Langsung ke konten utama

Keluarga Kemat Tuntut Keadilan

Dihabisi Usai Lebaran

POLISI diduga telah salah tangkap dalam penyidikan kasus pembunuhan terhadap Asrori alias Aldo. Korban diduga kuat bukan dibunuh oleh Imam Hambali alias Kemat (26) yang akhirnya divonis 17 tahun penjara dan David yang dihukum 12 tahun penjara, serta satu orang yang sedang menjalani proses persidangan. Aldo diduga merupakan salah satu korban pembantaian yang dilakukan Very Idham Henyansyah alias Ryan (30).

Jenazah yang kini diduga Asrori itu sendiri dikenal sebagai Mr X karena Ryan lupa nama korbannya yang ke-11 tersebut. Jasad Mr X hingga sekarang masih disimpan di RS Bhayangkara Mapolda Jatim. Namun, dalam pengakuan terbaru kepada keluarganya yang menjenguk di tahanan Polda Metro Jaya, 17 Agustus lalu, Ryan mengungkapkan bahwa Mr X itu adalah Moch. Asrori (24), warga Desa Kalangsemanding, Kecamatan Perak, Jombang. Ryan mengaku membunuh Asrori karena merasa terhina setelah Asrori yang dianggapnya pendek dan jelek, mengajaknya kencan. Di komunitas waria Jombang, Asrori biasa disapa Aldo.

Tentu saja pengakuan Ryan yang ditindaklanjuti Polda Jatim itu membuat keluarga Kemat semakin gigih mendesak polisi agar menguak kasus itu. Pasalnya, dalam berbagai pertemuan dengan Kemat, pria yang juga disebut

“sebut waria ini mengaku tidak pernah melakukan pembunuhan yang dituduhkan padanya tersebut. Kami harap polisi melakukan penyidikan ulang kasus pembunuhan Asrori dengan adanya pengakuan Ryan dan uji DNA ini,” kata Rina (35), kakak kandung Kemat.

Kemat kini meringkuk di LP Jombang setelah divonis sebagai pelaku utama pembunuhan mayat yang diyakini sebagai Asrori. Mayat itu ditemukan di kebun tebu di Desa/Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang.

Kemat divonis 17 tahun, sementara rekannya, David Eko Priyanto (17), divonis 12 tahun pada 8 Mei lalu karena ikut membantu pembunuhan. Satu tersangka lain yaitu Maman Sugianto alias Sugik (28), hingga sekarang masih menjalani proses hukum.

Keluarga Kemat yakin Kemat tidak bersalah. Saat keluarga membesuk di LP Jombang, Kemat berulang kali mengaku tidak pernah membunuh siapa pun. Menurut Alisa, keponakan Kemat, saat keluarga menjenguk di LP, dia mengungkapkan bahwa dirinya terpaksa mengaku sebagai pembunuh Asrori karena saat diperiksa dirinya mendapat siksaan polisi. Dia dipaksa mengakui perbuatan yang tidak pernah dilakukannya.

“Lha dia itu punya sifat kewanitaan mana berani membunuh orang. Kena benturan fisik sedikit saja sudah tidak tahan. Pasti merasa kesakitan,” kata Alisa. Kemat, kendati berjenis kelamin laki-laki, sehari-hari memang berperilaku seperti perempuan sehingga digojloki waria.

Keluarga juga yakin Kemat hanya menjadi korban salah tangkap. Kasus salah tangkap ini juga memakan korban. Ibunya, Hartini, sangat memikirkan nasib Kemat hingga menderita darah tinggi.

“Sejak adik saya masuk penjara, ibu sakit-sakitan. Dan puncaknya beliau terkena stroke,” jelas Rina.

Ketua RT setempat, Sutrisno, saat dimintai tanggapan oleh wartawan sebelumnya mengungkapkan, masuk akal jika mayat yang ditemukan di kebun tebu Desa Bandarkedungmulyo pada 29 September 2007 (yang selama ini diyakini sebagai mayat Asrori) bukan mayat Asrori. Sebab, jelas Sutrisno, saat itu identifikasi mayat hanya berdasarkan ciri-ciri fisik atau tubuh.

“Sedangkan mukanya tidak dapat dikenali karena rusak. Posisi mayat saat ditemukan memang tertelungkup sehingga kemungkinan bagian muka sudah dimakan belatung lebih dulu,” kata Sutrisno.

Selain itu, lanjutnya, pakaian yang menempel pada mayat saat itu bukan pakaian yang biasa dipakai sehari-hari oleh Asrori.

“Tapi ini hanya pendapat pribadi saja. Untuk tindak lanjut kasus ini, saya menyerahkan sepenuhnya pada proses hukum,” jelas Sutrisno.

Dibunuh Usai Lebaran

Sebelumnya, kerabat dekat Ryan, mengungkap informasi baru terkait kasus ini. Saat itu mereka menjenguk Ryan di Mapolda Metro Jaya, Minggu (17/8). Kepada keluarganya Ryan tiba-tiba mengaku juga membunuh Asrori alias Aldo beberapa minggu setelah mayat yang diyakini sebagai Asrori ditemukan di kebun tebu Desa Bandarkedungmulyo.

“Ryan mengaku membunuh Aldo sehabis Lebaran. Ryan bilang, “Aldo kan sudah dikabarkan mati, jadi saya bunuh saja dia sekalian',” kata sumber tersebut menirukan Ryan. Sumber itu juga membeberkan, sebenarnya orangtua Ryan sudah mengetahui identitas Mr X adalah Aldo alias Asrori melalui pengakuan anaknya, Ryan. Namun, saat diperiksa polisi, mereka tetap bungkam.

“Itu dilakukan mereka demi Ryan. Mereka khawatir kalau identitas Mr X diungkap, keamanan Ryan terancam karena akan membongkar salah tangkap pada kasus Asrori. Yang itu jelas menampar penegak hukum,” kata sumber dari kerabat Ryan yang tak mau disebut namanya itu.

Bahkan, sumber tersebut mengungkapkan, pengakuan terbaru Ryan telah tercantum dalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan) Ryan di Polda Metro Jaya. Berdasarkan catatan, Ryan sendiri pernah dimintai keterangan oleh kepolisian Jombang terkait pembunuhan Asrori. Namun, status Ryan hanya sebagai saksi setelah ditemukan barang milik Ryan yang dibawa korban.

Sementara itu, sumber di Polda Jatim menyebut, keterkaitan Ryan dengan Asrori soal kepemilikan sepeda motor. Katanya, salah satu barang bukti yang dimiliki korban saat itu adalah sepeda motor bebek.

“Sepeda motor itu adalah milik Ryan. Ini diketahui dari penelusuran STNK dan BPKB yang ada di Samsat,” ujarnya. Tapi oleh keluarga Asrori, sepeda motor itu diakui murni milik Asrori, bukan milik Ryan. Ryan sempat diperiksa oleh polisi kala itu.

“Dia (Ryan) diperiksa karena namanya tercantum sebagai pemilik sepeda motor itu,” tandas sumber itu. (ami/ri/kcm) http://www.dutamasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dtlartikel&id=754

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.