Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2008

Mengenal Sosok Tan Malaka

Tan Malaka yang ditembak mati tanggal 21 Februari 1949. Selama ini kematian Pahlawan Nasional Tan Malaka itu masih menjadi misteri sejak lebih dari setengah abad. "Dia ditembak atas perintah Letnan Dua Soekotjo dari Batalyon Sikatan bagian Divisi Brawijaya, yang terakhir berpangkat brigadir jenderal dan pernah menjadi Wali Kota Surabaya. Data tersebut diperoleh dari kesaksian pelbagai pihak, seperti rekan gerilya Tan Malaka, anggota Batalyon Sikatan, keterangan warga desa dan tokoh-tokoh angkatan 1945," kata Poeze yang memulai riset Tan Malaka sejak tahun 1980 dengan menemui banyak tokoh nasional. Harry Poeze yang juga Direktur KITLV Press (Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara) menambahkan, Tan Malaka ditembak di Desa Selo Panggung di kaki Gunung Wilis di Jawa Timur. Eksekusi yang terjadi selepas agresi militer Belanda ke-2 itu didasari surat perintah Panglima Daerah Militer Brawijaya Soengkono dan komandan brigade-nya, Soerahmat. Petinggi m...

Kebijakan Neoliberal Lima Presiden Indonesia

Sudah lima presiden memimpin Indonesia . Tapi, belum ada satupun yang mampu mengantarkan negeri ini bermartabat, boro-boro menuntaskan masalah kedalutan rakyat, secara ekonomi maupun politik saja kita masih tetap tertindas oleh bangsa kita sendiri yang tidak lain selalu berkolaborasi dengan bangsa asing (kapitalis). Lima Presiden semunya mempunyai ‘ Catatan Hitam ’. Baik mereka yang dipilih melalui mekanisme parlementer maupun langung, seperti SBY- JK pada tahun 2004 kemarin. Ke-lima Presiden Indonesia , yang terpilih dan memimpin negera ini, selalu saja tunduk pada mekanisme Washington , yakni melalui konsensus yang diakomodasi dan di komandoi oleh IMF dan Word Bank, ya ng tidak lain mereka selalu mengamban watak neoli-beral. Akibatnya, setiap kebijakan, selalu saja meminggirkan masyarakat yang telah membelanya ketika kampanye dan sekaligus memilihnya. Itulah potret sesun gguhnya dari karakter presiden di Indonesia terutama Soeharto yang telah memimpin I ndonesia selama 32 t...

Satu Desa Keracunan Tumpeng

JOMBANG – Sedikitnya 65 penduduk Dusun Jungkir, Desa Watudakon, Kec Kesamben, keracunan. S etelah menyantap nasi tumpeng dari acara hajatan di rumah salah satu warga setempat. Ke 65 korban yang terdiri dari anak-anak dan orang dewasa itupun langsung dilarikan ke Puskesmas-puskesmas terdekat sekitar Pukul 19.30 Wib Sabtu (24/5) lusa, setelah mengalami gejala muntah-muntah dan panas dingin. Kontan hal ini melibatkan semua unsur perangkat desa dan pihak kepolisan setempat untuk membawa para korban ke puskesmas. Dari pantauan harian ini , setidaknya ada empat unit kendaraan roda empat yang dikerahkan untuk mengangkut korban ke puskesmas guna mendapatkan pertolongan medis. Diantaranya, satu unit mobil patroli Polsek Kesamben dan tiga unit lainnya adalah kendaraan pribadi milik warga sekitar. Para korban yang kebanyakan terdiri dari anak-anak itu mengaku kesakitan setelah menyantap makanan dari acara hajatan tasyakuran pembelian Mobil baru milik pengusaha pengecoran alumuniu...

Tolak Kenaikan Harga BBM

FPRJ Ajak 4 Anggota Dewan Turun Jalan JOMBANG – Aksi penolakan terhadap naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali terjadi di Kabupaten Jombang. Kali ini, massa gabungan dari 12 aliansi Front Perjuangan Rakyat Jombang (FPRJ), Kamis (29/5) kemarin turun jalan. Mereka menentang kebijakan pemerintah yang telah mencabut subsidi BBM bagi rakyat dengan menaikkan harga BBM yang mencapai 30 %. Kendati sempat terjadi gesekan antara aparat dengan para mahasiswa, namun hal tersebut dapat terkendali oleh kesigapan petugas. Massa mahasiswa yang merangsek masuk ke gedung dewan itu pun terhalang oleh puluhan petugas kepolisian yang berjaga di muka pintu masuk gedung dewan. “Ayo masuk, masuk...! Satu komando...satu tujuan...!” desak ratusan mahasiswa dengan berbagai bendera dan poster hujatan kepada pemerintahan SBY - Kalla. Unjukrasa yang melibatkan ratusan mahasiswa dari 12 elemen tersebut, ternyata tak sia-sia. Aksi yang dikemas dengan orasi secara bergantian itu akhirnya berhasil memba...

