, anak sebaik Zaki, harus meninggal dengan cara seperti itu, benar-benar sadis Ryan itu, pantasnya ya, Ryan, di hukum mati saja, biar setimpal,” cetus Sumirah (30), tetangga Zaki, saat melayat ke rumah duka.
Sebelum diberangkatkan ke TPU, jenazah mantan penyiar salah satu radio swasta ini dibawa ke Masjid Agung Desa Dapurno, Dapurkejambon Jombang untuk di Sholati usai Sholat Jum'at. Saat melepas kepergian Zaki, salah satu imam masjid memberikan ceramah kepada jama'ahnya agar senantiasa memaafkan segala kesalahan Zaki di waktu masa hidupnya. Selang kemudian, Gema takbir yang berkumandang pun larut dalam keharuan megiringi jenazah Zaki menuju ke TPU.
Usai dimakamkan, Shobirin paman Zaki mewakili pihak keluarga kepada wartawan menegaskan, keluarga Zaki menyerahkan sepenuhnya penanganan hukum kepada kepolisian.
“Apapun vonis yang akan dijatuhkan kepada Ryan, keluarga Insyaallah siap menerima. Kita sudah ihlas dan sama sekali tidak dendam,” ujar Shobirin.
Dikatakan Shobirin, Zaki mulai meninggalkan rumah pada 7 Januari 2008 dan tidak kembali lagi ke orang tuanya. Ia diketahui pergi begitu saja setelah menerima telepon dari seseorang. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menemukan Zaki namun hasilnya tetap saja nihil.
“Terima kasih kepada kepolisian dan media massa yang telah mengungkap kasus ini. Atas jasa mereka, keberadaan Zaki akhirnya bisa ditemukan,” ujar Shobirin usai pemakaman, sembari tak kuasa menahan tangisnya.
Seragam Paskibraka
Sementara, jenazah korban pembunuhan berantai lainnya yang juga di makamkan hari ini, yakni Agustinus Fitri Setiawan (28) warga jl Dr Soetomo Jombang, akhirnya tiba di rumah duka pada pukul 12.00 Wib.
Tepat pukul 12.00 jenazah Agustinus tiba dirumah duka di Jalan Dr Soetomo Jombang dengan diantar oleh beberapa petugas dari Polda Jatim. Suasana yang semula hening berubah menjadi gaduh oleh isak keluarga dan kerabat korban yang telah menunggu sejak pagi.
Hal yang berbeda dari prosesi pemakaman Zaki, yang peti matinya tak dibuka. Sebelum diberangkatkan ke Pemakaman Kristen di Desa Parimono Kecamatan Jombang, keluarga Agustinus F Setiawan, terlebih dahulu menggelar kebaktian singkat di rumah duka dengan membuka peti jenazah guna mendapat salam terakhir dari para peziarah.
Jenazah Agustinus juga di pasangi seragam pasukan pengibar bendera (Paskibraka) berwarna putih ditempelkan di atas mayat yang sudah menjadi tengkorak itu. Seragam mendiang Agustinus yang sebelumnya pernah menjadi pasukan Paskibraka ini, dilakukan oleh pihak kepolisian atas permintaan ibundanya Lilik Kastumi (45).
“Sebab ini seragam yang pernah di banggakan anak saya, saya pingin ia membawa seragam itu,” ujar Lilik, sembari tak kuasa menahan air matanya.
Saat dimakamkan, di Pemakaman Kristen di Desa Parimono Kecamatan Jombang, beberapa teman Paskibraka dari Kelompok Pakribaka Indonesia (KPI) Kab Jombang, turut ikut memberikan pernghormatan terakhir di pusara. Prkatis, hal ini membuat Ibu kandung Agustinus, tak kuasa menahan air matanya, lantaran teringat dengan anaknya.
Sekedar catatan, Agustinus dinyatakan hilang sejak Juni 2007. Informasi terakhir yang diterima Lilik dan suaminya, Setyo Atmoko (55) saat itu, anaknya bekerja di sebuah balai pengobatan. Ia begitu saja hilang tanpa ada tanda-tanda keberadaannya. Upaya pencarian yang dilakukan keluarga tidak mendapatkan hasil apapun sampai akhirnya kasus Ryan terungkap.(ami)
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,