Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat (Kaur Kesra) Kelurahan Kepanjen, Zainul Arifin, menyatakan jika pihaknya akan tetap menyiapkan dua lokasi pemakaman Sumiarsih dan Sugeng, jika saja dua warganya tersebut memilih untuk dikebumikan di desa tempatnya dibesarkan itu. Menurut dia, hal itu dilakukan hanya untuk antisipasi jika keinginan Sumiarsih dan Sugeng berubah.
“Jika nanti jadi dimakamkan di Jombang, ada dua lokasi yang bisa di pakai kedua jenazah Sumiarsih maupun Sugeng yakni di Pemakaman Dusun Wersah Kelurahan Kepanjen dan keduanya dimakamkan dengan di sandingkan,” kata Zainul, Kamis (17/072008) kemarin, sembari menunjukkan lokasi makam yang memang sudah diberi garis itu.
Dikatakan Zainul, di samping Pemakaman Dusun Wersah, alternatif kedua adalah pemakaman Sumiarsih dan Sugeng dipisah, namun tetap dalam satu areal pemakaman. Alternatif ini kata Zainul, jika pihak keluarga menginginkan jenazah Sumiarsih dan Sugeng disandingkan dengan dua anggota keluarga lainnya yang sudah meninggal dan dimakam pemakaman Dusun Wersah ini.
“Tetap berada di satu lokasi, namun yang pertama berada di sebelah timur dengan masing-masing jenazah di dampingkan dengan makam adik Sumiarsih, yakni Suparno dan Ayah Sumiarsih, Kasan Rejo. Jika pihak keluarga tidak mau di jadikan satu, terpaksa alternatif kedua kita pisah, yakni di sebelah selatan areal makam,” terang Zainul.
Namun, ia juga mengaku, apabila ruang di sebelah makam Suparno dan Kasan Rejo itu sangat sempit, yang bakal dia lakukan adalah memisahkan makam Sumiarsih dan Sugeng. Pasalnya kata dia, dari hasil penggukurannya, disebelah makam Suparno dan Kasan Rejo, hanya mampu menampung satu jenazah saja. Sehingga kata dia, makam ibu dan anak itu harus dipisahkan.
“Sumiarsih berdekatan dengan ayahnya, sementara Sugeng berdampingan dengan Suparno,” katanya, memberi penjelasan alternatif pemakaman nanti.
Sementara, Kepala Kelurahan Kepanjen, Hermanto mengaku, hingga kemarin pihaknya belum mendapat konfirmasi dari pihak keluarga Sumiarsih. Namun, kata dia, meski belum mendapat kepastian lokasi pemakaman dua warganya itu, ia akan tetap menyiapkan segala sesuatu terkait dengan pemakaman keduanya nanti.
“Memang, sejauh ini kami belum mendapatkan pesanan lokasi makam dari pihak keluarga. Tapi semuanya sudah kita siapkan,” kata Hermanto saat ditemui siang kemarin.
Dikatakan dia, sejak adanya berita detik-detik eksekusi Sumiarsih dan Sugeng, ia sama sekali belum mendapatkan kabar dari sanak kelurganya. Termasuk keberadaan anggota keluarga Sumiarsih yang masih ada di Jombang, yakni ibu Sumiarsih, Sumarsih, atau yang akrab disapa Mbok Genuk. Dengan alasan rumahnya masih tertutup.
“Kita memang kesusahan mendapat kabar, karena rumahnya selalu tertutup rapat. Dan saya sendiri juga tak tahu, siapa yang masih ada disana,” akunya.
Dari pantaun, saat mencoba mendatangi rumah Sumiarsih di Jalan Gajayana Gang IX/30 Jombang, rumah itu tampak sepi dan daun pintu yang ber cat hijau itu masih tampak tertutup rapat. Meski banyak warga yang tampak berlalu-lalang di depan jalan kecil Rumah bercat putih, berukuran luas dan berdinding bambu itu.
Dari infomasi yang didapat dari sejumlah tetangga Mbok Genuk, mengatakan jika sudah tiga hari ini rumah tersebut ditingal penghuninya. Bahkan, para tetangganya juga sempat menceritakan jiak pernah ada beberapa wartawan yang memang ingin mengetahui kondisi keluarga Sumiarsih selalu diusir.
“Waduh sering mas, kalau dikunjungi wartawan mereka selalu di usir, bahkan sempat diancam mas,” tutur Sahudi (18) tetangga Mbok Genuk.
Kendati demikian, salah satu kerabat yang meminta namanya disembunyikan, menjelaskan jika rencana pemakaman Sumiarsih dan Sugeng, sesuai dengan hasil rapat keluarga di Rutan Medaeng, Rabu (16/07) malam kemarin. Pihak keluarga telah bersepakat, jika pemakaman tersebut akan diserahkan sepenuhnya kepada keduanya, yakni Sumiarsih dan Sugeng.
Dijelaskan salah satu sumber tersebut, jika malam itu, Sumiarsih meminta dimakamkan di Pemakaman Kristen Kembang Kuning Surabaya. Sementara Sugeng, lebih memilih kejaksaan yang menentukan peristirahatan terakhirnya.
“Di makam Kristen Kembang Kuning, Sumiarsih minta dimakamkan disamping makam suaminya, Adi Suprayitno. Sementara Sugeng, menyerahkan kepada pihak kejaksa'an, asal tak dikebumikan di Jombang,’’ kata sumber tadi.
Lebih jauh, dimata para tetangga Sumiarsih, tak begitu dekat dengan warga sekitar. Apalagi, setelah Sumiarsih memilih menjalani hidupnya di Lokalisasi Dolly Surabaya. Saat itu, Sumiarsih juga tak banyak dikenal tetangganya.
“Hidupnya di Surabaya. Dan mas sendiri kan tahu apa yang dilakukan Sumiarsih disana,” kata Agus Wahyudi, salah satu tetangga dekat Sumiarsih.
Meski memiliki ‘nilai’ terhadap Sumiarsih, namun ia tetap tak keberatan jika Sumiarsih dan Sugeng di makamkan di desanya itu. Menurut dia, bagaimanapun Sumiarsih adalah tetangganya yang perlu diberi kesempatan kembali ke desanya. Namun, ia sendiri tak mengetahui apakah pemakaman janazah Sumiarsih di Dusun Wersah itu diterima warga lainnya.
“Saya juga Nggak tahu kalau tetangga lainnya bakal seperti apa menenggapinya. Tapi, Sumiarsih sendiri tidak dilahirkan disini, melainkan di Desa Tempel Kecamatan Ploso Kab Jombang,” terangnya.(ami)
Cak, nanti jadi editor tulisanku yo, tapi ntar aja ku kasi tau lagi. E, tau blog yang bisa nampung pikiran atau pendapat kita gak? smacem punya kolom opini kayak di koran gitu. makasih
BalasHapus