
Saat dikeler polisi untuk menunjukkan lokasi pemakaman korban-korbannya di rumah orangtuanya di Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Jombang, Rabu (23/7) lalu, Ryan banyak mengungkapkan rasa takutnya atas hukuman mati kepada Adil Pranadjaja SH, kuasa hukumnya.
“Saya takut. Saya jangan dihukum seperti Sumiarsih ya,” ujar Adil menirukan ucapan Ryan, merujuk pada eksekusi mati dengan ditembak yang dialami Sumiarsih dan Sugeng pada Sabtu (19/7) dini hari lalu.
Ryan mendengar eksekusi Sumiarsih dan Sugeng. Sebab, kedatangannya ke Jatim pada 20 Juli lalu cuma selang sehari setelah ibu dan anak terpidana pembunuhan Letkol Purwanto dan empat anggota keluarganya itu ditembak mati oleh para penembak jitu dari Brimob.
Pada 20 Juli itu, Ryan dibawa ke Jatim dari Jakarta untuk menunjukkan lokasi-lokasi tempat dia menghabisi para korbannya. Sebelumnya, Ryan sudah mengaku sebagai pelaku pembunuhan dengan mutilasi (tubuh korban dipotongpotong) terhadap Heri Santoso, 40, yang kemudian mayatnya dibuang di Ragunan, Jakarta, 12 Juli lalu.
Sejauh ini, total ada 5 orang yang dihabisi Ryan. Namun, kepolisian telah menerima setidaknya 27 laporan dari masyarakat yang mengaku kehilangan anggota keluarganya setelah terakhir diketahui bersama Ryan.
Adil mengungkapkan perasaan gundah kliennya tersebut kepada wartawan yang menemuinya di markas Polda Jatim, Kamis (24/7), saat mengantarkan Kasiyatun, ibu Ryan, untuk diperiksa di bagian Reskrim Polda.
“Dengan ketakutan itu, ya kita akan upayakan apa kira-kira hal yang dapat meringankan hukuman Ryan,” ujar Adil.
Kehadiran Kasiyatun di Polda Jatim kemarin, untuk memenuhi panggilan penyidik yang ingin tahu lebih jauh latar belakang keluarga ini. Kasiyatun diperiksa penyidik Satpidum Ditreskrim Polda Jatim. Saat keluar gedung ruang penyidik, mata Kasiyatun terlihat sembab dan menitikkan air mata.
Meski sempat bungkam saat ditanya wartawan, perempuan yang sehari-hari menjual pakaian dengan cara berkeliling ini, akhirnya mau juga buka suara. Dia berkisah, perubahan perilaku anaknya itu terjadi setelah Ryan menemukan sebuah boneka saat pergi ke pantai.
“Dia sering terlihat linglung, dan sering bertindak yang aneh-aneh,” ujar Kasiyatun, 60, sembari menahan tangis.
Perilaku aneh itu semakin menjadi-jadi sejak Ryan berkenalan dengan Irs, salah seorang temannya yang juga guru ngaji di Jombang. Apakah perubahan perilaku itu mengarah pada penyimpangan seksual?
Kasiyatun tak kuasa menjawab. Air mata perempuan tua ini meleleh tak terbendung, saat wartawan melontarkan pertanyaan kapan akan membesuk Ryan yang Rabu (23/7) malam telah dibawa lagi oleh polisi ke Jakarta.(ami)
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,