Langsung ke konten utama

Sindir KPUD, KAMMI Daftarkan Pasangan Cabup-Cawabupnya

JOMBANG - Ditengah suasana politik menjelang Pilkada yang mulai menghangat, pengurus KAMMI Komisariat Jombang, kemarin (6/5) siang. Datangi KPUD, dengan maksud mendaftarkan kadernya untuk maju dalam ajang Pilkada 23 Juli mendatang.

Suguhan kreatifitas unik yang ditunjukkan oleh puluhan aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) ini, dilakukan dengan cara mendaftarkan dua kadernya ke KPUD Jombang sebagai kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati.

Kedua kandidat itu diantaranya, Ardi Subagio, salah satu dosen Bahasa Inggris di salah satu PTS di Jombang dan Herman Effendy yang tercatat sebagai mahasiswa STKIP. Dengan menyampaikan niatnya di depan para anggota KPUD itu, puluhan aktivis tersebut langsung 'mendaftarkan diri' sebagai pasangan cabup/cawabup. Meski akhirnya tidak di izinkan.
Menurut Ardi Subagio, 'Kandidat Calon Bupati' saat ditemui di luar gedung KPUD menyatakan, aksi tersebut digelar dalam rangka memberikan dukungan kepada pihak-pihak terkait untuk menjalankan tugas dan fungsinya secara baik.
"Kami tidak ingin jika pada saat pelaksanaan Pilkada nanti, situasinya menjadi tidak kondusif. Oleh karena itu, aksi tadi adalah bagian dari pencairan suasana saja," tegas Ardi.
Dikatakan Ardi, sudah saatnya masyarakat sekarang mendapatkan pendidikan politik yang memadai. Perhatian masyarakat yang berlebihan terhadap pelaksanaan Pilkada bisa dikhawatirkan akan menimbulkan suasana yang kontra produktif dengan cita-cita Pilkada itu sendiri.
"KAMMI sepenuhnya mendukung pelaksanaan Pilkada yang bersih dan damai. Jadi kami disini hanya bermaksud untuk mengawal itu" tandas Ardi saat menyampaikan pesan aksinya.
Sementara Wakil Ketua Pokja Pencalonan KPUD setempat Machwal Huda, menegaskan, pihaknya tidak bisa menerima pendaftaran calon dari KAMMI tersebut. Alasannya, aturan yang dipakai oleh KPUD dalam Pilkada saat ini hanya memberikan peluang bagi calon dari jalur partai.
"Ya seperti kita tahu, belum ada pintu masuk bagi calon perseorangan atau organisasi non partai. Otomatis, pendaftaran mereka kita tolak," tegas Machwal.
Disinggung soal Aksi KAMMI yang bermaksud menyindir KPUD ? Machwal, membantah, bahwa aksi KAMMI tersebut tidak benar-benar untuk mencalonkan kadernya. Ia menganggap aksi tersebut lebih sebagai bentuk partisipasi dalam mengkampanyekan Pilkada yang bersih dan damai.
"Tidak ada sindir-menyindir, mereka datang kesini justru sudah tahu kalau pendaftaran mereka tidak memenuhi persyaratan. Mereka paham kalau tidak bakal diterima KPUD," katanya.
Justru, Ia mengaku, jika KPUD seharusnya lebih berterima kasih kepada pengurus KAMMI yang telah memberikan apresiasi positif terhadap KPUD.
“Kita salut dengan mereka, justru aksi tersebut sangat positif untuk memberikan contoh partisipasi politik bagi masyarakat secara luas.(amer castro)
http://www.dutamasyarakat.com/rubrik.php?id=27982&kat=Daerah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.