Langsung ke konten utama

Sempat Terganjal, Ka-Ji Taklukkan Jombang

JOMBANG – Kendati kampanye kandidat calon gubernur jatim Kofifah Indar Parawansa, dan Mudjiono, (Ka-Ji) nyaris di bubarkan oleh KPU dan Panwas Jombang, dengan alasan belum mengantongi ijin dari Polres. Namun, agenda hari ke lima kampanye pasangan tersebut mampu menaklukkan ribuan massa yang hadir di alun-alun kota setempat.

Tidak tanggung-tanggung, ribuan massa yang terdiri dari kaum perempuan yang tercatat sebagai pendukung Ka-JI ini, sekaligus mampu menaklukkan 'kengototan' Panwas dan KPUD Jombang, yang sebelumnya bakal mengancam akan membubarkan kampanye calon gubernur yang diusung gabungan partai Koalisi Jatim Bangkit (KJB) ini.

Sebelumnya, Pihak KPUD dan Panwas Kabupaten Jombang, sempat ngotot jika Tim kampanye pasangan Khofifah Indar Parawansa-Mujiono (Kaji) melakukan pelanggaran kampanye di kabupaten Jombang. Tim kampanye Ka-Ji diduga melakukan pelanggaran karena menggelar kampanye tanpa mengantongi ijin dari Polres setempat. Akibatnya, keberangkatan rombongan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan era Gus Dur ini, sempat tertunda beberapa jam di Ponpes Al-Latifiyah I, Desa Tambak Beras, Jombang.

“Kita masih melakukan klarifikasi kepada pihak KPUD Kabupaten Jombang dan Panwas, sebab, kami mendengar, ada kabar kalau kampanye Bu Khofifah ini tidak mengantongi ijin,” kata Silahuddin Ashari, Ketua DPC PPP Jombang, yang juga tim pemenangan Ka-JI, saat konferensi perss, kemarin.

Dikatakan dia, bahwa ancaman KPUD melarang Tim Ka-Ji berkampanye di Kabupaten Jombang, sebenarnya sangat berbau diskriminasi. Pasalnya, ia mangaku bahwa ijin kepada pihak Polda Jatim sudah ia lakukan tiga hari sebelum acara dilangsungkan.

“Kita akan tetap melakukan kampanye ini, karena semua sayarat-syarat yang sudah ditetapkan oleh KPUD dan panwas sudah kami lalui, bahkan, kita sudah mengatakan akan melakukan berbagai rangkaian kegiatan kampanye Ka-Ji di Jombang,” terangya.

Kendati demikian, acara kampanye Kofifah Indar Parawansa tetap berjalan dengan lancar meski terlambat selam dua jam dari acar sebelumnya. Dengan dikawal ribuan santri dan sejumlah kiyai. Kofifah tampak asik menyapa ribuan pengguna jalan dengan berdiri di atas mobil dengan kap terbuka.

Perjalanan, yang memakan dua menit melintas di Jl Wahab Chasbulloh menuju Alun-alun Kota Jombang ini, mengundang gemuruh warga kota santri yang ingin menyaksikan dari dekat kandidat Calon Gubernur Jatim dari kaum perempuan ini. “Bu Khofifah..Bu Khofifah..,” teriak para warga yang berjejer di pinggir jalan, sembari mengacungkan jari telunjuk menandakan angka Satu nomor urut pasangan Ka-Ji ini.

Sambutan pun semakin lantang saat puluhan rombongan kendaraan KaJi melintasi Jl A Yani Jombang. Ditambah lagi, dengan kehadiran Dewi Yull, salah satu artis papan atas yang masih tenar ini, terlihat antusias menyapa para warga.

Riuh ribuan konstituen Ka-Ji yang tumpah ruah di alun-alun Jombang Kota ini pun bergulir, saat Ka-Ji memasuki areal Alun-alun Kota Jombang ini. Diatas panggung, Khofifah dan Dewi seakan tanpa lelah menyambut ribuan konstituen Kaji ini yang sempat menunggu kehadiran Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini, yang sempat molor selama dua jam dari jadwal yang sudah ditetapkan itu.

