Langsung ke konten utama

Ibunda Terpidana Mati, Ingin Sumiarsih Dikebumikan di Jombang

FOTO : Sumiarsih Kala Masih Muda


Jelang Eksekusi Mati, Kasus Pembunuhan Berencana

Wajah pucat, keringat dingin dan tubuh bergetar, tetap tergambar dalam diri nenek berusia, 87, ibunda Sumiarsih, yang kini menunggu detik-detik eksekusi atas pembunuhan berencana yang dilakukan tahun 1988 silam.

Meski mimik bibirnya mengatakan pasrah, namun, kegundahan hati dan sekelumit perasaan tidak rela kehilangan buah hatinya, seakan tak bisa dibendung. Bahkan, sesaat setelah air mata nenek renta ini menetes, iapun kembali berucap, jika dirinya ingin sekali bertemu Sumiarsih, untuk yang terakhir kalinya sebelum pihak Polisi Daerah (polda) Jawatimur melakukan eksekusi.

"Sejak 20 tahun saya tak ketemu anak saya, Sumiarsih. Saya kangen dan ingin memeluknya," ucap Sumarsih (87), Ibu kandung terpidana mati Sumiarsih, yang sekarang tinggal sendirian di jalan Gajayana Gang IX/30 Wersah, Jombang Kota, saat ditemui di rumahnya, kemarin, dengan nada lirih.

Tetesan air matapun semakin deras membasahi pipi Sumarsih (87), kala ia mengabil foto buah hati putri sulung yang selalu ia simpan di kamar tidurnya itu. Beberapa katapun terucap dengan getir, kala ia mengusap debu yang menempel diatas kaca foto tersebut.

"Berat sekali menerima kenyataan ini, saya hanya pasrah saja, meski saya rasa hukuman itu tidak adil. Kami mohon mas, sampaikan salam saya kepada anak dan cucu saya, bahwa saya sangat rindu pada mereka. Jika saya tidak sakit-sakitan, saya akan menjenguk anak dan cucu saya,” jeritnya. “Nenek cuma minta jenazahnya disemayamkan di Jombang saja, biar kami bisa menjenguknya,” imbuh Ibu empat anak ini, sembari menyeka air di pipinya.

Dikatakan Nenek tua yang tinggal sendirian di sebuah rumah cukup besar di Jalan Gajayana Gang IX/30 itu. Bahwa anaknya juga bukan bernama Sumiarsih seperti yang disebut-sebut beberapa media. Beberapa arsip terkait dengan anaknyapun ia beber demi menunjukkan jika anaknya itu benar-benar tidak bersalah dalam kasus pembunuhan yang menewaskan keluarga Marinir, Purwanto, 20 tahun silam.

"Coba ini dicek, apa ada nama Sumiarsih, kan tidak ada," ujar Sumarsih,menambahkan.

Kendati rumah besar, yang terbuat dari bambu terletak di sebelah musala itu tampak bersih dan sejuk. Namun, sangat disayangkan, akibat diputuskannya eksekusi mati terhadap Sumiarsih, anak sulungnya itu, para tetangga sebelah nenek tersebut nampak memendam rasa takut terhadap keluarga besar Sumiarsih ini.

Bahkan, sesekali nenek renta ini, mengaku gelisah terhadap sikap tetangganya, yang tak bersahabat kepadanya itu.

"Banyak yang tidak mau saya ajak bicara, saat belanja ke pasar, kadang-kadang banyak yang sinis ke nenek," akunya lugu.

Seperti diketahui, Kejaksaan Agung (Kejagung) memastikan akan mempercepat proses eksekusi terhadap Sumiarsih bersama Sugeng anaknya setelah adanya penolakan PK oleh Mahkamah Agung.

Eksekusi dilakukan karena sudah tidak ada lagi upaya hukum. Untuk proses eksekusi ini, Kejagung juga telah mengirim surat perintah eksekusi ke Kejaksaan Tinggi (kejati) masing-masing daerah.(amir castro)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.