
JAKARTA—Akhirnya Muhaimin Iskandar (Imin) secara tegas menolak mundur dari Ketua Umum DPP PKB sesuai tuntutan voting pleno Dewan Tanfidz dan Dewan Syuro DPP PKB, 26 Maret 2008. Padahal, Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) seharian, Jumat (4/4), menunggu kata maaf Imin. Yang didapat malah perlawanan. Gus Dur pun mengatakan, pengkhianatnya sudah ketahuan.
“Setelah melakukan perenungan yang mendalam, saya temukan, permintaan pengunduran diri saya tidak tepat dan tak sesuai. Saya tidak akan mengundurkan diri. Saya akan tetap sebagai ketua umum hingga tahun 2010,” kata Imin dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.
Saat menyampaikan pendapatnya, Imin ditemani Wasekjen DPP PKB Helmy Faisal dan empat ketua DPP PKB, yakni Nursyahbani Katjasungkana, Abdul Kadir Karding, Badaruddin Anshory, dan Ahmadny Amsalim.
Imin menegaskan, ketetapan tak mau mundur itu bukan karena dirinya gila jabatan. Namun, dia ingin mendudukkan PKB sebagai organisasi yang berdiri di atas AD/ART. Dan dalam AD/ART PKB, seseorang turun dari posisi ketua umum partai hanya melalui proses muktamar.
“Karena permintaan mundur bukan hasil muktamar, maka tak perlu diikuti. Selain itu saya sudah ketemu banyak kiai dan pengurus DPC hingga DPW. Hasilnya, semua menyatakan, bagi pejuang politik tak boleh mengundurkan diri dari medan perjuangan politik,” tandas dia.
Imin juga menyatakan dirinya segera menyampaikan sikapnya tersebut kepada Gus Dur. Sekalian pertemuan itu akan dimanfaatkan untuk bersama Gus Dur merancang langkah PKB menghadapi Pemilu dan Pilpres 2009. “Pertemuannya malam ini (tadi malam, red) atau besok (Sabtu, 5/4). Saya akan menyatakan kepada beliau bahwa saya takkan mundur,” ujar keponakan Gus Dur itu.
Ketika ditanya apakah dia akan mengusulkan kepada Gus Dur untuk mengadakan muktamar luar biasa, Muhaimin menolaknya. “Sama sekali tidak ada niat untuk itu. Kita akan menyelesaikan masa kepengurusan hingga 2010,” imbuhnya.
Cari Dukungan Kiai
Sebelumnya, Kamis (3/4) malam, Imin bersama rombongan memang ‘mencari dukungan’ ke sejumlah kiai di Jombang. Dia antara lain sowan ke orangtuanya, Hj Mukhassofah dan HM Iskandar, di Denanyar, Jombang. Ibu kandungnya, Hj Mukhassofah adalah pengasuh Ponpes Mamba’ul Maarif.
Imin bersama rombongan, termasuk anggota FKB Imam Nachrowi, mencium tangan ibunya sebelum meneruskan kunjungan ke sejumlah kiai di Jombang. Rombongannya kemudian meluncur ke Tebuireng, kediaman KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah), adik kandung Gus Dur yang juga pengasuh Ponpes Tebuireng.
Namun, keinginan Imin kandas karena Gus Sholah tak ada di tempat. Imin beserta rombongan lalu berbalik arah untuk ziarah makam KH Hasyim Asyari, pendiri NU. Usai ziarah makam, Imin dan rombongan meluncur ke Ponpes Blimbing di Gudo Jombang dan terakhir ke Ponpes Al-Anwar Paculgowang, Kecamatan Diwek, Jombang, di kediaman Kiai Aziz Manshur.
Saat di rumah orangtuanya di Denanyar, Imin sudah menegaskan, pemberhentian dirinya hanya bisa dilakukan oleh forum tertinggi partai, yaitu muktamar. Menurut dia, keputusan yang diklaim hasil dari rapat pleno itu tak akan berpengaruh pada jabatannya sebagai Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP PKB. “Saya kan dipilih melalui muktamar (Semarang), jadi mekanisme yang sesuai dengan aturan itulah yang harus dilakukan.”
Rapat pleno DPP PKB yang hanya dihadiri 30 orang itu, kata Imin, masih kurang dari syarat kuat. “Itu masalah, jadi menurut saya, segala keputusan partai tidak bisa dilakukan dengan cara melanggar aturan partai,” katanya.
