JOMBANG – Aksi sabotase dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) untuk Sekolah Dasar (SD) di Jombang, kini terjadi. Puluhan nomor ujian siswa yang terpasang di meja, dicopot paksa oleh sekolompok pelaku yang belum diketahui identitasnya. Beruntung, sabotase ini tak sampai menganggu jalannnya UN.
Pengerusakan ini terjadi di SD Katolik Wijana, Jl Wachid Hasyim Jombang kota. Puluhan nomor ujian tersebut di rusak dan ditemukan berserakan di meja tempat ujian. Bahkan, beberapa nomor ujian itu juga sempat dibuang begitu saja oleh pelaku diatas genting sekolah.
Kejadian ini pertama kali diketahui oleh seorang tukang kebun sekolah SD Katolik itu. Saat memasuki ruangan ujian untuk membersihkan, diketahui ada sekitar 19 kartu ujian siswa yang terlepas dari mejanya masing-masing.
“Saya juga tidak tahu, saat akan membersihkan ruangan kelas, kok tiba-tiba kondisinya sudah berantakan,” ujar Pramu, salah satu tukang kebun SD Katolik Wijana itu.
Ia menduga, jika pelaku pengerusakan nomor-nomor ujian tersebut memasuki kelas melalui jendela. Sebab, ia menemukan kunci jendela samping kelas itu sudah dalam keadaan rusak. Selain itu menurutnya, beberapa buah genting sekolah juga berantakan dan pecah-pecah.
“Dari kejanggalan-kejanggalan yang kami lihat, mungkin pelakunya lewat jendela samping. Karena jelas-jelas jendela itu kuncinya sudah tidak seperti semula,” urainya.
Dengan kondisi ini, iapun segera melaporkan kejadian itu kepada pihak sekolah. Bahkan, beberapa saat kemudian, pihak sekolah langsung melaporkan kejadian ini ke Polsek setempat. Sayangnya, laporan itu tak direspon oleh polisi. Hingga ujian berlangsung, tak satupun petugas kepolisian mendatangi lokasi.
Samiadi, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SD Katolik Wijana itu mengaku, saat melapor ke polisi, ia justru disarankan untuk melaporkan kejadian itu kepada Dinas Pendidikan (Dindik) setempat. Karena kebingungan, ia memilih untuk membuat nomor ujian sendiri yang bentuknya mirip nomor ujian terbitan Dindik.
“Sebelum jam ujian dan Dindik tiba, kami membuat nomor ujian sendiri,” kata Samiadi.
Langkah ini dilakukan, karena ia tak ingin 19 muridnya gagal melaksanakan ujian. Padahal 21 siswa lainnya tak mengalami sabotase ini.
“Dari satu ruangan itu, hanya satu nomor ujian yang tak dirusak. Sementara ruang satunya lagi aman,” tukasnya.
Ia sendiri tak mengetahui siapa pelaku dan motif dibalik pengrusakan nomor ujian siswanya itu. Yang jelas menurut dia, pelaku telah berhasil membuat pihak sekolah kebingungan dan resah.
“Mungkin pelaku menginginkan banyak siswa kami yang tak lulus. Kami tetap berharap, kejadian ini tak terulang kembali, dengan adanya penjagaan dari pihak kepolisian,” harapnya.(amir castro)
http://www.dutamasyarakat.com/rubrik.php?id=28261&kat=Pendidikan
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,