Langsung ke konten utama

Ratusan Perawat Desak Pemerintah Sahkan UU Keperawatan.

JOMBANG (DUTA)– Sekitar 300 perawat dan mahasiswa keperawatan yang tergabung dalam Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kemarin siang, berunjuk rasa di depan gedung DPRD setempat. Mereka menuntut agar pemerintah segera mengesahkan Undang-undang Keperawatan.

Unjuk rasa yang digelar sebagai bagian dari peringatan Hari Perawat se-Dunia yang jatuh pada tanggal 12 Mei 2008 ini. Di ikuti oleh lima lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) di Jombang, diantaranya, STIKES Darul Ulum, STIKES Bahrul Ulum, STIKES HUSADA, ICME dan STIKES PEMKAB, serta berbagai instansi pelayanan medis.

Aksi damai yang bertolak dari Kebon Rojo sekitar pukul 10.00 Wib ini, dilakukan dengan Longmarch menuju Gedung DPRD setempat. Dengan mebentangkan berbagai poster-poster berisi kecaman kepada pemerintah. Dalam orasinya, massa yang menggenakan baju putih-putih ini juga meminta kepada pemerintah agar kesejahteraan perawat di perhatikan. Sebab, mereka menganggap tanpa ada kepastian hukum, perawat selalu terdiskriminasi.

"Kami mendesak pemerintah bersama DPR RI segera menetapkan RUU Praktik Keperawatan demi menjamin legalitas hukum perawat dalam menjalankan profesinya," teriak Arif Hidayat Korlap Aksi.

Menurut Arif, RUU Praktik Keperawatan yang sedang dibahas di DPR pusat ini bakal diyakini bisa memberikan ruang legalitas bagi para perawat untuk bisa praktik secara mandiri. Sebab, kata dia, payung hukum seperti Peraturan Pemerintah saja masih dinilai belum cukup melindungi para perawat.

Kalau DPR tidak segera mengesahkan Undang-undang tersebut. Itu sama halnya dengan mengkebiri nasib kami (para perawat. Red),” katanya.

Lautan massa berbaju putih yang sebelumnya terkonsentrasi di depan pintu masuk gedung DPRD inipun langsung ditemui oleh segenap anggota DPRD Komisi D. Dalam negosiasinya, Komisi yang membidangi Kesehatan dan Kesejahteraan ini juga berjanji akan segera mengirimkan fak berisi petisi kepada DPR RI. Dengan membagi-bagikan bunga kepada sejumlah pengguna jalan yang kebetulan melintas di Jl Wahid Hayim. Massa kemudian membubarkan diri menuju STIKES PEMKAB Jombang.

Kendati demikian, Arif juga mengaku jika para perawat yang ikut aksi tersebut merupakan perawat yang tidak dalam shif kerja alias hanya ikut shif malam, sehingga, imbuhnya aksi ini tidak akan mengganggu pelayanan medis di berbagai instansi seperti rumah sakit dan puskesmas.(amir castro).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.