Terkait Mekanisme Penyaluran BLT

Pemkab ‘Acuhkan’ Instruksi Pemerintah Pusat JOMBANG - Kendati mekanisme pendistribusian bantuan langsung tunai (BLT) untuk rumah tangga miskin (RTM) sudah di atur oleh pusat melalui Kantor Pos, namun, pihak Pemkab tetap ngotot pakai cara sendiri. Bahkan, pemkab menganggap mekanisme pusat hanya akan menyengsarakan rakyat. Ironisnya, cara yang di gagas Pemkab Jombang itu sudah menyalahi prosedur yang berlaku. Pasalnya, dana kompensasi kenaikan harga BBM melalui BLT plus itu, hanya akan disalurkan melalui kantor pos terdekat, sesuai dengan keputusan yang di berlakukan oleh Mendagri tertanggal 12 mei 2008. Sifat ‘ngotot’ Pemkab ini di sampaikan oleh Hasan, selaku Asisten II Pemkab Jombang, yang mengatakan, mekanisme panyaluran yang digagas oleh pemerintah pusat dikhawatrikan akan memicu kericuhan di bawah. Sebab, pengalaman tahun 2005 saat pencairan BLT untuk 78,044 ribu warga miskin di Jombang sudah berpotensi ricuh, akibat berdesak-desakan saat mengantri pembagian. “ Kita hanya i...

DPRD Anggap Pemkab Belum Siap Salurkan BLT.

JOMBANG – Rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak akhir Mei mendatang, ternyata masih belum diimbangi dengan proses pendataan yang jelas. Sebab, pihak pemerintah kabupaten setempat masih tetap mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2005 sebagai dasar penyaluran BLT. Bahkan, sejumlah kalangan menilai ketidaksiapan pemerintah dalam penyaluran BLT untuk keluarga miskin (Gakin) di Kabupaten Jombang ini, dikhawatirkan dapat membuat masyarakat semakin menolak rencana kenaikan harga BBM tersebut. “ kalau kita mengacu pada data tahun 2005 bisa-bisa penyaluran BLT itu akan tidak tepat sasaran, dan bisa berpotensi konflik horizontal,” ujar Genti Suwarno, Wakil Ketua KOMISI D DPRD Jombang, kemarin. Manurut Genti, Pemkab Jombang, harus segera melakukan verifikasi mengenai jumlah yang harus diberikan BLT itu. Sebab tanpa adanya proses verifikasi mengenai data Gakin tahun 2005-2006 yang sampai sekarang masih dijadikan sebagai acuan untuk penyaluran bantuan, dikhaw...

Ketika Harus Menghadap Illahi,

Seorang Lelaki Sedekahkan Mobil Avanza JOMBANG - Dunia tetap tidak akan pernah dibawa mati. ketika jasad kita disukabumikan. Keluarga, anak, istri dan dunia tetap akan kita tinggalkan. Begitulah sejati manusia, semua harta dan benda kita adalah bukan milik kita. Tatkala Tuhan menghendaki bukan untuk kita, niscaya lenyap pula apa yang pernah kita raih didunia, meski dengan jalan mudah mapuan susah. Gambaran diatas ini adalah benar. Nur Ponidi (51) misalnya, warga Desa Sawunggaling, Wonokromo – Surabaya ini harus rela menanggalkan harta benda yang diaraih dengan susah payah. Dia harus merelakan mobil jenis Avanza warna hitam, nopol L 1502 L, yang dikendarainya, pada saat sedang menjalankan ibadah sholat subuh di masjid Agung Jombang, Jumat (16/5) dinihari lalu. Dari sini Nur Ponidi harus rela mengalami kerugian sekitar Rp 120 juta. Hal itu terjadi, ketika Nur Ponidi pada pukul 04.30 Wib, mampir ke masjid di Jombang untuk melaksanakan ibadah sholat Subuh. Kebetulan pagi itu, Ia yang ...

