Langsung ke konten utama

Mr X Disebut Aldo, Polisi : Ryan Bohong


JOMBANG - Very Idam Henyasyah alias Ryan (30) mengakui mayat Mr X yang ditemukan di belakang rumah orangtuanya pada 28 Juli 2008 lalu bernama Moh Ansori (24). Korban dibunuh Ryan sekitar September 2007.

Namun polisi berpendapat Moh Ansori yang diakui Ryan itu mayatnya ditemukan di kebun tebu sekitar 35 kilometer dari rumah Ryan. Pembunuhnya, Hambali alias Kemat (26) dan Devid Eko Priyanto (17), keduanya warga Desa Kalangsemanding, Kecamatan Perak. Mereka sudah divonis masing-masing 17 dan 12 tahun penjara.


Meski demikian Ryan ngotot bahwa Mr X adalah Moh Ansori yang biasa dipanggil dengan sebutan Aldo, warga Desa Kalangsemanding, Kecamatan Perak, Jombang. Aldo adalah pemilik Salon Ayu di desa itu.

Pengakuan Ryan ini disampaikan kepada keluarga yang membesuknya. ”Dia mengaku membunuh Aldo karena jengkel dilecehkan,” kata sumber di keluarga Ryan, yang menolak namanya dicantumkan di koran.

”Ryan mengaku, Aldo bilang begini kepada Ryan, ’Piro sih kencan ambek koen iku. Engko tak bayar’ (Berapa sih untuk kencan dengan kamu. Nanti saya bayar). Karena merasa tersinggung, Ryan lalu membunuh Aldo,” ungkap sumber tersebut.

Sumber itu mengatakan, Ryan merasa dilecehkan karena Aldo itu jelek dan Ryan tak menyukainya. ”Ryan bilang, Aldo itu sudah pendek, hitam, tapi sok gaya. Ryan bilang, ’yang ganteng-ganteng banyak yang mau kencan sama aku, mana mau aku sama dia. Aku bunuh saja dia,” kata Ryan ditirukan sumber tadi.

Sumber itu melanjutkan, kemungkinan besar pengakuan Ryan tersebut hanya diutarakan kepada dirinya , dan belum diungkapkan kepada polisi. Lebih-lebih, berdasarkan penyelidikan polisi Jombang, mayat Asrori dianggap sudah ditemukan, yakni di kebun tebu, pada 29 September 2007.
Bahkan dua dari tiga terdakwanya pembunuhnya sudah divonis masing-masing 17 dan 12 tahun. Satu terdakwa lagi, Sugianto alias Sugik, 28, juga warga Desa Kalangsemanding, sekarang masih dalam proses hukum. Selasa (19/ 8) kemarin, berkasnya dilimpahkan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Jombang kepada Pengadilan Negeri (PN) setempat.

Kepala Satuan Reskrim Polres Jombang AKP Kasyanto membantah pengakuan Ryan tersebut. Saat diminta dikonfirmasi melalui telepon selularnya, Selasa petang, Kasyanto mengatakan, pengakuan itu tidak benar, itu hanya upaya untuk mengelabuhi polisi.

”Kita tidak menemukan kecocokan seperti yang diucapkan Ryan, informasi itu tidak benar,” kata Kasyanto.
Belum dengar

Sementara Kakak kandung Asrori, Agung, belum mendengar bahwa Ryan mengaku membunuh adiknya, Asrori. ”Saya baru mendengar dari sampeyan,” kata Agung, Selasa (19/8) sore.

Ketika disinggung apakah Asrori kerap dipanggil dengan sapaan Aldo, Agung mengaku tidak tahu. Agung belum mengambil sikap jika ternyata Asrori alias Aldo itu adalah adiknya. Sebelumnya, mayat Asrori sudah dinyatakan berada di kebun tebu Desa/ Kecamatan Bandarkedungmulya, Jombang, akhir September lalu.

Agung meragukan pengakuan Ryan tersebut. Sebab, berdasarkan identifikasi pihak keluarga, mayat yang ditemukan di kebun tebu tersebut memang mayat Asrori.

Kapolres Jombang Mohammat Khosim bahkan memastikan mayat Mr X yang ditemukan di pekarangan belakang rumah orangtua Ryan bukan mayat Asrori. Sebab mayat Asrori sudah ditemukan dan diidentifikasi oleh keluarganya.

Selain itu, kondisi mayat Mr X sendiri sudah tinggal tulang-belulang, sehingga berdasarkan pemeriksaan ahli forensik, dipastikan dikubur tahun 2006.

”Padahal mayat Asrori ditemukan 29 September 2007, atau sekitar tiga hari setelah dinyatakan hilang oleh keluarganya. Dua pelaku juga sudah divonis, sedangkan satu lagi masih menjalani proses hukum,” jelas Khosim.

Seandainya Asrori dibunuh Ryan, kata Kapolres, mayatnya tentu tidak tinggal tulang-belulang, melainkan masih ada daging meskipun sudah hancur dan membusuk.

”Mayat-mayat korban Ryan rata-rata dibunuh tahun 2007. Mayat-mayat itu umumnya masih ada dagingnya. Bahkan Zaki masih cukup utuh, termasuk celana dan sabuknya juga masih utuh,” kata Khosim.(ami/st8)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.