Langsung ke konten utama

Tak Mampu Berobat,

Seorang Kakek Nekad Potong Alat Vitalnya.

JOMBANG – Sampiran, (70), warga Dusun Metok, Desa Gempol legundi, Kec Gudo, nekad memotong alat vitalnya sendiri hingga terputus, kemarin. Diduga korban melakukan aksi tersebut lantaran kesulitan mengurus biaya pengobatan. Akibat menderita penyakit kencing batu.

Selain menderita penyakit susah buang air kecil, seorang kakek yang mempunyai empat orang anak ini juga menderita penyakit perut selama satu minggu. Padahal, pihak keluarga mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin melakukan upaya untuk kesembuhan korban. Namun pada kenyataanya korban yang merasa tak kunjung sembuh akhirnya nekad mengakhiri hidup dengan memotong alat vitalnya.

Menurut Samini (49), salah satu anak korban mengatakan, kejadian yang menimpa orang tuanya itu terjadi pada Sabtu malam (17/5), ketika Samini sedang berada di rumah tetangganya. Selang beberapa menit, Samini pun pulang. Namun, Samini yang tidak mendapatkan firasat apapun, begitu masuk rumah, langsung tersentak saat melihat orang tuanya dalam keadaan pingsan terlentang diatas ranjang dengan bersimbah darah.

“Kira-kira pukul 18.30 wib, saya pulang dari acara hajatan pernikahan tetangga. Tak tau mas apa yang dilakukan Bapak saya, tiba-tiba saja saya melihat banyak darah berceceran,” terang Sumini serak.

Melihat kondisi korban yang terus menerus mengalami pendarahan pada alat vitalnya. Ia pun segera minta pertolongan kepada tetangga dekatnya. Kontan hal ini kemudian menimbulkan gemuruh di kampung tersebut. Sebab, korban yang dulunya dikenal sabar itu harus nekad mengakhiri hidupnya dengan memotong alat vitalnya sendiri, lantaran diduga penyakitnya tidak kunjung sembuh.

Korban yang sudah lemas, akhirnya dilarikan ke RSUD Swadana Jombang, untuk mendapatkan perawatan secara intensif. Dari situlah kemudian, dokter mengetahui jika darah yang berceceran tersebut berasal dari bekas sayatan benda tajam. Apalagi, keluarga korban juga mengaku menemukan sebilah pemes dengan bercak darah yang terletak di dekat korban.

Sumini yang sochk, langsung meminta wartawan keluar dari ruangan korban yang sedang dirawat di Paviliun Mawar tersebut. Bahkan kedua anak laki-laki Sumini, langsung mendorong wartawan media televisi nasional yang hendak mewawancarai Sumini atas kejadian yang menimpa Sampiran tersebut.

“Sudah mas saya nggak bisa ngomong mas, saya pasrah. Kami sudah pernah berusaha mengobatkannya ke puskesmas, namun, tetap belum sembuh juga. Maaf saya tidak bisa ngomong lagi,” jeritnya.

Sementara, Kepala Desa Gempol legundi, Hevi Hanafiah, mengaku tidak bahwa kejadian tersebut adalah yang kedua kalinya setelah di tahun 2007 lalu. Bahkan dia menyebut, kejadian ini juga disinyalir dengan motif yang sama yaitu faktor ekonomi.

“Tahun lalu ada, dan meninggal dunia. Kasusnya hampir mirip, karena tak sanggup berobat,” beber Hevi.

Atas kejadian ini, Kapolsek Gudo, AKP Mudjiono saat dikonfirmasikan membenarkan telah terjadi percobaan bunuh diri di wilayahnya dan kasusnya masih dalam tahap penyelidikan untuk mengetahui motif korban.(amir castro)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.