
Ironis memang jika hal seperti itu terus-terusan di 'budidayakan'.!!
Maka, jangan salahkan konstituen yang sudah enggan memilih tokoh parpol atau sebangsa elit yang hendak maju ke 'tempat mewah' tersebut.
Perasaan muak rakyat disuguhi pagelaran ulah seperti itu sudah terlalu lama, sejak Orba sampai sekarang. Bahkan, sejatinya elita yang kita pilih tidak ada satupun yang berubah, kecuali mereka yang tetap kita pilih dan kita 'hantarkan' ke tempat duduk 'mewah' itu, hingga mereka bisa menikmatai fasilitas yang jauh di luar logika.
Ya Oke lah..jika kebanyakan elit parpol mengatakan “sebagai warga negara yang baik harus senantiasa menggunakan hak pilihnya”. meski kami juga harus terpaksa mengikuti pendapat mereka dengan tetap mencoba untuk menjadi pemilih yang 'baik'..
Jadi, Karena kita mau menjadi masyarakat yang baik, maka kita tetap akan memilih untuk tidak memilih, Impas kan,,?
Potret Elit Parpol Indonesia
Konflik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) versi Munaslub Parung (kubu KH Abdurrahman Wahid) dengan PKB versi Munaslub Ancol (kubu Muhaimin Iskandar) yang sempat bingungkan konstituennya, kini kembali 'bawa sial'. Kemarin, (9/7), keduakubu terlihat berseteru di rapat pleno penetapan nomor urut partai politik peserta Pemilu Legislatif 2009, Di Jakarta.
Ketua Umum PKB versi Munaslub Ancol Muhaimin Iskandar dan Sekjen PKB versi Munaslub Parung Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny Wahid) berebut mengambil nomor urut disaksikan seluruh ketua umum parpol dan anggota KPU.
Bibit perseteruan sudah tercium ketika Muhaimin datang ke Kantor KPU bersama Sekjen PKB versi Munaslub Ancol Lukman Edy sekitar pukul 13.05 WIB. Berselang 15 menit, Yenny Wahid datang bersama Ketua Umum PKB versi Munaslub Parung Ali Masykur Musa.
Padahal, KPU sejak awal menetapkan bahwa yang berhak mengambil nomor urut untuk PKB adalah kepengurusan hasil Munaslub PKB di Semarang. Yakni, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Sekjen Yenny Wahid, putri KH Abdurrahman Wahid, yang juga paman Muhaimin.
Keributan kecil sempat terjadi saat Ali Masykur ditolak staf KPU masuk ke ruang rapat pleno. Staf tersebut menegaskan bahwa kursi ketua umum PKB sudah diduduki Muhaimin. Bahkan, kursi Sekjen PKB di belakang ketua umum sudah diduduki Lukman Edy.
Ali Masykur akhirnya hanya berdiri menunggu di hall depan ruang rapat. Dia berdesakan dengan fungsionaris partai-partai lain yang juga tidak diizinkan masuk ke ruangan rapat.
Mengetahui lembaganya kecolongan oleh pendudukan Lukman Edy, staf KPU meminta Lukman Edy duduk di kursi belakang Yenny. Setelah mendapat izin Muhaimin, tanpa penolakan, Lukman pun ngeloyor ke kursi belakang, berdekatan dengan kursi wartawan. ’’Saya tidak diusir. Tapi, karena dia perempuan, saya berikan kursi kepadanya,’’ katanya.
Yenny akhirnya duduk di belakang Muhaimin di kursi yang disediakan untuk Sekjen PKB. Meski berdekatan, kedua orang bersaudara itu tidak saling menegur. Muhaimin hanya sekali mengangguk sambil tersenyum kepada Yenny. Itu pun dilakukan Muhaimin setelah puluhan fotografer memintanya menyalami.
Tanpa memedulikan respons Yenny yang memasang muka masam, Muhaimin berkali-kali bercanda dengan Ketua Umum PKNU Choirul Anam di sebelahnya. Choirul yang akrab dipanggil Cak Anam adalah mantan ketua DPW PKB Jatim yang sebetulnya pernah dipecat Muhaimin karena dinilai membangkang.
