Keberadaan spanduk yang sempat menggegerkan sejumlah pengurus DPC PKB Jombang itu di temukan DPC di empat titik. Yakni; di depan kampus Universitas Darul Ulum (Undar), Perempatan Sambong dan Perempatan Kaliwungu, serta satunya lagi ditemukan di depan SMAN 2 Jombang.
Menanggapi hal itu, Halim Iskandar, selaku Ketua DPC PKB Jombang mengatakan, bahwa pihaknya sama sekali tidak pernah mengintruksikan untuk membuat spanduk bertuliskan mendukung salah satu kubu yang berkonflik di DPP. Ia bahkan menuding, jika spanduk tersebut di pasang oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang ingin memperkeruh PKB.
“Keberadaan spanduk tersebut bukan milik kami. Jadi saya yang mengintruksikan langsung pencopotan spanduk adu domba itu. Bagi saya ini adalah langkah provokatif, untuk memecah belah partai,” ujar Halim, saat ditemui Duta di Graha Gus Dur.
Menurut Halim, bahwa konflik yang terjadi di DPP sepenuhnya tidak akan berpengaruh di internal partai yang ia pimpin. Kata dia, permasalahan di induk partai yang sedang terjadi ini diharapkan tidak dibawa-bawa ke tingkat akar rumput.
“Ini jelas provokatif. Konfliknya kan di DPP bukan di DPC. Jadi saya harap dengan keberadaan spanduk-spanduk ilegal ini publik akan tahu bahwa DPC PKB Jombang tetap menjunjung tinggi mekanisme partai,” ujar kakak kandung Muhaimin Iskandar ini.
Sementara Wakil ketua DPC PKB Jombang, Zubaidi Muchtar juga menampik tudingan bahwa spanduk yang bertuliskan ‘DPC PKB Jombang Mendukung Muhaimin Iskandar itu bukan bikinan DPC.
“Yang jelas seperti yang di katakan Pak Halim (Halim Iskandar). Itu bukan buatan kami, dan kami tak pernah membuat program membuat atau memasang spanduk dukungan terhadap salah satu kubu itu,’’ bantah Zubaidi.
Dikatakan dia, karena pihaknya sama sekali tak merasa memasang spanduk dukungan di Kota kelahiran Muhaimin Iskandar itu, ia menilai jika spanduk tersebut liar. Bahkan ia menyebut, jika spanduk tersebut merupakan provokatif terhadap DPC PKB Jombang yang nota bene dipimpin Halim Iskandar, kakak kandung Muhaimin Iskandar itu.
“Saya sendiri baru tahu tadi malam, setelah datang dari Tulungagung. Yang jelas, itu ulah orang-orang yang tak bertanggung jawab yang ingin memanfaatkan konflik di tubuh DPP PKB ke PKB Jombang,” tegas Zubaidi.
Bahkan, ia juga berani menuding jika yang memasang spanduk tersebut adalah orang-orang PKB Jombang sendiri. Dengan alasan, ada pihak yang kecewa dengan hasil Muskit kemarin.
“Ada indikasi terkait hasil musyawarah kebangkitan (Muskit) kemarin, serta dekatnya momen pilkada. Mungkin ada pihak-pihak yang ingin menjatuhkan Halim Iskandar dalam pencalonannya nanti,” tudingnya.
Karena tak merasa memiliki spanduk ‘dukungan’ tersebut, ia mengaku telah melakukan upaya pembersihan. Sedikitnya, empat spanduk telah dicopot paksa olah jajaran pengurus PKB yang terpasang di beberapa sudut kota santri itu.
“Sementara yang kita copot ada empat buah. Kita juga tak tahu berapa spanduk yang terpasang. Dan kemungkinan masih ada spanduk lain yang terpasang di titik-titik lain,” katanya.
Tak hanya itu, ia juga menandaskan, pihaknya akan menelusuri siapa yang sengaja memanfaatkan konflik di tubuh DPP PKB tersebut. Bahkan ia mengancam, akan memeberikan sanksi terhadap siapa saja yang terlibat dalam pembuatan spanduk tersebut.
“Kalau memang terbukti, kita akan memberikan sanksi kepada kader PKB Jombang yang memasang spanduk itu,” tegasnya tanpa menyebut sanksi yang akan dijatuhkan itu.
Lebih jauh ia mengatakan, meski pimpinan tertinggi PKB Jombang adalah kakak kandung Muhaimin Iskandar, namun DPC tak ingin terlibat dalam kasus yang menimpa mantan Ketua Umum PB PMII itu. Menurutnya, konflik di DPP merupakan urusan DPP sendiri tanpa perlu DPC ikut terjun di dalamnya.
“Kita tak punya sikap. Toh kalaupun bersikap, itu tak ada gunanya,” tukasnya.(amer). / http://www.dutamasyarakat.com/rubrik.php?id=27004&kat=Daerah
Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,