Langsung ke konten utama

Misteri Para Korban Pembunuhan Gay Jombang

Teman Fitness Ryan Pergi Tak Pernah Kembali

Pasca penemuan empat jenazah korban kesadisan Verry Idam Henyansyah alias Ryan (30), Polres Jombang menerima laporan tiga warga yang mengaku kehilangan keluarganya. Ada empat orang yang dilaporkan hilang. Polisi pun masih mendalami kemungkinan bahwa korban kesadisan gay penjagal itu lebih dari empat orang.

SEPERTI diberitakan kemarin, ditemukan empat jenazah di belakang rumah orang tua Ryan di Dusun Maijo, Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Jombang. Dugaan sementara polisi, keempat jenazah itu adalah Aril Somba Sitanggang (34) asal Jakarta, Ikhsan (Jombang), Guntur (Nganjuk), dan Grandy (yang diduga warga negara Belanda).

Namun, Selasa (22/7), Polres Jombang mengatakan menerima laporan tiga warga yang mengaku kehilangan anggota keluarganya. Sebagian pelapor memastikan bahwa keluarganya itu hilang setelah kenal dekat dengan gay penjagal tersebut.



Adapun ketiga pelapor yang datang ke Mapolres secara bergantian itu adalah Tumijdo (40), warga asal Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk; Suprayitno (36) warga perumahan Kepuh Permai Jombang; serta M Sobirin (37) asal Dusun Dapurno, Desa Dapur, Kejambon Jombang. Di hadapan petugas, rata-rata pelapor mencurigai Ryan sebagai penyebab hilangnya anggota keluarga mereka.

Seperti yang dialami oleh Suprayitno. Warga perumahan Kepuh Permai ini mengaku sudah hampir tujuh bulan kehilangan istri yang bernama Nani Hidayati (32) dan anaknya yang bernama Silvia (3). Pihak keluarga mengaku sudah mencari ke mana-mana, mulai ke rumah teman hingga ke kerabat, namun hasilnya nihil.

Menurut Suprayitno, hilangnya Nani dan Silvia ada dugaan sangkut pautnya dengan Ryan sang penjagal. Sebab, saat terakhir meninggalkan rumah istrinya mengatakan akan bertemu dengan Ryan. Setelah itu, ia sudah tidak pernah lagi bertemu dengan istri tercintanya.

“Hilangnya istri dan anak saya mulai tanggal 11 Januari 2008. Saat itu ia pamit membeli cincin di salah satu toko emas. Usai membeli perhiasan ia masih pulang. Namun, sore harinya ia berangkat untuk menemui Ryan. Setelah itu saya sudah tidak pernah bertemu lagi,” terang warga asal Kepuh Permai Blok A No 16 ini di hadapan Kasatreskrim Polres Jombang AKP Kasiyanto.

Suprayitno menjelaskan, istri tercintanya kenal dengan Ryan sejak sering fitness di Marcella Gymnastic Jl Gatot Subroto, Mojongapit, Jombang. “Sering kalaupun saya mengantar istri saya fitness , kadang juga bertemu dengan Ryan,” terang dia.

Misteri Guruh

Demikian juga Tumijdo (40), warga Jalan Wilis Nomor 22, Kelurahan Kedondong RT 1 RW 02, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk, melapor ke Polres Nganjuk (diteruskan ke Polres Jombang) bahwa anaknya, Guruh Setyo Pramono (28), telah lama menghilang. Apakah Guruh yang dilaporkan hilang ini adalah Guntur (asal Nganjuk), salah satu dari empat jenazah yang ditemukan di belakang rumah Ryan, kemarin?

Guruh adalah anak nomor dua dari tiga bersaudara pasangan suami-istri Tumidjo (56) seorang pegawai Puskesmas induk Berbek dan Misinem (50). Menurut keterangan yang dihimpun Duta, Guruh dikenal sebagai pemuda yang tertutup dan mempunyai karakter yang tidak layaknya laki-laki. Dalam keseharianya korban berkelakuan mirip perempuan.

Namun, mantan Kepala Sekolah SDN 1 Kedondong, Parmi Spd, yang pernah mengajar korban mengatakan, Guruh juga mempunyai keistimewaan, yaitu cerdas. Sejak di SDN 1 Kedondong hingga meneruskan sekolah ke SMPN 1 Nganjuk, Guruh selalu dapat rangking. Guruh akhirnya kuliah di jurusan peternakan, Universitas Brawijaya Malang hingga berhasil menggondol gelar insinyur.

Setahun selepas wisuda, Guruh pergi dari rumah dan tidak pernah memberi kabar kepada keluarga. Tiba-tiba ada kabar bahwa pemuda bernama Guntur jadi korban pembunuhan Ryan di Jombang. Tumidjo pun sekitar pukul 09.00 WIB pun lapor kehilangan anaknya itu ke Polres Nganjuk, yang diteruskan ke Polres Jombang.

Ditemui di rumahnya, Tuminem (70), nenek Guruh, mengatakan, cucunya itu hilang sejak April 2007. Tuminem bercerita, keluarganya mendengar berita ada korban pembunuhan bernama Guntur dari televisi. Setelah itu, keluarganya langsung melapor ke polisi. “Kemarin malam ngertinya, dan tadi pagi (kemarin) langsung melapor ke polisi,” ujarnya dengan bahasa Jawa kromo.

Sejak melapor pagi kemarin, anak dan menantunya langsung diajak oleh polisi ke Surabaya untuk bisa secara langsung melihat kerangka yang diduga Guntur tersebut. “Saat ini masih ada di Surabaya, katanya untuk melihat apa benar itu Guruh,” katanya.

Tuminem mengatakan, Guruh dikenal sebagai sosok yang baik hati. Namun, Guruh juga dikenal memiliki kepribadian yang tidak seperti lelaki pada umumnya.

