Langsung ke konten utama

Ratusan Mahasiswa peringati Hardiknas

Satu Polwan Tersipu Pada Demonstran.

JOMBANG - Ratusan mahasiswa yang terdiri dari tiga elemen diantaranya Front Mahasiswa Nasional (FMN), serta dua massa PMII yang sama-sama mengklaim sebagai Pengurus Cabang yang sah, kemarin (2/05) pagi, melakukan unjuk rasa dengan turun ke jalan untuk memperingati hari pendidikan nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 mei ini.

Meski berangkat dari tempat yang berbeda, dan organisasi yang berbeda. Namun aksi ketiga elemen tersebut berjalan damai. Bahkan, sekitar pukul 10.00 Wib, massa PMII yang di korlapi oleh Ahmad Abdul Wahib sudah datang lebih dahulu di gedung DPRD, mendahului PMII satunya yang beraliansi dengan BEM Se-Jombang.
Meski berangkat dari tempat yang berbeda, dan organisasi yang berbeda. Namun aksi ketiga elemen tersebut berjalan damai. Bahkan, sekitar pukul 10.00 Wib, massa PMII yang di korlapi oleh Ahmad Abdul Wahib sudah datang lebih dahulu di gedung DPRD, mendahului PMII satunya yang beraliansi dengan BEM Se-Jombang.
Dengan sama-sama berangkat dari kampusnya masing-masing, tiga elemen tersebut langsung mengepung gedung DPRD. Dengan menutup mulut serta menggelar berbagai poster berisi kritikan kepada pemerintah yang tak becus mengatur sistem pendidikan. Ketiga elemen tersebut juga berorasi dengan pengeras masing-masing.
Meski begitu, para aktivis ini tetap melanjutkan aksinya. Bahkan, dalam orasinya merka meminta kepada pihak pemkab setempat, agar segera merealisasikan subsidi pendidikan 20% dari APBD. Pasalnya, mereka menganggap subsidi yang seharusnya direalisasikan tersebut, ternyata hanya kebohongan belaka. Bahkan, para demonstran ini juga menuding pemerintah telah melakukan kongkalikong dengan pengusaha dengan menerbitkan aturan BHP (badan Hukum Pendidikan).
Bayangkan saja, aturan realisasi subsidi 20% dari APBD saja tidak pernah dikerjakan, apalagi sekarang dunia pendidikan sudah dijadikan sebagai lahan bisnis dengan aturan BHPnya. Dengan begitu sangat cukup jelas, jika pemerintah tidak pernah berniat memajukan SDM kita,” teriak salah satu Korlap Aksi tersebut yang terdengar paling keras.
Menariknya, ditengah-tengah para demonstran menggelar orasi di depan gedung DPRD, salah satu Polwan yang kebetulan diterjunkan untuk mengamankan aksi tersebut. Terlihat cukup antusias menyambut aksi damai itu. Pasalnya, dari beberapa tuntutan yang dibawa oleh sejumlah demonstran pada peringatan hari pendidikan nasional, diantaranya, Tolak RUU BHP, realisasikan Anggaran pendidikan 20% dari APBD/APBN, Tolak UAN dan bubarkan dewan pendidikan. Ada satu tuntutan mengenai kenaikan Upah Buruh sesuai dengan KHL serta Turunkan Harga Sembako.
Wah, kalau seperti ini saya sepakat. Apalagi, mengenai kenaikan Upah Buruh dan harga sembako. Saya kan juga Buruh, ibu-ibu lagi,” cetus Polwan tersebut tanpa mau disebutkan namanya.(amir castro).

Komentar

  1. hei kawan yang dibelakang baju warna kuning dengan ikatan selayer di kepalanya. itu aku bos.
    kalau mau email aku ijuk6789@yahoo.co.id
    bisa di diskusikan. kawan sendiri dari organ apa?

    BalasHapus

Posting Komentar

Mo Komentar Disini Bos,,,

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.