Merasa disepelekan, Yenny maju ke kursi Ketua KPU Hafiz Ansyari mengajukan protes. Namun, upaya Yenny itu gagal karena tidak ditanggapi pimpinan KPU. Dia lantas berbalik dan berbicara kepada puluhan kamerawan televisi disaksikan puluhan pimpinan parpol dan wartawan. ’’Menurut AD/ART PKB, Ketua Umum PKB adalah KH Abdurrahman Wahid, bukan Muhaimin Iskandar. Kami ingin memprotes keputusan KPU,’’ kata Yenny.
Namun, penjelasan itu dicemooh hadirin. Sejumlah orang mengingatkan agar konflik internal parpol tidak dibawa ke arena rapat pleno KPU. Sebab, agenda rapat adalah penetapan nomor urut partai politik peserta pemilu. ’’Ini bukan forum klarifikasi, tunggu pengadilan saja,’’ protes beberapa ketua parpol. Yenny akhirnya tak meneruskan protes dan kembali duduk.
Muhaimin tak merespons protes itu. Dia bahkan tampak tetap asyik berbincang dengan Choirul Anam yang juga mantan DPW PKB Jatim, yang selanjutnya membentuk Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) ini.
Insiden kembali terjadi ketika Ketua KPU Hafiz Ansyari mempersilakan ketua umum dan Sekjen partai mengambil undian nomor urut yang digelar di meja tengah ruang rapat. Berdasarkan undian sebelumnya, PKB memang berhak mengambil undian kali pertama. ’’Sesuai keputusan rapat pleno KPU, saya minta amplop tidak dibuka dulu. Kita akan bersama-sama membuka dengan seluruh pimpinan partai politik,’’ ujar Hafiz.
Muhaimin yang menyadari tengah disorot kamera bergegas melangkah di depan Yenny. Dia sempat menengok ke belakang sambil melambai seakan-akan mengajak Yenny berjalan di sampingnya. Di depan meja, Muhaimin mengambil satu amplop dan menunjukkan ke kamera. Tak mau kalah, Yenny juga gesit mengambil satu amplop dan segera menyobek sampulnya, seakan sengaja mengabaikan keputusan pleno KPU. Hadirin segera berteriak memprotes.
Tindakan Yenny itu segera dihentikan Ketua Pokja Verifikasi Partai Politik KPU Andi Nurpati. Perempuan berjilbab itu merebut amplop dari tangan Yenny dan menyelamatkan agar tidak terbuka. ’’Satu partai hanya satu amplop. Amplop yang di tangan ketua umum yang sah,’’ lerai Hafiz Ansyari. Merasa di atas angin, Muhaimin mengacungkan tinggi-tinggi amplop yang dipegang, lalu berulang-ulang menciumnya.
Andi Nurpati kemudian mengimbau keduanya mengambil satu kertas nomor urut. Dengan muka merah padam, Yenny bersedia berpose bersama Muhaimin sambil memegang amplop nomor urut yang diacungkan Muhaimin. Keduanya akhirnya berdiri berdampingan kali pertama sejak konflik internal PKB mencuat Maret lalu.
Saat memegang amplop bersama sambil berjalan menuju kursi, keduanya saling tarik. Namun, Muhaimin lebih cepat menarik amplop itu. Dengan wajah cemberut, Yenny kembali ke kursi. ’’Ini pemaksaan islah. Seharusnya islah itu dari hati, bukan dengan cara seperti ini,’’ sungutnya.
Yenny lantas menyalahkan administrasi KPU. Sebab, surat undangan rapat pleno tidak dikirimkan ke Kantor DPP PKB di Kalibata. Surat itu diserahkan kepada DPP PKB versi Muhaimin di Kantor KPU. ’’Kantor itu kan milik Gus Dur, seharusnya surat dikirimkan ke kantor Gus Dur, berarti undangan ada yang nyuri,’’ tudingnya.
Muhaimin terlihat lebih rileks. Terkait protes Yenny kepada KPU sebelum pengambilan nomor urut, Muhaimin menyatakan itu tidak perlu dilakukan. Bahkan, dia menyindir Yenny kurang dewasa dalam berpolitik. ’’Yenny nggak ngerti UU Partai Politik. UU Parpol itu jelas bahwa ketua umum dan Sekjen diundang KPU. Sudah jelas, tidak perlu dikomentari. Saya pikir, kejadian di dalam tadi kekanak-kanakan,’’ ujarnya. Hingga akhir pertemuan, Muhaimin dan Yenny tetap tidak mau berjabat tangan.
