Meski begitu, satu-satunya Calon Gubernur (Cagub) Jatim, dari perempuan ini juga tetap terus menata langkah untuk memanagkan pilgub 23 juli nanti.
’’Insya Alloh, Selasa, pada saat deklarasi tanggal 22 April nanti pengumuman non aktif saya sebagai Ketua PP Muslimat, akan saya umumkan, ’’ ujar Khofifah.
Sikap Khofiffah ini sangat bertolak belakang dengan Ali Mascahan Moesa, calon wakil gubernur yang diusung Partai Golkar (PG) yang sama sekali enggan menanggalkan jabatannya sebagai Ketua PW NU Jatim. Khofifah memilih untuk secepatnya menanggalkan jabatannya sebagai Ketua PP Muslimat, dengan kesadaran dan optimismenya dalam menghadapi proses pilgub mendatang.
Ia mengatakan, surat penonaktifan dirinya tersebut akan segera dia serahkan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) pada saat berbarengan dengan puncak peringatan Harlah Muslimat di Jatim tanggal 26 April nanti.
’’Biar semua kader muslimat juga tahu, kalau saya telah non aktif per tanggal 22 April,’’ tukasnya.
Namun, ia juga menampik jika pengunduran dirinya sebagai Ketua PP Muslimat tersebut lantaran desakan dari para kyai. Kata dia, langkah ini diambil karena ia sadar bahwa dirinya tak boleh membawa nama Muslimat dalam pilgub nanti. Selain itu, ia menilai jika hal ini merupakan konsekuensi logis atas pencalonan dirinya dalam pilgub.
’’Kalau disarankan kyai, iya. Dan memang saya ingin konsentrasi dalam pilgub tanpa harus menelantarkan Muslimat sendiri,’’ aku cagub yang diusung Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan 12 partai kecil itu.
Sementara soal dukungan, ia mengaku telah mendapat restu dari beberapa kyai, diantaranya seperti KH Maimun Zubair dan KH Alawi. Ia pun mengaku tak takut jika ada upaya yang menjegal dirinya untuk menjadi orang nomor satu di Jatim itu, khussusnya kelompok yang ‘melawan’ pemimpin perempuan.
’’Jika memang ada penolakan dalam pencalonan kaum perempuan untuk menjadi pemimpin, itu merupakan bagian dari ekspresi politik saja. Dan itu wajar bagi saya,’’ sambungnya.
Ia juga yakin, sebagai satu-satunya cagub perempuan, dirinya akan ikut mewarnai pertarungan pilgub mendatang. Hal ini menurutnya, karena ia memiliki bidikan suara yang akan membuat pasangannya tak diremehkan calon lainnya. Begitu pula dengan wakilnya, mantan Kasdam V Brawijaya Brigjen (purn) Mudjiono, yang dirasa memiliki segmen pemilih dari latar belakangnya sebagai anggota TNI.
’’Bidikan saya jelas kelompok perempuan, dan kelompok-kelompok koperasi, karena saya berkecimpung disitu. Dan untuk Pak Mudjiono, beliau memiliki segmen dari latarbelakangnya sebagai anggota TNI. Saya rasa ini cukup,’’ cetusnya.
Namun, ia enggan menargetkan perolehan suaranya nanti. Hanya saja ia yakin, beberapa kelemahan pasangan rivalnya, justru akan memberikan kontribusi lebih bagi pasangan KaJi (Khofifah – Mudjiono).
’’Kelemahan mereka (rivalnya) adalah kekuatan kami. Dan KaJi masih yakin jika kami akan memenangkan pilgub nanti,’’ ujarnya yakin.
Pilihan untuk mengakhiri jabatan juga dilakukan Mudjiono. Ia mengaku, dirinya akan pensiun terhitung tanggal 1 Mei nanti. Ia mengaku, dirinya ingin berkonsentrasi untuk menambah suara sebanyak-banyaknya dari jalur non partai. ’’Saya akan pensiun,’’ ucap Mudjiono pendek.
Sementara dalam lawatannya di Ponpes Tebuireng kemarin, Khofifah yang didampingi Mudjiono sempat menggelar pertemuan dengan pengasuh pondok, KH Salahuddin Wahid selama 30 menit. Khofifah membantah jika kedatangannya tersebut sebagi bentuk permintaan dukungan terhadap adik kandung Gus Dur itu. Ia hanya mengaku jika kedatangannya tersebut hanya sowan biasa.
Pernyataan Khofifah itu juga diamini Gus Sholah. Menurut calon wakil presiden RI dalam pemili tahun 2004 ini, keunjungan Khififah itu sebatas sowan, seperti yang dilakukan para cagub dan cawagub lain sebelumnya.
Pernyataan Khofifah itu juga diamini Gus Sholah. Menurut calon wakil presiden RI dalam pemili tahun 2004 ini, keunjungan Khififah itu sebatas sowan, seperti yang dilakukan para cagub dan cawagub lain sebelumnya.
’’Hanya sowan, calon lainnya juga seperti ini,’’ kata Gus Sholah.
Mengakhiri lawatannya, Khofifah menyempatkan diri untuk ziarah di makam pendiri NU, KH Hasyim Asyari, seperti yang dilakukan Ali Maschan Moesa sebelumnya.(amer)/
http://www.dutamasyarakat.com/rubrik.php?id=27402&kat=Surabaya
http://www.dutamasyarakat.com/rubrik.php?id=27402&kat=Surabaya
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,