“SAYA sama suami kalau pulang sampai di rumah pukul 7 dan 8 malam, juga mandi di kamar mandi belakang. Saya tidak takut waktu itu,” ujar Siatun yang juga heran tidak mencium bau busuk mayat walau temuan polisi menunjukkan bahwa mayat korban anaknya dikubur tak terlalu dalam.
Dalam wawancara telepon dengan TV One tadi malam (30/7), Siatun kembali menceritakan bahwa anaknya itu pernah punya sering bicara sendiri dan pemarah saat kelas III SMP. “Ini rahasia dia ya sebenarnya, dia itu pernah sering menyendiri dalam kamar, bicara sendiri, dan kalau marah tak terkendali,” ujarnya.
Namun, sejak beteman dengan Irsyad, menurut Siatun, semangat hidup Ryan kembali bangkt. Sejak bergaul dengan Irsyad, Ryan kemudian ikut senam asmpai jadi instruktur senam, selain juga guru ngaji di Masjid Baiturrahman di dekat rumahnya.
“Namun sejak ditinggal menikah oleh Irsyad, Ryan jadi berubah seperti semula,” ujar Siatun.
Waktu itu, menurut Siatun, di belakang rumah ada kolam lele. Ryan sering mengambil bakul berisi nasi (bukan nasi sisa) lalu dicampur air untuk dimasukkan kolam lele. Kalau dilarang, dia marah-marah, bahkan nasi di bakul dia lemparkan.
Namun demikian, Siatun mengaku sama sekali tak tahu-menahu kalau Ryan menjadi pembunuh sadis dan menguburkan korban-korbannya di belakang rumah.
Irsyad sendiri yang oleh polisi sempat dipertemukan dengan Ryan pada 21 Juli lalu di Polres Jombang membantah dirinya punya hubungan khusus dengan Ryan. Irsyad memang satu-satunya warga Dusun Maijo, Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Jombang yang bisa akrab dengan Ryan. Dia dan Ryan sama-sama menjadi guru mengaji di TPQ setempat.
“Naudzubillah min dzalik itu (hubungan sesama laki-laki) perbuatan yang sangat dilarang agama. Ryan memang memiliki sifat seperti itu. Saya dengannya hanya teman biasa,” kata Irsyad, lulusan Politeknik ITS jurusan teknik mesin yang kini guru STM swasta di daerah Jombang.
Karena khawatir dituding memiliki hubungan khusus itu pula, sejak 2006 Irsyad memutuskan berhenti sebagai guru mengaji agar tidak terlalu dekat lagi dengan Ryan. Irsyad lalu menikah pada Juni 2007 dan kini telah dikaruniai seorang anak.
Selama masih berteman, Ryan beberapa kali meminjam uang ke koperasi simpan pinjam dengan jaminan 3 BPKB milik Irsyad. Ryan juga pernah membeli peralatan elektronik secara kredit lewat toko Court menggunakan KTP Irsyad. Nilai utangnya sekitar Rp 7 juta tapi baru dibayar Rp 1,6 juta. Saat bertemu Irsyad, Ryan minta maaf belum bisa melunasi utangnya.
Dianggap Normal
Sementara itu, hingga Rabu (30/7) kemarin, Polda Jatim masih menganggap Ryan sebagai sebagai orang normal alias tidak mengalami gangguan jiwa. Polda belum bisa memutukan Ryan terganggu jiwanya. Ryan masih mejalani proses pemeriksaan oleh tiga psikiater yang diajukan Mabes Polri dan Polda Jatim.
Selain menjaring informasi tentang pola pikir tersangka, ketiga psikiter tersebut juga berupaya untuk menenangkan jiwa Ryan. Pasalnya, selama ini kondisi Ryan masih labil dengan berubah-ubahnya keterangan saat diperiksa penyidik Polda Jatim.