Perseteruan pun berlanjut di luar ruang rapat. Kubu Muhaimin dan Yenny tampak enggan bertemu. Kubu Muhaimin, antara lain, Sekjen Lukman Edy, Wasekjen Haif Dhakiri, Ketua DPP Marwan Jakfar, dan Lily Wahid di lantai dua gedung KPU menunda turun ke lantai I.
Mereka memilih berhenti di tangga. Penyebabnya, di lantai I Yenny tengah diwawancarai wartawan. Sesekali orang dekat Muhaimin menengok ke lantai I. Setelah Yenny keluar ruangan, kubu Muhaimin turun. Tapi, mereka keluar gedung KPU tidak lewat pintu utama yang sebelumnya dilewati Yenny. Tapi, mereka lewat pintu samping.
Namun, meski saling sindir, kubu Muhaimin dan Yenny tidak mempermasalahkan nomor 13 yang menjadi nomor PKB di Pemilu Legislatif 9 April 2009. Kubu Muhaimin dan Yenny sama-sama menyebutkan bahwa angka 13 tidak akan berdampak pada penurunan suara PKB.
Nomor 13 Tidak Sial
Kendati tetap berseteru , Yenny maupun Muhaimin masih terlihat kompak tak menghiraukan mitos yang menyatakan bahwa 13 nomor adalah nomor pembawa sial. Yenny menanggapi dingin klenik angka ini. “Angka 13 bagi kita tidak punya konotasi apa pun,” ujar Yenny.
Yenny menegaskan, konotasi buruk yang melekat pada angka 13 merupakan tradisi Barat dan tidak akan memberikan pengaruh signifikan. “Kalaupun ada yang terpengaruh, paling masyarakat kota saja yang sudah banyak terpengaruh tradisi Barat,” tambahnya
Yenny menjelaskan, 13 adalah tanggal saat Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Angka-angka lainnya yang menurut dia bagus antara lain angka 5 yang melambangkan rukun Islam dan waktu shalat. Putri Gus Dur ini menegaskan dirinya tidak khawatir dengan mitos partainya akan sial dengan mendapat angka 13. “Nggak perlu khawatir, saya kan orang Indonesia, bukan orang Barat,” ujarnya.
Yenny mengaku saat ini pihaknya sudah mulai menyusun nama-nama calon legislatif. Saat ini, lanjut Yenny, PKB tinggal menunggu proses kasasi yang diprEdy ksi akan keluar putusannya pada akhir Juli 2008. “Kita masih menunggu proses kasasi. Kalau caleg, sekarang sudah kita mulai susun,” pungkasnya
Sementara itu, Muhaimin malah bersyukur partainya mendapat angka 13. Menurut dia, angka 13 justru paling dikenal dunia. “Bagus. Kita bersyukur sudah dikenal. Ini nomor yang paling dikenal di dunia,” kata Muhaimin.
Ditanya apakah tidak takut mendapat sial, Cak Imin menjawab tegas. “’Kata siapa 13 itu angka sial. Ini (angka 13) membawa optimisme baru,’’ ujarnya Cak Imin, yang sebelumnya berharap agar PKB mendapatkan nomor 1 atau 9.
Hal sama dikatakan sekjen PKB versi Imin, Lukman Edy. Menurut dia, justru nomor 13 merupakan angka keramat. Karena nomor tersebut paling sering diucapkan dan disebut banyak orang. “Jadi lebih mudah bagi PKB karena tidak perlu sosialisasi lebih keras lagi. Karena 13 dan lambang PKB gampang diingat orang,” jelasnya. (diolah dari berbagai sumber)
13, belum tentu sial juga sih, temen gw, si slugger, serba 13 waktu ikut USM ITB, tapi dia doank yang bisa dapet STEI ITB. Gimana coba? Yah, alhamdulillah sih, gw dapet Elektronika dan Instrumentasi UGM.
BalasHapusJuga, konflik internal partai ini mbok ya jangan diliatin sama masyarakat umum, atau mbak yeni punya pikiran lain, toh Gusdur pun orangnya kayak wali, meski keliatannya perbuatan beliau nyeleneh, tapi sebenarnya ada ide besar dan logis di belakangnya.
Memang pada gak ada yang berubah, paling yang berubah cuma wajah2 nya aja... sifatnya masih orba
BalasHapus