Bidik Pemilih Pemula

Khofifah Minta Restu Ulama Jombang JOMBANG – Kendati masih dalam tahap proses verifikasi di KPU Jatim. Cagub yang di usung koalisi jatim bangkit, Khofifah Indar Parawansa, masih menyempatkan waktunya untuk sowan ke sejumlah ulama di Jombang. Bahkan, dirinya juga tetap optimis bisa meraih simpati dari kalangan pemilih pemula pada putaran pilgub 23 Juli mendatang. Hal ini dikatakan khofifah usai menghadiri acara perpisahan ratusan santri di Ponpes, Bahrul Ulum, Al-Latifiyah I, Tambakberas, Jombang, kemarin (17/5). Dalam Acara pelepasan ratusan santri yang dihadiri oleh sejumlah kiai diantaranya, KH Latif dari Kediri dan Ny Hj Muzayyanah Adhib ini Khofifah bakal mampu mendulang dukungan dari komunitas pemilih pemula jatim. Menurut Khofifah yang juga mantan Ketua PP Muslimat ini mengatakan, bahwa kalangan kaum muda adalah generasi bangsa yang masih mempunyai talenta dan kecerdasan berfikir yang cukup maju dibanding dengan generasi yang mendahuluinya. Akomodasi dan peran serta merek...

Tak Mampu Berobat,

Seorang Kakek Nekad Potong Alat Vitalnya . JOMBANG – Sampiran, (70), warga Dusun Metok, Desa Gempol legundi, Kec Gudo, nekad memotong alat vitalnya sendiri hingga terputus, kemarin. Diduga korban melakukan aksi tersebut lantaran kesulitan mengurus biaya pengobatan. Akibat menderita penyakit kencing batu. Selain menderita penyakit susah buang air kecil, seorang kakek yang mempunyai empat orang anak ini juga menderita penyakit perut selama satu minggu. Padahal, pihak keluarga mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin melakukan upaya untuk kesembuhan korban. Namun pada kenyataanya korban yang merasa tak kunjung sembuh akhirnya nekad mengakhiri hidup dengan memotong alat vitalnya. Menurut Samini (49), salah satu anak korban mengatakan, kejadian yang menimpa orang tuanya itu terjadi pada Sabtu malam (17/5), ketika Samini sedang berada di rumah tetangganya. Selang beberapa menit, Samini pun pulang. Namun, Samini yang tidak mendapatkan firasat apapun, begitu masuk rumah, langsung tersen...

Menaikkan Harga BBM Tak Menyelamatkan

Sedikit menguak tulisan Abdul Mongid yang menarik untuk ditanggapi. Dikutip oleh Jawa Pos tangal (28/3), : ”Menaikkan Harga BBM Bisa Menyelamatkan Indonesia” . Pandangan Abdul Mongid bahwa menaikkan harga BBM saat ini sudah merupakan keharusan sebagai upaya menyelamatkan (perekonomian nasional/krisis BBM) negeri ini memiliki kelemahan argumentasi. Pertama, menaikkan harga BBM saat ini memiliki resistensi politik yang berisiko terjadinya gejolak sosial yang dapat mengganggu stabilitas menjelang Pemilu 2009. Kedua, menaikkan harga BBM akan memicu naiknya harga bahan kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari, seperti beras, gula, minyak goreng, dan sebagainya. Artinya, secara paradigmatik menaikkan harga BBM saat ini tidaklah mungkin mampu menyelamatkan perekonomian nasional dan juga krisis BBM di negeri ini. Sebaliknya, justru kehidupan masyarakat akan semakin terpuruk akibat naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok itu. Pemikiran Abdul Mongid bahwa selisih dana hasil dari ke...

Krisis Minyak Di Ladang Minyak

INDONESIA - Krisis di ladang minyak. Mungkin itulah ungkapan yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi Indonesia. Sebagai salah satu negara OPEC alias organisasi negara-negara pengekspor minyak dunia, lonjakan harga minyak mentah dunia hingga di level 100 dolar AS/barel seharusnya menggembirakan Indonesia. Namun, yang terjadi justru sebaliknya; negara kita malah dirundung kesulitan bahan bakar tersebut. Kondisi ini sangat berbeda dengan negara-negara di Timur Tengah yang juga anggota OPEC. Ketika harga minyak mencapai 100 dolar AS/barel, mereka justru kerepotan membelanjakan uangnya, meski sudah diinvestasikan untuk berbagai megaproyek di bidang infrastruktur dan ekonomi. Hitung-hitungannya dengan volume ekspor hingga mencapai 11,890 juta barel/hari, Arab Saudi, Kuwait, Emirat, dan Qatar diperkirakan bakal mendulang devisa sebanyak 1,189 miliar dolar AS/hari. Situasi ini paradoks dengan Indonesia. Bukannya devisa yang bakal mengalir ke dalam negeri, malah persoalan krisis bahan b...