''Kami tidak melakukan kampanye. Kegiatan jalan sehat itu hanya sebagai wadah untuk sosialisasi pasangan kami dalam pigub nanti,'' bantah Gus Ipul, sapaan akrab Syaifullah Yusuf saat mengunjungi Pondok Pesantren Madrasatul Quran, Cukir Diwek kemarin (21/04) siang.
Soal tudingan miring yang dilontarkan salah satu pengurus PDI-P Kota Trenggalek, yang mengklaim jika dirinya melakukan kampanye dini, dia enggan menanggapi. Lagi-lagi, ia membantah jika tim KarSa memanfaatkan momen itu untuk menggalang dukungan.
''Saya tak mau komentarlah, terlalu kecil untuk menanggapi tudingan itu,'' lontar Gus Ipul.
Lebih jauh dikatakan Ketua GP Anshor ini, ia tak mau menanggapi tudingan tersebut lantaran masih banyak kerja-kerja untuk persiapan pilgub nanti. Salah satunya yang saat ini membuatnya resah adalah isu jika Soetrisno Bachir (SB), Ketua Umum DPP PAN, akan memanfaatkan dirinya untuk merebut warga Nahdliyin.
''Masih banyak yang harus saya kerjakan. Termasuk untuk menampik isu yang tersebar melalui short message service (sms) itu,'' katanya.
Dia mengaku, isu tersebut sempat membuat sejumlah warga Nahdliyin resah. Bahkan saat berdialog dengan sejumlah kyai di Ponpes Madrasatul Qu'ran, Cukir Diwek kemarin, sejumlah kyai menanyakan kebenaran isu tersebut kepadanya.
''Jelas isu itu tidak benar. Masa, saya harus mengorbankan para kyai untuk kepentingan lima tahun saja. Saya juga tak ingin setelah lima tahun nanti, saya justru dimusuhi para kyai,'' terangnya.
Ia juga mengaku telah mengklarifikasi isu tersebut di semua pondok yang ia singgahi. Bahkan menurut dia, rata-rata para kyai mempertanyakan kebenaran isu tersebut kepadanya.
''Kepentingan SB, minimal jika dia ke Pasuruan, tak dicegat seperti yang terjadi pada Pak Amin Rais,'' kelakarnya.
Sementara, Nasron, salah satu Tim KarSa Trenggalek itu juga melakukan protes keras dan malah menuding jika PDI-P sendiri yang sengaja memanfaatkan momen yang digelar tim KarSa pada acara jalan sehat tersebut sebagai kampanye pasangan Sutjipto - Ridwan Hisjam (SR).
''Yang jelas bukan kami yang melakukan kampanye, tapi justru SR yang melakukan itu,'' tuding Nasron, koordinator tim KarSa Trenggalek, kemarin.
Tudingan tersebut menurut Nasron, berdasar pada kondisi dimana jalan sehat itu digelar, sepanjang rute 5 kilometer yang ditempuh, disisi kiri dan kanan jalan selalu terpampang gambar pasangan SR yang menurutnya sebagai kampanye terselubung.
''Dari rute sepanjang jalan itu, gambar pasangan SR banyak yang sudah terpampang hampir setiap 50 meter. Padahal, kami hanya memasang beberapa spanduk dan baliho tempat start dan finish,'' tegasnya.
Kendati demikian, Ia justru menyayangkan tudingan sikap PDI-P tersebut. Pasalnya, meski dirinya merasa jika tim SR 'numpang' kampanye, namun tim KarSa sama sekali tak memberikan reaksi. Justru PDI-P sendiri yang kebakaran jenggot. ''Harusnya kami yang keberatan, tapi kenapa ini malah berbalik,'' tukasnya.
Dikatakan dia, jika pemasangan atribut SR tersebut sengaja dilakukan untuk menghadang KarSa yang dalam kesempatan itu hadir ditengah ribuan massa. Bahkan kata Nasron, pemasangan atribut ini dilakukan tim SR malam hari menjelang jalan sehat digelar.
''Baliho, dan beberapa jenis gambar pasangan SR lainnya kami lihat dipasang malam hari. Ini namanya sengaja,'' tandas Nasron.
Namun ia mengaku tak akan memperpanjang masalah tersebut. Hanya saja, ia berniat mengklarifikasi tudingan miring yang ditujukan kepada timnya itu.
''Biarlah mereka seperti itu. Yang penting kami tetap menganggap jika jalan sehat itu bukan kampanye,'' pungkasnya. (amer)
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,