Langsung ke konten utama

Mega Datang, Copet Berkeliaran

HP Tiga Wartawan Televisi Nasional Amblas Dikampanye Cagub dan Cabup PDI-P

JOMBANG - Kedatangan Megawati dalam gelaran kampanye kandidat Gubernur Jatim dan kandidat Bupati Jombang (SR-ToNo) dari PDI-P, di Alon-alun Kota Jombang, Selasa (15/17/2008) kemarin. Teryata membuat sejumlah copet nekad berkeliaran.

Tak tanggung-tanggung, sejumlah telpon genggam milik tiga wartawan televisi nasional dan sejumlah protokoler mantan presiden ke lima Republik Indonesia ini, juga tak luput dari incaran para copet yang sengaja memanfaatkan momen keramaian itu.


Beruntung aksi sang copet ini berjalan dengan mulus, meski penjagaan ketat aparat kepolisian Kab Jombang beserta sejumlah Pasukan Pengawal Presiden tak sempat memergoki pelaku tersebut.

“Waduh HP ku amblas, mana banyak nomor-nomor penting lagi,” aku salah satu wartawan Indosiar, kemarin, sembari memasang raut pucat usai mengambil gambar Megawati saat berkampanye di atas panggung.

Menurut pengakuannnya, insiden tersebut terjadi sekitar pukul 16.00 Wib, saat sejumlah wartawan ikut berdesak-desakan bersamaan dengan sejumlah simpatisan PDI-P menyambut kedatangan anak Proklamator Indonesia naik di atas panggung untuk berkampanye.

Saat sejumlah wartawan hendak mengambil gambar dan terlibat desak-desakan dengan sejumlah paspampres yang mengawal Mega dan para satgas PDI-P, tanpa sadar telfon genggam wartawan televisi nasional tersebut amblas di patok copet. Padahal, ia juga mengaku jika HP tersebut sudah ia masukkan ke dalam tas ransel.

“Iya, HP saya juga amblas, mana HP itu sangat penting, dan nomornya sudah tersebar kemana-mana,” timpal Nurul, wartawan SCTV, yang mengaku juga kelhilangan telfon genggam setelah mengambil gambar. “Uuhh..apes-apess,” imbuh dia.

Bukan hanya dua wartawan itu saja, H. Umar, wartawan TVOne juga mengaku telah kecopetan saat berada di atas panggung. Padahal saat ia mengambil gambar di atas panggung tidak ada satupun orang luar (simpatisan PDI-P) yang berada di atas bersama-sama wartawan.

“Aneh, masak semunya juga kehilangan HP, berarti sama dong ? HP saya, juga nggak karuan juga,” ujar Umar. “Wah,,kayaknya kita senasib ini, HP ku juga amblas mas, bersamaan dengan HP temen-temen wartawan TV saat berada di atas panggung tadi,” serobot Prapto salah satu pengurus teras PDI-P, yang ikut hadir dalam acara Road Show Megawati di Jombang, kemarin.(amir)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.