Direskrim Polda Jatim Kombes Pol Rusli Nasution menyatakan, hingga saat ini kondisi Ryan tergolong baik dan tidak ada tanda-tanda kehilangan akal sehat. “Meski kondisi sangat baik, namun kami tetap berkonsultasi dengan psikiater,” kata Rusli Nasution, di Jl A Yani Surabaya, Rabu (30/7).
Adapun uji psikologi yang diberlakukan kepada Ryan antara lain mengerjakan tes soal psikologis sebanyak 566 pertanyaan yang berlangsung hingga Selasa (29/7) malam.
Hingga pukul 10.00 WIB Rabu (30/7), Ryan masih berada di ruangan sel khusus Mapolda Jatim setelah menyelesaikan tes soal-soal psikologis malam harinya.
Tim penyidik menguji Ryan dengan soal-soal psikologis untuk mengetahui seberapa jauh kondisi kejiwaan hingga membunuh 11 korban dengan biadab. “Tes itu dilakukan untuk melihat secara pasti kondisi Ryan,” kata Rusli.
Dijelaskan dia, hingga siang kemarin, belum ada rencana kegiatan pemeriksaan karena kondisi Ryan masih lelah setelah setelah menjalani pemeriksaan hingga larut malam.
Sementara itu, tiga keluarga yang diduga menjadi korban penjagalan Ryan tengah mencocokkan data anggota keluarga mereka di RS Bhayangkara Surabaya. Mereka adalah Zainal Abidin atau Zacky, Nani Hidayati dan anaknya Silvia PutrI Ramadhani, dan Agustinus Setyawan alias Wawan. Keluarga tersebut membawa ciri-ciri khusus yang dipunyai oleh korban.
Ayah Ryan Malu
Sehari sebelumnya, Selasa (29/7), ayah Ryan, Ahmad Sadikun (60), di Mapolres Jombang mengatakan memiliki saudara yang bekerja sebagai penyalur TKI di Sidoarjo. Setiap hari Jumat, Ahmad dan istrinya sering ke Sidoarjo untuk mengunjungi saudaranya itu.
Kepada wartawan di Mapolres Jombang, pensiunan satpam PG Djombang Baru ini juga curhat mengaku malu mempunyai anak seperti Ryan. Ia menyatakan prihatin atas tindakan Ryan yang menghabisi nyawa 11 orang, yang telah mencemarkan nama baik keluarga. Bukan hanya itu, pria yang punya kelainan seks ini juga dianggap telah mencemarkan nama desa.
Dia juga tidak pernah menyangka anaknya tega berbuat sesadis itu. Sebab, selama ini pihak keluarga sudah berusaha mendidiknya secara baik-baik. Mulai pendidikan umum hingga pendidikan agama. “Namun, Ryan malah jadi pembunuh. Saya sangat malu punya anak seperti Ryan,” kata Ahmad dengan mata berkaca-kaca.
Namun, Ahmad berharap anaknya tidak dihukum mati seperti Sumiarsih dan Sugeng. “Saya akui, anak saya salah, tapi jangan dihukum mati seperti Sumiarsih dan Sugeng,” kata Ahmad sembari melelehkan air matanya.
Disinggung kemungkinan masih ada mayat yang ditanam di dalam kamar Ryan, Ahmad hanya menggelengkan kepala. Warga Dusun Maijo, Desa Jatiwates, ini mempersilakan petugas untuk membongkar seluruh bagian rumahnya jika memang masih ada mayat yang tersisa, sekalipun itu berada dalam kamar.
Oleh sebab itu, semenjak mengetahui pekarangan belakang rumahnya dijadikan kuburan massal oleh Ryan, ia tidak berani kembali ke rumah. Pihaknya berencana menjual rumah tersebut meski harganya juga tidak sebanding dengan biaya pembangunan dan perawatan.
“Bagaimana mau menempati kalau rumah itu sudah dijadikan kuburan oleh anak saya. Ke depan, saya berencana untuk menjual rumah itu,” tambahnya lirih.(amir/sofyan)
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,