Reaksi Gus Dur
Menanggapi sikap melawan Imin, Gus Dur tenang. “Ketahuan orang-orang yang mau berkhianat kepada saya,” ujarnya sebagaimana ditirukan Bendahara Umum DPP PKB Aris Junaidi saat ditanya reaksi Gus Dur atas sikap Imin di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, Gus Dur tidak kaget atas putusan keponakannya itu karena sudah menduga lama adanya manuver Imin tersebut. “Akhirnya Allah menunjukkan kepada kita,” ujar Aris menirukan ucapan Gus Dur lagi.
Aris mengaku Gus Dur meminta dirinya ikhlas menerima tudingan provokator PKB yang diarahkan oleh kubu Imin. “Allah kan tidak pernah ingkar janji dan tidak pernah tidur. Insya Allah akan ditunjukkan. Dan ternyata Gus Dur dulu memprediksi 1 bulan untuk mengetahui siapa yang berkhianat. Tetapi cuma 1 minggu sudah diberitahu siapa yang berkhianat itu,” beber Aris.
Dia juga mengatakan, pintu maaf Gus Dur seebnarnya selalu terbuka untuk Imin. Namun, kata maaf itu tidak pernah dilontarkan Imin. “Opsinya kan meminta Muhaimin legowo mundur. Mau mundur atau tidak. Kalau (Jumat) pagi menjelaskan kepada Gus Dur dan minta maaf atas sikapnya yang keliru, ya dimaafkan. Tetapi nggak nongol-nongol. Jadi ketahuan sikapnya malah menunjukkan sikap perlawanan,” kata Aris.
Aris mengaku Imin pernah melontarkan ingin bertemu Gus Dur. Namun ternyata tidak pernah diwujudkannya. “Selalu ada alasannya. Capek-lah, rapatlah,” cetus Aris.
Menurut dia, pelengseran Muhaimin hanya test case kesetiaan dan loyalitas terhadap Dewan Syuro. “Saya sudah beritahu ini test case buat Sampeyan. Lebih spesifik lagi kesetiaan anak kepada bapak atau keponakan terhadap paman. Akhirnya terbukalah di mata publik ada beberapa orang yang tidak setia terhadap Gus Dur,” ujarnya.
Dikatakan Aris, Gus Dur menguji kesetiaan pengikutnya menjelang pilpres 2009. “Dahulu jadi presiden saja Gus Dur dikhianati apalagi mau maju Pilpres 2009. Keledai saja tidak masuk jurang dua kali. Gus Dur pun tidak mau dikhianati kadernya,” ujarnya.
Aris mengatakan Dewan Syuro PKB akan menggelar rapat membahas kisruh PKB tadi malam. Sebanyak 32 DPW PKB se-Indonesia juga telah datang ke Jakarta. “Putusannya nanti malam. Mungkin ada sikap yang keras dari Gus Dur terhadap Muhaimin. Saya tidak tahu persisnya. Bisa diberhentian sebagai pengurus, atau didaftarkan diberhentikan dari partai,” papar Aris.
Jelas Diberhentikan
Sementara, Ketua Dewan Syura DPP PKB Moeslim Abdurrahman malah sudah menegaskan, Muhaimin pasti akan diberhentikan. “Dengan pernyataan tak mau mundur berarti Muhaimin menolak patuh pada putusan rapat pleno. Untuk itu dia akan diberhentikan,” kata Moeslim ketika dihubungi di Jakarta kemarin.
Ditanya apakah sikap Dewan Syura, terutama Gus Dur, akan melunak kepada Imin, Moeslim mengatakan hal itu tidak akan terjadi. Sebab, Imin telah melawan Gus Dur. Dan untuk membahas perlawan Imin, Dewan Syura rapat di DPP PKB tadi malam. Rapat itu juga menentukan jabatan ketua umum dipegang pejabat sementara (Pjs) atau pelaksana tugas (Plt).
Namun ketika ditanya siapa yang akan ditunjuk sebagai pejabat sementara atau pelaksana tugas ketua umum, Moeslim mengatakan, masih akan dibahas di rapat. Sabtu (5/4), akan digelar rapat pleno gabungan Dewan Syura dan Dewan Tanfidz. Dalam rapat ini akan ditentukan pula nasib pihak-pihak yang secara terbuka menentang keputusan pleno.
Pada rapat pleno hari ini, kata Moeslim, 32 DPW PKB akan hadir guna meneguhkan kesetiaan pada Gus Dur dan mendukung keputusan rapat pleno 26 Maret lalu. “Kemarin kan ada rilis pernyataan sikap dari 32 DPW yang mendukung putusan pleno dan setia pada Gus Dur. Nah, besok mereka akan hadir di DPP,” katanya.(amh/amer/det).
/ http://www.dutamasyarakat.com/rubrik.php?id=26878&kat=Nasional
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,