Langsung ke konten utama

IPNU dan IPPNU Tetap Tolak Infiltrasi Politik

JOMBANG – Menyusul semakin banyaknya kader NU Jombang yang bakal mencalonkan diri dalam perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) 23 Juli mendatang. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mulai ambil sikap tidak mendukung salah satu calon. Meski ada yang mengatasnamakan kader NU.

Saya tegaskan IPNU dan IPPNU bukan mesin politik salah satu kubu. Jadi siapapun yang mencalonkan diri, baik dari Muslimat maupun kader-kader lainya, kita tetap tidak akan mendukungnya,” tandas Amirul, saat di temui desela-sela acara Konfercab IPNU Jombang di Auditorium Undar kemarin.
Salah satu Pengurus Cabang IPNU ini juga mengatakan, bahwa kampanye terselubung dari beberapa kader Nahdlhotul Ulama (NU) itu seringkali mengganggu proses kaderisasi. Apalagi, banyak generasi muda NU yang sudah sering terjebak kedalam permainan politik praktis.

Ini salah satu proses pendidikan, Jika generasi muda NU tidak di didik sejak dini. Kedepan bisa kacau nanti,” tegasnya.
Ia juga mengatakan, bahwa sikap IPNU dan IPPNU ini dilatarbelakangai oleh banyaknya permasalahan yang muncul di internal lembaga NU. Kata dia, NU sebagai organisasi kemasyarakatan yang memegang teguh Ahlussunnah Waljamaah (aswaja), seharusnya lebih mementingkan pendidikan kader dari pada politik.

“Bila fenomena ini berjalan terus tanpa kontrol, maka organisasi akan menjadi korporasi. Saya tetap berharap generasi muda NU tidak gampang terpancing dengan iming-iming kekuasaan,” katanya.
Semetara, Ketua IPPNU Jombang Titik Nur Rohmah, mengatakan, bahwa konferensi cabang (konfercab) kali ini adalah lebih betujuan untuk mendidik kader bukan mencari donatur dari kader-kader senior NU.
Tujuh dari dua puluh PAC IPPNU dan IPNU yang hadir dalam acara konfercab ini, kedepan diharapkan mampu untuk tetap konsisiten. Biar NU kedepan mempunyai generasi yang lebih baik,” pungkas wanita bertubuh kecil ini.(amer)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.