Hal yang sama dikatakan Sunamah (42), salah satu tetangga Tuminem. Dia mengetahui Guruh sebagai sosok yang tidak memiliki kepribadian seperti lelaki pada umumnya. Guruh di mata Sunamah dan tetangganya dikenal memiliki hati yang sangat lembut. “Selama masih tinggal di sini sangat jarang dia berkumpul dengan anak laki-laki. Lebih sering mengurung diri dalam rumah dan kalau lagi sedih sangat tertutup,” ujarnya.

Misteri Zainul

Laporan kehilangan juga disampaikan M Sobirin. Warga Dusun Dapurno, Desa Dapurkejambon, Jombang. Ia kehilangan keponakannya yang bernama M Zainul Abidin (22) sejak 7 Januari 2008. Seusai dzuhur keponakannya yang berprofesi sebagi penyiar salah satu radio di Jombang itu keluar dari rumah. Sebelum meninggalkan rumah, terang Sobirin, keponakannya itu mendapatkan telepon dari seseorang.

Namun, dia tidak tahu siapa yang menelpon dan apa yang dibicarakan dalam pembicaraan singkat lewat handphone tersebut. Yang ia ketahui, setelah menerima telepon, Zainul Abidin alias Zaki keluar dari rumah dan tidak pernah kembali.

Sebenarnya, sehari setelah meninggalkan rumah, Zaki pernah menghubungi pihak keluarga. Zaki yang merupakan alumnus SMK Negeri I Jombang ini hanya mengatakan bahwa dirinya berada di Kota Malang dan dua hari lagi akan pulang. Pihak keluarga pun tak menira pembicaraan telepon itu adalah yang terakhir antara Zaki dan keluarga.

Meski demikian, Sobirin tidak berani memastikan apakah keponakannya berada di Malang bersama Ryan saat itu. Namun, berdasarkan kabar yang ia terima, Zaki berangkat ke Malang bersama pelaku mutilasi asal Dusun Maijo, Desa Jatiwates tersebut. “Antara Zaki dan Ryan sangat mungkin saling kenal, yakni hubungan antara seorang penyiar dengan fans radio,” ungkap Sobirin.

Kerja Forensik

Sementara itu, tim forensik RS Bhayangkara Surabaya hingga kemarin mengidentifikasi empat korban keganasan Ryan. Dari lima cara identifikasi korban –di antaranya medis, dental, properti, sidik jari dan fotografi–tim forensik gabungan RS Bhayangkara dan Unair ini hanya bisa mengandalkan cara dental dan properti. Hal ini disebabkan kondisi keempat jenazah rata-rata sudah rusak berat.

“Dental itu seperti struktur gigi, sedangkan properti misalnya benda-benda yang melekat pata tubuh korban,” tutur tim forensik RS Bhayangkara, Kompol Heri Widjatmiko saat jumpa pers di Mapolda Jatim, Selasa (22/7).

Sejauh ini dari empat jenazah korban, baru satu jesazah yang sudah diautopsi. Diduga, jesazah itu adalah Ariel Somba Sitanggang (34) asal Jakarta. Namun, tim forensik belum bisa memastikan kalau itu jasad Ariel. Sebab, autopsi belum selesai. Hasil sementara autopsi menyebutkan, korban berjenis kelamin laki-laki dan ada bekas pukulan benda tumpul di kepalanya. “Untuk menyimpulkannya harus dilakukan autopsi secara teliti lagi,” ujarnya.

Sementara itu, Dir Reskrim Polda Jatim, Kombes Pol Rusli Nasution yang juga hadir dalam jumpa pers mengatakan, meski keempat korban sudah ditemukan dan Ryan sudah ditahan, pihak kepolisian masih belum mengetahui motif pembunuhannya. Keadaan tersangka masih labil sehingga belum bisa dimintai keterangan secara terperinci. “Tersangka kemarin masih kelelahan,” ujar Kombe Pol Rusli Nasution.

Namun, kata Rusli, tersangka sudah mengaku telah membunuh keempat tersangka. Setelah dibunuh, keempat korban dimasukkan dalam dua liang kubur yang berada di belakang rumah tersangka. Tiga korban dikubur dalam satu liang dan satu korban lagi dikubur sendiri.

Aksi pembantaian ini sudah dilakukan sejak 2007. Pertama, satu korban dibunuh antara Juli dan Agustus 2007. Kedua, satu korban dibunuh pada Januari 2008. Sedangkan yang ketiga, dua korban dibunuh pada April 2008.

Pengungkapan kasus pembunuhan di Jombang ini merupakan hasil pengembangan kasus mutilasi terhadap korban atas nama Heri Santoso (40), sales manager perusahaan besi yang dibunuh di kamar 309A, Blok C, apartemen Margonda Garden Residence, Depok, Jum’at (11/7) lalu pukul 20.00. Ryan membunuh Heri setelah terlibat cekcok memperebutkan seorang pria bernama Novel Andrias alias Noval (28). Heri dan Ryan yang sama-sama homo itu mencintai Noval. Dari pengembangan penyidikan kasus ini, ditemukan korban baru atas nama Aril Somba Sitanggang, warga Jakarta, yang juga jadi korban pembunuhan Ryan.(amir)
http://www.dutamasyarakat.com/rubrik.php?id=32561&kat=Nasional

Komentar

  1. Gileeeeeeee
    Psikopat kayak ryan bisa disamakan ama Hitler

    BalasHapus
  2. jgn pernah diksh ampun, hombreng hrsnya dihlgin dr dunia ini klo bs mampusin secptnya aja homberng itu

    BalasHapus

Posting Komentar

Mo Komentar Disini Bos,,,

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.