Langsung ke konten utama

Sosok Ryan 'Curi Perhatian' Massa Di Terminal Jombang


JOMBANG – Sosok Very Idam Henyansyah alias Ryan (30), sang jagal manusia, yang dikabarkan sedang berada di Jakarta, secara mengejutkan kembali mencuri perhatian sejumlah pengunjung di Terminal Kepuhsari, Jombang, kemarin.

Namun, kali ini kehadiran Ryan, tidak berbentuk fisik, melainkan berbentuk buku cerita mengenai sosok bujang penjagal manusia asal Dusun Maijo Desa Jatiwates Kec Tembelang, Kab Jombang, yang telah melakukan pembunuhan terhadap korbannya sebanyak 11 orang.

Tak pelak, buku berjudul “Tragedy Ryan” yang di sebar dari kios koran, milik Sentot (28) warga Desa Kebontemu, Kec Peterongan, Jombang ini, laris manis bak kacang Goreng. Sebab, buku setebal 32 halaman dengan harga Rp 4000,- per eksemplar ini, ludes diperebutkan pembeli dalam hitungan Jam.

Selain di kios milik Sentot, buku bersampul merah bergambar Ryan, itu juga tampak di perebutkan oleh sebagian pengunjung yang sedang singgah di terminal Jombang. Praktis, sosok Ryan, itu tetap mampu mencuri perhatian masyarakat yang kebetulan singgah diterminal Kepuhsari.

Sejumlah kios yang berada di Terminal pun tak pelak menjadi ramai pengunjung. Buku yang di pajang di etalase bergambar pembunuh berantai itu, langsung dikerubuti pembeli hingga habis.

“Kalau 200 eksemplar sih ada mas, ini saja tinggal 50 buku yang belum laku, padahal baru tadi pagi saya ngambil dari penerbit, sekarang hanya tinggal segini,” ujar Sentot, saat ditemui di kios korannya, di depan Terminal Kepuhsari Jombang, Kamis (14/8) Sore kemarin.

Sentot mengaku, hanya dalam waktu setengah hari, sebanyak 200 eksemplar buku berjudul Tragedy Ryan ludes terjual. Untuk mempercepat penjualan, selain dijual di kios, Sentot juga mengerahkan beberapa loper untuk dijual diatas bus.

“Ya lumayan buat tambahan untung, kan harganya murah, apalagi lagi kasus ini kan masih hangat-hangatnya,” kelakarnya.

Meski demikian, awalnya Sentot, ragu kalau buku sang penjagal itu akan laris manis. Tapi setelah ditawarkan kepada para pembeli ternyata banyak yang suka.

“Iya, saya juga awalnya begitu, ternyata setelah saya coba, ternyata laris,” katanya.

Sementara, Sukiman (40), pembeli asal Desa Pare Kediri, meengaku, cukup senang bisa mendapatkan buku tersebut. Pasalnya, kata dia, rasa penasarannya terhadap sosok Ryan, bisa sedikit terjawab dengan membeli buku tersebut.

“Dari pada penasaran, ya saya beli saja, apalagi ini kan bisa di buat kenang-kenang di rumah, kalau saya pernah pergi ke Jombang,,” kelakar Sukiman, sembari meninggalkan tempat.(ami)

Komentar

Posting Komentar

Mo Komentar Disini Bos,,,

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

Ledakan Tangis Pecah Digang Kecil

Dua Korban Ryan, Berangkat Ke Pusara JOMBANG – Ledakan tangis histeris dari dua tempat korban Very Idam Henyansyah alias Ryan (30), yakni Zainul Abidin alias Zaki (21) dan Agutinus Fitri Setiawan alias Wawan (28), muncul dari rumah duka, di gang kecil, saat mengiringi pemakaman dua jenazah menuju pusara, kemarin. Keberadaan dua rumah duka korban Ryan ini, yang sama-sama mempunyai ukuran 36 ini, berubah seketika saat prosesi peyerahan jenazah. Pihak petugas yang ikut mengawal jenazah pun sempat dibuat repot saat menurunkan jenazah dari mobil, lantaran kelurga korban sudah tak kuasa menahan tangis sembari menarik peti mati. Beberapa pelayatpun tercengang berjajar, di antara gang sempit yang hanya bisa di lalui motor itu. Meski deretan kursi sudah sejak pagi disiapkan oleh pihak perangkat desa yang ikut membantu proses pemakaman kedua jenazah. Namun, setidaknya gang sempit itu menjadi satu saksi tersendiri dari pemakaman kedua korban sang pria gemulai asal Maijo itu. Jenazah Zainul Abidi...