Dalam operasi yang digelar pada hari jumat hingga selasa kemarin, petugas berhasil membekuk dua tersangka yakni Jasmidi, penjarah kayu asal Dusun Dukuh Desa Ketandan Kecamatan Lengkong Kabupaten Ngajuk dan Turmaji (48) warga asal Dusun Selaji Desa Sumberaji Kecamatan Kabuh, yang kedapatan menyimpan kayu-kayu ilegal dibelakang rumahnya.
Jasmidi dibekuk saat usai memotong kayu jati di petak 142 RPH Sumber Kepuh KPH Jombang. Sedangkan Turmaji, dibukuk saat petugas mendapatkan informasi dari warga sekitar jika dia kedapatan menyimpan banyak kayu-kayu illegal. Dari tangan kedua tersangka, petugas mengamankan barang bukti berupa ratusan balok kayu jati yang baru saja ditebang serta sekitar 100 lebih batang kayu jati berukuran 1,592 meter kubik.
Penggerebekan yang dilakukan jajaran Polhut Jombang untuk kesekian kali ini, petugas sempat terlibat aksi kejar-kejaran dengan lima blandong lainnya. Bahkan, lima blandong yang beraksi dengan tersangka, juga berhasil meloloskan diri setelah mencium adanya petugas di tempat mereka menjarah.
Komandan Regu Polhut Perhutani Jombang, Supriadi mengatakan, kedua tersangka memang sejak lama menjadi target operasi pihaknya. Pasalnya, sebelum ditangkap kedua tersangka tersebut kerap kali lolos dari tangkapan petugas karena saat digerebek selalu berhasil meloloskan diri.
''Lima hari kita lakukan penyelidikan. Setelah petugas mendapati keduanya menyimpan kayu hasil jarahannya, mereka langsung kita tangkap,'' terang Supriadi.
Dari aksi para tersangka ini kata Supriadi, jelas terlihat jika keduanya telah lama menjadi blandong dan cukong. Ini terlihat dari cara mereka yang cukup rapi dalam melakukan aksinya. Bahkan, pelaku juga memakai alat tebang yang cukup efektif untuk merobohkan kayu dalam waktu yang cepat.
''Selain menggunakan kapak, pelaku juga memakai gergaji selendang. Sehingga cukup cepat untuk memotong kayu dan membentuknya menjadi balok-balok,'' tegasnya.
Dalam penyidikan, kedua tersangka tak bisa mengelak tuduhan petugas jika telah lama jadi blandong. Bahkan, tersangka tak bisa menghitung lagi berapa pohon yang sudah ia tebang dengan teman-temannya itu.
''Saya tak bisa menghitung pak. Teman-teman yang lain juga banyak yang menjarah kayu, bukan hanya saya,'' kata Jasmidi.
Sementara, Tarmuji, saat diperiksa mengaku, kalau kayu-kayu jati itu dibelinya dari seseorang yang melakukan penebangan di kawasan hutan Ploso Timur.
“Saya cuma membeli dari temen-temen penebang di hutan Ploso Timur,” aku Tarmuji bersalah.
Humas Perhutani KPH Jombang, Arief Bidjaksana mengatakan, pihaknya memang sedang gencar untuk menekan aktivitas para blandong. Hal ini menurut dia, agar jumlah kayu yang dicuri semakin berkurang.
''Kami akan terus melakukan operasi di wilayah-wilayah yang menjadi sasaran penjarahan. Biasanya, lokasi yang dipilih berada ditengah-tengah hutan yang sulit dijangkau,'' kata Arief.
Terhadap tersangka, ia mengaku salah satunya telah dititipkan ke Rutan Kelas IIB Jombang sembari menunggu proses hukum selanjutnya. Dan satunya masih dalam proses penyelidikan. Barang bukti dari keduanya telah disita sebagai penguat proses hukum.
''Tarmuji masih kita selidiki, dan Jasmidi sudah kita titipkan. Untuk itu kita akan tetap tuntaskan kasus ini hingga sampai di pengadilan nanti. Sementara tersangka yang berhasil meloloskan diri, sedang dalam pencarian oleh petugas,'' tegasnya.(amer)
Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,