Langsung ke konten utama

Menengok Libur Akhir Pekan, Dirumah Ryan


Datang Dari Jauh, Hanya Untuk Tidur Dilubang Mayat
JOMBANG – Rumah yang sekaligus menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP), aksi Very Idam Henyansyah alias Ryan (30) membunuh 10 korbannya, di Dusun Maijo Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang, Jombang. Masih tetap tak surut dari keramaian. Sedikitnya puluhan orang dari luar daerah maupun luar pulau, masih tetap saja membanjiri rumah tersebut, kemarin.

Dari pantauan, keadaan itu terlihat sejak Minggu pagi (24/08/), kemarin. Sekitar pukul 09.00, kepadatan rumah sang jagal manusia asal Jombang ini, mulai diserbu oleh puluhan pengunjung, baik dari luar kota yang ada di pulau Jawa maupun dari Kalimantan atau Sumatera. Bahkan, beberapa pengunjung juga nekat tidur di lubang bekas mayat kemudian diambil gambarnya oleh keluarga atau teman mereka.

“Sekedar ingin tahu lokasi lubang bekas mayat. Selain itu ingin tahu rumah Ryan secara detail. Kebetulan hari ini kan libur, kan bisa untuk kenang-kenangan kalu sampai dirumah,” tutur Zainul Arifin, yang rela mengayuh sepeda pancal bersama rombongan dari Kediri, usai berpose di lubang bekas mayat, kemarin.

Pria yang berambut kriting ini mengku, datang dari Kediri ini bersama 10 orang kawannya dengan mengendarai sepeda ‘pancal’. Kebetulan, setiap hari Minggu, club sepeda yang ia dirikan selalu keluar kota disaat hari libur tiba. “Pagi ini memang kita mengagendakan untuk ke Jombang melihat lokasi rumah Ryan,” ujar zainul.

Hal yang sama juga dilakukan oleh pengunjung dari asal Sumatera Propinsi Riau. Hanya saja, rombongan yang datang dengan mobil panther ini lebih memilih mengabadikan kunjungannya ke rumah Ryan dengan handycamp. Tak ayal, momentum ini juga dia manfaatkan untuk mengabadikan TKP secara pribadi dengan bidikan kameranya.

“Ya, untuk kenang-kenang di Riau saja bersama keluarga kalau kita juga pernah disini,” ujar Susanto Abu, bapak 3 anak ini.

Datangnya puluhan pengunjung ke rumah Very Idham Henyansyah alias Ryan (30) ini, juga tak di sia-siakan begitu saja oleh warga sekitar. Selain membuka jasa penitipan sepeda seperti hari-hari sebelumnya, kali ini mereka juga menjadi pemandu bagi setiap ‘wisatawan’ yang datang.

Sunari (35) misalnya, warga Dusun Maijo ini, lebih memilih memanfaatkan pengetahunnya terkait kasus Ryan untuk menerangkan kepada setiap pengunjung alias menjadi pemandu. Dalam hal ini, warga yang rumahnya berada didepan Kades Jatiwates ini tidak menarik bayaran. Namun tidak jarang para pengunjung memberinya rokok.

Bak pemandu pariwisata, Sunari menerangkan kepada setiap pengunjung secara detail, mulai dari jumlah mayat yang ditemukan hingga letak dan posisi 10 jasad yang ditemukan di halaman belakang rumah sang penjagal itu.

Maklum, warga Maijo ini mengaku ikut membantu polisi dalam pembongkaran mayat yang dilakukan sebanyak dua kali itu. Sehingga, pengatahuannya tidak diragukan.

“Sejak pembongkaran mayat pertama kali saya ikut membantu, jadi saya benar-benar paham lokasi dan posisinya,” kata Sunari didepan puluhan pengunjung.

Bukan hanya itu, pria yang akrab dipanggil Cak Nari ini juga menerangkan secara rinci kepada para pengunjung tentang bagaimana Ryan menghabisi nyawa para korbannya. Sebab, lanjut dia, sebelum mulai pembongkaran, polisi terlebih dahulu menyuruh anak pasangan Ahmad – Siatun ini untuk mempraktekkan.

“Jadi saya benar-benar tahu,” tegas Cak Nari, ngotot.

Kepada pengunjung, Sunari juga menjelaskan kalau korban Ryan yang bernama Nani Hidayati (27) dan anaknya Silvia Ramadhani (3) dihabisi di dekat kamar mandi. Nani dipukul menggunakan linggis, kemudian Silvia dibanting dilantai kamar mandi.

“Kedua orang anak dan ibu itu mayatnya ditemukan di lubang dekat septic tank dengan posisi menumpuk. Kepala ibunya menghadap ke utara, sedangkan anaknya yang berumur tiga tahun itu menghadap ke selatan,” terang Sunari sambil menunjuk lubang yang dimaksud kepada puluhan pengunjung.

Lain halnya yang dilakukan oleh bude Ryan. Perempuan tua yang biasa dipanggil Mak Lik ini lebih memilih menjajakan foto Ryan dalam berbagai pose. Foto keponakannya yang ganjen itu, ia pajang didepan rumahnya yang notabene berdekatan dengan rumah mantan guru ngaji ini. Setiap foto Mak Lik mematok harga Rp. 3 ribu. Alhasil, dalam waktu setengah hari, kakak kandung Siatun (ibunya Ryan) ini mampu menjual 20 lembar foto.

Dalam menjajakan souvenir foto, wanita yang pernah diperiksa di Polres Jombang ini, tak sendiri. Ia ditemani oleh sorang cucunya yang masih berumur 5 tahun. Meski demikian, bocah yang masih duduk di TK (Taman Kanak-kanak) ini tidak canggung menawarkan souvenir foto itu kepada setiap pengunjung.

Foto pemuda kemayu ini berbeda dengan foto yang di jual Solikan (sepupu Ryan) sebelumnya. Dalam foto tersebut ada sekitar lima pose Ryan. Mulai dari Ryan berpose di depan taman rumahnya, diruang tamu, serta di ruang sebuah hotel. Pakaian yang digunakan oleh mantan guru ngaji ini juga sangat bervariasi. Ada yang mengenakan jas hingga ada juga yang hanya mengenakan kaos.

“Lumayan bisa untuk oleh-oleh. Sekaligus untuk membuktikan kalau saya pernah ke rumah pembunuh berantai ini,” ujar Maman, pengunjung dari Kalimantan yang memborong lima foto.(ami)

http://www.dutamasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dtlartikel&id=528

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.