JOMBANG – Sedikitnya 65 penduduk Dusun Jungkir, Desa Watudakon, Kec Kesamben, keracunan. Setelah menyantap nasi tumpeng dari acara hajatan di rumah salah satu warga setempat.
Ke 65 korban yang terdiri dari anak-anak dan orang dewasa itupun langsung dilarikan ke Puskesmas-puskesmas terdekat sekitar Pukul 19.30 Wib Sabtu (24/5) lusa, setelah mengalami gejala muntah-muntah dan panas dingin. Kontan hal ini melibatkan semua unsur perangkat desa dan pihak kepolisan setempat untuk membawa para korban ke puskesmas.
Dari pantauan harian ini, setidaknya ada empat unit kendaraan roda empat yang dikerahkan untuk mengangkut korban ke puskesmas guna mendapatkan pertolongan medis. Diantaranya, satu unit mobil patroli Polsek Kesamben dan tiga unit lainnya adalah kendaraan pribadi milik warga sekitar.
Para korban yang kebanyakan terdiri dari anak-anak itu mengaku kesakitan setelah menyantap makanan dari acara hajatan tasyakuran pembelian Mobil baru milik pengusaha pengecoran alumunium itu. Akibat terlalu banyak pasien, sejumlah puskesmaspun tampak penuh dan tak muat.
Dari data yang ada dilapangan, ada Puskesmas yang tampak penuh yaitu Puskesmas Kec Sumobito yang menampung 38 orang, sementara Puskesmas Kec Kesamben menerima 17 orang, Puskesmas Miagan, Kec Mojoagung 5 orang, PKU Mojoagung 5 orang dan Puskesmas Carangrejo sebanyak 6 orang.
Menurut salah satu warga, Dusun Jungkir, Kusnan (34), yang juga sempat memimpin doa hajatan tahlilan itu, mengatakan, kejadian itu bermula dari hajatan tasyakuran pembelian mobil baru yang diselenggarakan oleh H Sajuri (56) warga setempat. Dari 38 orang yang datang, tuan rumah menyediakan 2 tumpeng dengan ikan ayam besar dan 50 kotak nasi.
“Setelah 50 kotak itu dibagikan ke rumah-rumah, esoknya warga mulai mengalami keracunan," ujar Kusnan, sembari mengaku bahwa keempat anaknya juga mengalami kondisi yang sama dan dilarikan ke Pukesmas Miagan Kec Mojoagung setelah memakan nasi tumpeng itu.
Sementara, hal yang sama juga dikatakan, Komariyah (14), salah satu korban yang sedang dirawat di Pukesmas Sumobito, ia mengatakan, gejala yang dirasakannya itu bermula saat dini hari sekitar pukul 04.00 wib. Kata dia, sesaat dirinya hendak Sholat Subuh, dia merasa pusing dan mual-mual.
“Muntah-muntah dan seperti mau buang air besar terus. Apalagi perut ini terasa mulas dan mual,” aku Mia, panggilan akrab Komariyah, lemas.
Ia mengaku, sempat tidak kuat berdiri akibat kontraksi sakit perutnya itu. Selain badannya terasa panas dingin, kondisi fisiknya juga terasa lemas dan pandangannya kabur.
“Saya makanya hari Jum'at, mas, setelah bapak membawakan satu kotak nasi yang dibawa dari acara hajatan pak haji (H Sujari, red). Malamnya masih biasa saja, tapi saat solat subuh tubuh saya langsung lemas dan muntah-muntah” katanya.
Sementara, menurut Yeny Mudayanah, salah satu pejabat Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, mengatakan, para korban yang dirawat di puskesmas, dipastikan keracunan. Lantaran berlangsung serentak.
"Dari hasil diagnosa kita dan keterangan pasien, bisa dipastikan mereka semua keracunan makanan. Apalagi, jumlahnya sangat besar dan serentak,” ujar Yeny saat ditemui di Puskesmas Sumobito sesaat setelah mengambil sampel berupa sambal dan potongan daging ayam di TKP.
Meski begitu, ia masih menunggu hasil uji laboraturium dari sampel yang sudah ia kumpulkan..
“Kita akan kirim besok (hari ini. Red) ke Balai Besar Laboraturium Kesehatan (BBLK) Surabaya, selain itu kita akan lihat proses produksi makanan tersebut serta lingkungan sekitar catering,'' terang dia.
Dari kejadian tersebut, Muntini (50), pemilik katering, mengaku pasrah dengan kejadian yang sempat menimpa warga Dusun Jungkir Kesamben itu. Sebab, kata dia, baru kali ini kejadian itu dia alami.
“Semua biasa aja mas, kalau sampean pingin coba masakan saya silakan. Sejak 18 tahun saya sama sekali tidak pernah mengalami hal aneh seperti ini, bahkan bumbunya dan bahan-bahan makanannya tetap sama, tidak ada yang saya rubah,” aku Muntini Warga Dusun Sapon Desa Kedungbetik, Kec Kesamben, shock.
Kendati demikian, dari 65 orang yang keracunan makanan itu, sampai detik ini, masih tersisa 38 orang yang masih berada di beberapa Puskesmas-pukesmas terdekat, selebihnya menjalani rawat jalan. Ke 38 pasien dewasa dan anak-anak, diantaranya 18 masih tergeletak lemas di Puskesmas Sumobito, 4 di Puskesmas Kesamben. 5 di PKU Mojoagung, serta 5 di Puskesmas Miagan Kec Mojoagung dan 6 lainnya masih dirawat di Puskesmas Carangrejo. Sedangkan untuk biaya perawatan, semuanya di gratiskan hingga sembuh.(amir castro).
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,