Langsung ke konten utama

Incumbent 'Paksa' Mantan Presiden Jadi Jurkam

JOMBANG – Sahwat pasangan incumbent Suyanto-Widjono Suparno (ToNo), untuk duduk kembali menjadi Bupati Jombang, terpaksa harus minta Mantan Presiden Ke lima RI, turun gunung. Selasa (15/072008) Sore kemarin.

Tak Tanggung-tanggung, Mantan Presiden RI ke Lima ini, rela menjadi juru kampanye incumbent selama 20 menit di hadapan ribuan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Kabupaten Jombang di Alon-alun kota tersebut.

Bahkan, bukan hanya Megawati Soekarno Putri saja yang rela satu panggung dengan Incumbent. Beberapa jajaran DPP dan DPD PDI-P Jatim juga menampakkkan diri dalam gelaran jadwal kampanye Suyanto-Widjono (ToNo) di Jombang itu, termasuk Sekdjen PDI-P, Pramono Anung, serta Putri Megawati, Puan Maharani, dan beberapa anggota DPR RI dari fraksi partai moncong putih.


Dihadapan ribuan pendukung To-No, anak proklamator RI ini meminta kader PDIP dalam menghadapi pilkada23 juli mendatang, wajib menggunakan hak pilihnya saat berada di dalam bilik suara.

“Kader PDIP tidak boleh dan jangan jadi Golput, karena pilkada kali ini adalah untuk yang pertama kalinya dilaksanakan secara langsung ditingkat daerah,”ujar Mega dengan berapi-api yang di iringi yel-yel hidup Mega oleh ribuan massa PDIP.

Dikatakan Mega, semua kader PDIP harus terlibat aktif dalam usaha memenagkan memenangkan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut dua yakni Sutjipto- Ridwan Hisyam serta calon bupati dan wakil bupati nomor urut tiga, Suyanto-Widjono. “Jangan lupa pada tanggal 23 untuk Gubernur pilih nomor 2 dan untuk bupati dan wakil bupati pilih nomor 3,” pintanya.

Mega mengatakan, bahwa para kader PDIP harus pintar-pintar mencoblos tanda gambar pasangan cagub dan cabup dari partai yang dipmpinnnya.

“Buat kader PDIP cara mencoblosnya yang pertama buka dulu dan teliti jangan sampai terlipat, baru dicoblos, karena kalau sampai tembus kartu suara tersebut bisa tidak sah,” tandas dia.

Disamping kampanye pilgub dan pilbup, mantan presiden yang pernah gagal maju di pilpres 2004 lalu ini juga memanfaatkan untuk kampanye dirinya yang mencalonkan kembali sebagai presiden dalam pilpres 2009 mendatang.

“Kalau dulu saya pernah kalah, tahun 2009 harus bisa sukses. Apalagi didukung dengan kepala daerah dari PDIP yang telah memengkan pilkada dibeberapa daerah. Ini nanti mempermudah saya untuk menjalankan kerja,” imbuhnya.

Sementara, Tim pemenangan pasangan Suyanto-Widjono, Bella Binanda membenarkan jika pihaknya memenfaatkan popularitas Megawati untuk pemenangan To-No. Bahkan ia menyebut sudah seharusnya pimpinan partai allout memenagkan kadernya di masing-masing daerah.

“Partai kita bukan partai yang tidak solid, ini terbukti dengan kehadiran Ibu Mega di Jombang. Ini bisa menjadi bekal kemenangan pasanga ToNo, terlebih juga pasangan Sutcipto-Ridwan dalam pilkada 23 juli,” ujar Bella. “Dan, momentum ini kan juga mendekati pilpres 2009, apa salahnya kalau Ibu datang ?,” imbuh anggota Fraksi PDIP DPRD Jombang ini.(amir)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

Ledakan Tangis Pecah Digang Kecil

Dua Korban Ryan, Berangkat Ke Pusara JOMBANG – Ledakan tangis histeris dari dua tempat korban Very Idam Henyansyah alias Ryan (30), yakni Zainul Abidin alias Zaki (21) dan Agutinus Fitri Setiawan alias Wawan (28), muncul dari rumah duka, di gang kecil, saat mengiringi pemakaman dua jenazah menuju pusara, kemarin. Keberadaan dua rumah duka korban Ryan ini, yang sama-sama mempunyai ukuran 36 ini, berubah seketika saat prosesi peyerahan jenazah. Pihak petugas yang ikut mengawal jenazah pun sempat dibuat repot saat menurunkan jenazah dari mobil, lantaran kelurga korban sudah tak kuasa menahan tangis sembari menarik peti mati. Beberapa pelayatpun tercengang berjajar, di antara gang sempit yang hanya bisa di lalui motor itu. Meski deretan kursi sudah sejak pagi disiapkan oleh pihak perangkat desa yang ikut membantu proses pemakaman kedua jenazah. Namun, setidaknya gang sempit itu menjadi satu saksi tersendiri dari pemakaman kedua korban sang pria gemulai asal Maijo itu. Jenazah Zainul Abidi...