Langsung ke konten utama

Kades Balonggemek Digugat.

Terbitkan Surat Sertifikat Tanpa Bukti Jual Beli.

JOMBANG – Dugaan adanya kasus pemalsuan surat-surat tanah yang disinyalir melibatkan Willy Suswanto Kepala Desa Balonggemek Kec Megaluh Jombang, mulai di bongkar. Setelah pihak korban melaporkan kejadian tersebut ke Polisi.

Dalam laporannya korban mengaku telah di bohongi oleh pihak perangkat desa, yang telah memalsu surat-surat tanah korban. Dengan dugaan telah menerbitkan sertifikat atas nama orang lain, tanpa ada bukti jual beli.
Menurut pengakuan korban, Supiyati (42), mengatakan jika tanah-tanah yang dia miliki tersebut telah diserobot oleh orang lain atas bantuan kepala desa dan sekretaris desa. Menurutnya, tanah peninggalan Almarhum Supiyo ayah korban itu sama sekali tidak pernah di jual kepihak manapun juga.
Aneh saja kalau sertifikat tanah saya sudah terbit atas nama orang lain, wong saya tidak pernah menjualnya kok,” aku Supiyati.
Dikatakan dia, sebelum terbit secarik sertifikat tanah atas nama Kasimah (33). Pihak keluarga korban mengaku pernah meminta kepada kepala desa untuk tidak menerbitkan surat sertifikat tersebut. Pasalnya, tanah itu masih dianggap bermasalah lantaran masih belum jelas kepemilikannya semenjak di jual secara sende pada tahun 1984.
Dulu memang pernah dijual secara sende (kontrak) oleh bapak (Almarhum Supiyo. Red) sebesar Rp 2 Juta kepada Bu Kasimah, tapi itu cuma 12,510 m2. Tapi, sebelum bapak meninggal, bapak juga sempat menebus tanah tersebut dan ditolak, dengan alasan masih digadaikan ke orang Malang,” terangnya.
Ia bahkan mengaku, telah berulang kali melakukan komplain ke Kades, namun tidak pernah ada tanggapan. Bahkan ia juga menduga jika kades sebelumnya telah berkomintmen dengan Bu Kasimah untuk menerbitkan sertifikat tanah seluas 14,370 m2 itu tanpa sepengetahuannya.
Kami sudah meminta perangkat desa lebih proaktif menghadapi kasus ini, namun tetap saja tak digubris. Bayangkan, tanah sawah seluas 2Ha milik keluarga kami, semuanya sudah bersertifikat atas nama tiga orang,” terangnya.
Ia bahkan mengaku, telah berulang kali melakukan komplain ke Kades, namun tidak pernah ada tanggapan. Bahkan ia juga menduga jika kades sebelumnya telah berkomintmen dengan Bu Kasimah untuk menerbitkan sertifikat tanah seluas 14,370 m2 itu tanpa sepengetahuannya.
Sementara Kades Balonggemek, Willy Suswanto, yang dituding telah menyerobot tanah sawah milik Supiyati membantah jika dirinya telah memberikan surat sertifikat palsu. Bahkan ia balik menuding jika yang dilakukan Supiyati itu mengada-ada.
Ini mungkin imbas dari pemilihan kepala desa kemarin itu, jadi wajar saja kalau ada yang menjelek-jelekkan saya,” tandasnya.
Kata dia, penerbitan sertifikat tanah untuk tiga orang yakni, Endang, Suwarti dan Kasimah itu didasarkan pada bukti hibah dari keluarga Almarhum Supiyo, yang sebelumnya telah menjual tanah tersebut dengan harga lama.
Iya itu hibah, jadi sertifikat tersebut atas dasar hibah,” terangnya.(amer)
http://www.dutamasyarakat.com/rubrik.php?id=27596&kat=Daerah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.