Pihak Mapolres Jombang, menyatakan hal itu untuk menindaklanjuti pengakuan korban terhadap petugas, mengenai sejumlah tempat yang disinyalir dijadikan tersangka menyimpan Barang Bukti (BB).
Kapolres Jombang, AKBP M Khosim, melalui Kasatreskrim Polres Jombang AKP Kasyanto mengatakan, jika tersangka mengaku memendam sejumlah barang bukti milik korban di pekarangan rumahnya di Dusun Maijo Desa Jati Wates Kec Tembelang Kab Jombang itu.
“Ada dugaan sejumlah barang bukti masih terpendam di pekarangan belakang rumah tersangka. Yang saat ini masih kita amankan,” terang Kasyanto kemarin, (20/072008) saat ditemuai di Mapolres Jombang.
Ia mengatakan, setelah melakukan pemeriksaan rumah tersangka, pihaknya akan melakukan berbagai olah tempat yang diduga dijadikan tempat penyimpanan BB tersebut. Bahkan, ia berharap agar Police Line yang sudah ia pasang tersebut tetap tak di masuki orang lain.
“Kita ingin tempat tersebut steril sebelum di bongkar dan di rekontruksi,” pinta Kasyanto.
Selain itu, ia juga mengatakan pihaknya akan segera memanggil sejumlah kerabat dekat tersangka, sebelum jadwal rekontruksi itu di lakukan.
“Dengan bantuan dari pihak Polda dan Densus, serta tim forensik, rencananya besok (hari ini 20/072008) pagi akan kita bongkar. Namun, selebihnya kita akan minta pihak keluarga bertemu dengan tersangka yang saat ini masih kita isolasi di Mapolres,” katanya, sembari tidak menyebut dimana Veryansyah itu di tempatkan.
Sementara, Dedi Suharsono (32) paman Very, mengatakan jika pihaknya sama sekali belum mengetahui kejadian yang menimpa keponakannnya tersebut. Bahkan, ia mengaku tak percaya saat beberapa petugas memasang Police Line di belakang rumah orang tua Very itu.
“Terus terang keluarga masih belum megetahui sepenuhnya apa sebenarnya yang dilakukan Very,” kata Dedi, kemarin saat ditemuai di rumah Very.
Dedi mengaku, pasrah atas apa yang menimpa keponakannya itu. Bahkan, sesekali saat ditanya mengenai keterlibatan Very melakukan pembunuhan keji dengan memotong-motong tubuh korbannya, ia pun langsung enggan menceritakannnya.
“Tak tau mas,tanya polisi saja, wong semua keluarga juga tidak tahu kok,” singkat Dedi, dengan nada geram.
Lebih jauh, Mahmud (49) selaku Kepala Desa Jatiwates Kec Tembelang Jombang tersebut membenarkan jika salah satu penduduknya bernama Very Idam Veryansyah tersebut adalah warganya. Bahkan ia mengaku mengenali tersangka sejak mengajar diTaman Pendidikan Alqur'an (TPQ)
“Ya dulu Very termasuk guru ngaji di TPQ di Dusun Maijo. Namun semenjak ia bekerja di Vitnes Center Marcella Jombang, Very akhirnya lebih memilih berhenti menjadi guru ngaji,” ujar Mahmud, sore (20/072008) kemarin, saat ditemuai di rumahnya.
Ditambahkan dia, sebelumnya ia juga sempat bertemu dengan Very sebelum ada kabar tentang pembunuhan yang melibatkan anak kedua dari pasangan Ahmad dan Saitun itu. “Tiga bulan yang lalu saya sempat bertemu dia (Very. Red) malah dia sempat menyapa saya,” akunya.
Ia juga mengatakan, jika saat mendapat kabar bahwa warganya terlibat kasus pembunuhan, iapun sempat shock dan kaget. Kata dia,Very yang ia kenali dulu adalah orang yang taat beribadah.
“Kalau sama anak kecil memang Very terkenal baik, apalagi saat masih mengajar ngaji,” katanya lagi.
Seperti diketahui sebelumnya Veryansyah (30) ditangkap pihak Datreskrimum Polda Metro Jaya atas tuduhan telah melakukan pembunuhan keji terhadap Heri Santoso dengan memotong tubuh korban menjadi tujuh bagian dan mayat korban dibuang di Jl Raya Kebagusan Jakarta.
Hasil penyelidikan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Heri dibunuh karena cemburu dari hasil hubungan sejenis. Ditreskrimum sendiri pada hari Rabu Tanggal 16 Juli menetapkan dua orang tersangka pelaku mutilasi Heri yaitu Veryansyah dan Noval. Kedua tersangka diciduk Polisi pada Selasa 15 Juli sore di Apartemen Margonda Residence, Margonda, Depok Jawabarat.
Very yang merasa cemburu, kemudian membunuh Heri pada Jumat malam harinya sekira pukul 20.00 WIB.(ami)
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,