Langsung ke konten utama

Hujan Tangis, Jelang UNAS

JOMBANG – Setidaknya 700 siswa/i Madarasah Aliyah Negeri (MAN) Desa Tambakberas, Kec Tembelang Jombang, kemarin (16/04), menangis dalam acara istighotsah jelang Ujian Nasional (UNAS) yang akan diselanggarakan pada tanggal 22 April mendatang.

Tangisan teduh dan haru, disertai dengan kekecawaan dan ketakutan dalam acara ritual tersebut adalah bagian dari rasa was-was siswa dalam menghadapi ujian akhir tahun mendatang. Apalagi, standarisasi angka kelulusan yang sudah ditetapkan pemerintah dirasa sangat berat, dengan rata-rata 5,25% dari enam mata pelajaran yang bakal di ujikan.
“Ini bagian dari rasa iktiar kami. Sebab, jika tidak lulus dalam Ujian Nasional yang akan berlangsung tgl 22-24 April mendatang, kami harus mengulang dalam ujian kejar paket C,” ungkap Faizaturrohmah siswa kelas III bahasa ini.
Faizah-panggilan akrab-faizaturrohmah, mengatakan, meski pihaknya telah mendapat penambahan tiga mata pelajaran yang bakal disertakan dalam UNAS nanti. Dirinya, tetap yakin bahwa dengan langkah istighotsah lah beberapa siswa bisa termotifasi untuk tetap bisa giat belajar.
“Ritual ini bagian dari dorongan mental kesiapan dan motivasi bagi kami saja, namun tetap kita harapkan bahwa belajar secara ekstra tetap menjadi langkah penting,” katanya.
Selain melakukan ritual, ia juga telah melakukan berbagai macam kegiatan belajar secara khusus untuk menempuh ujian akhir tahun nanti. Menurut dia, jika tidak ditunjang dengan belajar secara ekstra, ia kahawatir tidak akan bisa lulus di Unas mendatang.
“Standart 4,25 dalam kelulusan tahun lalu dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris saja sudah cukup berat. Apalagi, sekarang ditambah tiga mata pelajaran utama dalam tiap-tiap jurusan. Maka dari itu kalau tidak ditunjang dengan ihtiar bathin dan lahir, bisa-bisa kita semua tidak lulus,” cetus Faizah.
Ia mengatakan, meski merasa berat dengan tingginya angka kelulusan tersebut. Faizah dan teman-temannya mengaku tetap optimis bisa menampuh ujian tersebut dengan perolehan angka kelulusan yang sangat memuaskan.
“Kalau untuk lulus kita tetap optimis meski standart penialinya sangat tinggi. Buat apa kita belajar kalau kita tidak optimis lulus. Tapi, itu pun bukan hanya sekedar lulus saja, nilai yang bagus harus tetap kita incar,” ungkapnya.
Sementara, Wakil Humas MAN Tambak beras, M Yusuf, megatakan, bahwa ritual istighotsah ini merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan menjelang Ujian Nasional 22 April nanti. Selain tetap memberikan kelas ekstra, pihaknya bakal melakukan evaluasi secara gradual untuk meningkatkan kualitas siswa.
“Isthighotsah ini bagian dari kegiatan rutinan di sekolah kami, namun karena menjelang UNAS, ini dikhususkan untuk kelas tiga saja,” ujar Yusuf.
Menurut Yusuf, selain memberikan pelajaran secara formal dan informal. Pihaknya akan melakukan berbagai rangkain uji kualitas menjelang dilaksanakan unas. Sebab, kata dia, angka kelulusan untuk tahun ini harus 100%.
“Kalau tahun lalu angka kelulusan kita memang 98%, jadi unutk tahun ini satndart angka kelulusan sisiwa kita tingkatkan menjadi 100%,” katanya.(amer)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.