Dalam kesempatan tersebut, artis ibu kota Dewi Yull, yang ikut mengaampanyekan Khofifah Indar Parawansa ini, mengatakan bahwa pilihan harus tetap satu dengan disertai keyakinan pada 23 Juli mendatang agar masyarakat Jawa Timur memilih Kaji. "Ratu Jawa Timur tetap ibu Khofifah, biarpun sempat ada pencekalan, satu tekad tetap maju dan coblos nomor satu Ka-Ji Manteb," seru Dewi.

Dewi Yull yang juga menyanyikan lagu Munajat Cinta dari The Rock untuk mengawali lagunya menyapa masyarakat Jombang, meski syairnya sedikit diubah.

"Tuhan kirimkanlah kami, pemimpin yang baik hati, yang mencintai kami, ibu Khofifah," lantun Dewi Yull bersama-sama dengan Khofifah menyanyikan lagu tersebut.

Senada dalam kesempatan tersebut, Ketua DPC PPP Jombang, KH Sillahuddin Ashari, mengatakan bahwa, kedatangan Khofifah di Jombang yang sempat memunculkan berbagai ancaman, akhirnya bisa tercapai.

“Alhamdulillah, Bu Khofifah bisa hadir di hadapan saudara-saudara sekalian, meski sempat di 'Dholimi',” teriak Gus Adi, panggilan akrabnya, di hadapan ribuan pendukung Ka-Ji, kemarin, dengan diiringi sahutan gemuruh ribuan ibu-ibu yang hadir dari pelosok-pelosok kecamatan di Jombang itu.

Sementara Khofifah saat memberikan sambutan, mengiginkan semua warga Jombang berjuang bersama-sama untuk memenagkan Ka-Ji pada tanggal 23 juli mendatang. Dikatakan dia, masalah pengangguran di Jombang khususnya di Jatim selakaynya pula harus di sudahi.

"Kalau masih ada penagguran, dan kemiskinan, kita harus berjuang bersama-sama, melakukan sebuah gerakan perubahan, agar masyarakat bisa tentram dan sejahtera bersama," kata Khofifah di atas panggung, sembari di sambut ribuan warga Jombang. "Kalau belum Ka-Ji, (plesetan Haji) tetap belum Manteb," gemuruh ribuan warga tersebut.

Jombang terkenal dengan pertanian, karena sebagian besar masyarakat Jatim hidup dari sektor agraria ini. Begitu juga dengan pengangguran, perlu segera dientas dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan, seluas-luasnya.

“Semuanya harus mempunyai kesempatan berkarya tanpa terkecuali. Bahkan saya berpikir, jika nanti saya terpilih, harus ada kesempatan bagi mereka yang muda baik dari mahasiswa agar menjadi Jubir gubernur, sehingga ada jembatan antara rakyat dan pimpinan,” katanya.(amir)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

Ledakan Tangis Pecah Digang Kecil

Dua Korban Ryan, Berangkat Ke Pusara JOMBANG – Ledakan tangis histeris dari dua tempat korban Very Idam Henyansyah alias Ryan (30), yakni Zainul Abidin alias Zaki (21) dan Agutinus Fitri Setiawan alias Wawan (28), muncul dari rumah duka, di gang kecil, saat mengiringi pemakaman dua jenazah menuju pusara, kemarin. Keberadaan dua rumah duka korban Ryan ini, yang sama-sama mempunyai ukuran 36 ini, berubah seketika saat prosesi peyerahan jenazah. Pihak petugas yang ikut mengawal jenazah pun sempat dibuat repot saat menurunkan jenazah dari mobil, lantaran kelurga korban sudah tak kuasa menahan tangis sembari menarik peti mati. Beberapa pelayatpun tercengang berjajar, di antara gang sempit yang hanya bisa di lalui motor itu. Meski deretan kursi sudah sejak pagi disiapkan oleh pihak perangkat desa yang ikut membantu proses pemakaman kedua jenazah. Namun, setidaknya gang sempit itu menjadi satu saksi tersendiri dari pemakaman kedua korban sang pria gemulai asal Maijo itu. Jenazah Zainul Abidi...