Langsung ke konten utama

Menolak Dikunjungi Khofifah

BANYUWANGI - Safari politik bakal calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (KIP) ke Banyuwangi dua hari yang lalu berbuntut panjang. KH Ali Makki Zaini, salah satu pengurus PC NU Banyuwangi yang dikabarkan disowani KIP justru membantah.

Menurut Gus Makki -panggilan akrabnya- KIP dan timnya sama sekali tidak pernah berkunjung ke kediamannya di Desa Parijatah Kulon, Kecamatan Srono. "Informasi itu sesat. Tim KIP nggak pernah ke rumah saya," tegas Wakil Ketua Tanfidz PC NU Banyuwangi itu.
Diakui, dirinya sempat ditelepon oleh salah satu tim sukses KIP. Isi telepon itu, KIP berniat sowan ke Parijatah Kulon untuk menemui dirinya. Namun, karena ada sesuatu dan lain hal, akhirnya niat itu dibatalkan. "Saya berdalih pondok pesantren (ponpes) saya adalah pondokan kecil. Jadi tidak pantas untuk menerima tamu istimewa seperti KIP yang notabene cagub," ujarnya Gus Maki.
Dengan dalih semacam itu akhirnya KIP batal menemui Gus Makki. "Saya terus terang terkejut tiba-tiba nama saya muncul di koran. Demi Allah saya tidak kedatangan tamu KIP," tegasnya.
Gus Makki mengaku terganggu atas klaim tersebut. Dia merasa hal itu bagian dari kampanye tim KIP yang kurang populis. "Kalau begini caranya saya menjadi tidak simpatik dengan sepak terjang timnya KIP," gerutunya.
Seperti diberitakan, dua tokoh nasional dalam waktu bersamaan turun ke Banyuwangi. Mereka adalah KIP dan mantan anggota DPR RI Akbar Tanjung. Akbar melakukan kunjungan di berbagai tempat. Di antaranya di Pendapa Sabha Suwagatha Blambangan, memberi kuliah umum di kampus STIB Cluring, dan dialog interaktif dengan masyarakat Kota Genteng.
Sementara itu KIP melakukan kunjungan di berbagai kiai dan ponpes. Salah satu tokoh yang dikunjungi adalah KH Hisyam Syafaat dan Ali Makki Zaini. "Pokoknya klaim itu bohong. Nggak benar kalau saya dikunjungi KIP," tandas Gus Makki dengan nada tinggi..(jmd8/Sbypg/ami).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.