Langsung ke konten utama

Orang Tua Ryan, Akui Anaknya Pernah Alami Gangguan Jiwa

Saitun, 55, Ibunda Ryan, meski tampak sedih dan terpukul setelah anak keduanya itu terlibat kasus pembunuhan berantai. Ia sempat menjelaskan jika anaknya Ryan, pernah mengalami gangguan jiwa.

Ibunda tersangka kasus pembunuhan berantai, Ryan, sesaat sebelum dilakukan pemeriksaan mengatakan, jika Ryan pernah mengalami gangguan kejiwaan saat masih duduk di bangku kelas 3 SMP Negeri I Tembelang Jombang.


Diduga akibat gangguan kejiwaan ini, Ryan akhirnya mengalami perubahan perilaku yang cukup darastis. “Logatnya jadi agak lembeng dan gemar memakai aksesoris perempuan ,” ungkap Siatun.

Pun demikian, pihak keluarga sendiri tidak mengetahui secara jelas penyebab gangguan kejiwaan Ryan, mereka hanya tahu jika Ryan mengalami tekanan mental atau depresi tanpa sebab yang jelas, saat itu yang dilakukan keluarga hanya memberikan pemeriksaan dan perawatan di RS Gatoel Mojokerto selama dua minggu.

“Ya, setelah sembuh Ryan jadi lebih tertutup dan pendiam,” tambah perempuan berjilbab ini, sembari melelehkan air matanya.

Punya Watak Pembunuh

Hal itu sangat berbeda dengan yang disampaikan kakak Ryan, Mulyo Wasis. Bahwa watak Ryan yang pendiam ternyata bisa berbalik 180 derajat tatkala emosinya terganggu.

“Dibalik sifatnya yang pendiam, Ryan bias berubah temperamental kalau marah,” ujar lelaki yang berprofesi sebagai guru itu.

Bahkan tambah Wasis, jika terjadi cekcok dan selisih paham antara Ryan dan keluarga Ryan, seringkali mengamuk dan mengancam dengan membawa pisau belati.

“Sering, kalau bertengkar dengan orangtuanya, Ryan mengejar dan mengancam ibu (Siatun) dengan pisau belati,” kata Wasis.

Pernyataan Mulyo Wasis ini juga diamini oleh Ahmad, bapak kandung Ryan. Pensiunan karyawan PG Djombang Baru ini mengakui kendati pendiam dan berperilaku lembut namun kemarahan Ryan bisa berubah-ubah. Jika sudah demikian, biasanya Ahmad dan istrinya lebih banyak mengalah.

Kendati demikian, Mulyo Wasis dan Ahmad menampik, jika hubungan Ryan dengan keluarganya tidak harmonis. Mereka mengaku dalam keseharian hubungan Ryan dan keluarga normal dan wajar-wajar saja.

“Kalau ada masalah-masalah kecil antar orangtuan dan anak, itu hal yang sangat lumrah dalam keluarga, dan selama ini Ryan juga tidak ada masalah dengan saudara-saudaranya yang lain walaupun dia agak sedikit tertutup,” tambah Wasis.

Diketahui, ketiga keluarga Ryan, mendatangi Mapolres jombang untuk dimintai keterangan seputar ditemukannnya empat jenazah di belakang rumahnya itu. Dan, ketiganya juga dimintai keterangan seputar teman-teman Ryan, yang disinyalir masih ada hubungannya dengan tujuh orang yang sudah dilaporkan hilang ke Mapolres Jombang itu.(ami)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.