Gay Jombang : Polisi Sengaja Bikin Isu
Sejumlah aktivitas pun masih saja di jalankan seperti hari-hari biasa. Bahkan, sesekali sebuah komunitas yang masih diangap tabu oleh sebagian orang ini, tetap tak surut melaksanakan hari-hari rutinitasnya seperti laiknya komunitas-komunitas lainnya.
Meski esklusif, namun sebagian dari anggota komunitas minor yang biasa disebut sebagai kelompok para Gay ini, tetap rapat bagi sebagain orang yang bukan bagiannya. Ada pun, sangat kesusahan untuk mencoba mengenal dunia yang menyukai sesama jenis ini.
“Meski kenal kita tetap tertutup mas, kita harus tahu siapa sebenarnya dia, maksudnya apa dari mana asalnya,” ujar salah satu sumber Duta dari anggota Gay Jombang ini, yang tak mau disebutkan namanya, via ponsel.
Meski begitu ia juga tak menampik, jika kasus Ryan ini sempat membuat sebagian anggota komunitasnya shock. Sebab, kebanyakan dari mereka merasa takut jika memang ada dugaan salah satu temannya ada yang menjadi korban dari kebiadaban sang penjagal manusia itu.
“Meski tidak kenal dengan Ryan, saya juga takut jika terjadi apa-apa sama teman-teman yang lain. Kalau disini sudah kayak saudara, jadi ada perasaan khawatir,” katanya.
Kendati begitu, saat Duta mencoba untuk menanyakan seputar nama Asrori alias Luki di komunitasnya, ia hanya mengatakan tidak pernah mendengar nama itu. Bahkan, ia mengaku tak pernah mengenal nama Asorosi alias Aldo maupun Asrori Alias Luki.
“Waduh saya tidak tahu mas, coba tanya sama Ketua saya saja, tapi dia lagi di Sidoarjo sekarang katanya ada acara penting,,” ujar dia.
Senada, Mama Rika, Ketua IWAJO (ikatan waria Jombang) saat di konfirmasi seputar nama Asrori alias Luki, Rika hanya menggelengkan kepala. Kata dia, ia sama sekali tak pernah mengenal orang yang bernama Asorori Luki.
“Ndak tahu mas, saya g kenal tuh siapa Luki,” ujar Mama Rika,kemarin.
Bahkan, sambungnya di komunitas gay dan waria, nama Luki tidak dikenal. Padahal, para korban Ryan hampir semuanya dari kalangan gay. Ketua Ikatan Waria Jombang (Iwajo), Rika, mengungkapkan, dirinya sama sekali tidak tahu dan tidak pernah mendengar nama Luki alias Asrori, baik di kalangan waria maupun gay.
“Memang kalangan gay itu lebih tertutup dan belum mau menonjolkan eksistensinya seperti kita kaum waria ini. Tapi, dari beberapa gay yang saya kenal, tidak ada yang bernama Luki,” kata Rika, Minggu (31/8).
Justru dari kalangan mereka mengenal nama Asrori alias Aldo. “Kalau Asrori dengan ciri-ciri tidak tinggi, kemudian giginya gingsul, saya pernah kenal,” kata Yudit, anggota Iwajo.
Rika, lantas memberikan nama Budi Affan warga Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Jombang, yang dikenal sebagai gay untuk ditemui. Budi ini, menurut Rika, dikenal sebagai ‘bapak’-nya gay Jombang dan cukup terbuka. Tapi sayangnya, ketika coba ditemui di kediamannya, orangnya sudah pindah ke Sidoarjo, sementara rumahnya dikontrakkan.
Tapi individu berinisial Ok, yang disebut-sebut sebagai gay, mengaku tidak pernah mendengar nama Luki. Ketika disinggung nama Aldo, dia mengaku pernah mendengar, kendati tidak pernah bertemu muka. “Ya dengar-dengar saja,” kata laki-laki berpenampilan ‘luwes’ dan berprofesi MC itu.
Ery, dari Jombang Care Center (JCC), sebuah LSM yang bergerak antara lain dalam pendampingan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) serta orang-orang berisiko tinggi terhadap
HIV/AIDS, dan banyak bergaul dengan komunitas gay dan waria, mengaku tidak pernah mendengar nama Luki.
“Kita memang belum menjangkau seluruh komunitas gay di wailayah Jombang, karena umumnya mereka sangat tertutup. Tapi dari yang sudah terjangkau pendampingan kami, rasa-rasanya tidak ada nama Lucky,” imbuh Ery.
Pun demikian dengan keluarga M Khambali alias Kemat terpidana pembunuhan berencana yang diduga menjadi korban salah tangkap dan tindak kekerasan aparat kepolisian Bandar kedung mulyo saat berlangsungnya proses penyelidiakan.
Ungkapan rasa lega, keluarga terpidana 17 tahun ini, praktis saja tak berubah, saat tersiar kabar bahwa Asrori ternyata ada dua.
Pihak keluarganya mengaku hanya bisa pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada kebenaran, disaat pihak kepolisian masih menyembunyikan 'kebohongan'.
“Mau bagaimana lagi mas, padahal jelas-jelas Asrori itu Aldo warga Kalang semanding sini. Demi Allah tidak ada warga sini yang bernama Asrori alias Luki. Ini jelas mengada-ada,” ujar Eka Lisnawati (22) keponakan Kemat, pasrah, saat dihubungi Duta, kemarin.
Pun demikian, kepasrahan Eka Lisnawati yang biasa di panggil Elis ini, tetap tak serta-merta harus diam diri. Sebab, setelah tersiar kabar bahwa ada dua nama Asrori yang sama, yakni Asrori alias Aldo dan Asrori alias Luki. Membuat pihak keluarganya semakin tak terima.
Elis menganggap apa yang sudah dirilis oleh pihak Polri tersebut, mengada-ada. Bahkan, pihaknya sama sekali tak yakin, jika Kemat di tuduh telah membunuh Asrori alias Aldo yang sudah diakui Ryan itu.
“Kalau tes DNA sudah dianggap tak ilmiah, mau bagaiman lagi, karena kita ini rakyat kecil yang tidak punya apa-apa,” ucapnya singkat.(ami)
JOMBANG – Rilis yang menyebutkan bahwa ada dua Asrori. Semakin membuat bingung sebagian warga kota santri. Bahkan, sejumlah komunitas Gay maupun Waria di Jombang, sama sekali tak pernah mendengar Asrori Luki seperti yang sudah ramai diberitakan.
Semenjak munculnya kasus Very Idam Henyansyah alias Ryan (30) warga Dusun Maijo, Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang, Jombang yang saat ini menjadi salah satu tersangka pembunuh berantai 11 orang yang juga disebut sebagai Pria yang suka dengan sesama jenis alias Gay. Tetap tak mempengaruhi komunitas minor ini berkecil hati atu minder.
Semenjak munculnya kasus Very Idam Henyansyah alias Ryan (30) warga Dusun Maijo, Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang, Jombang yang saat ini menjadi salah satu tersangka pembunuh berantai 11 orang yang juga disebut sebagai Pria yang suka dengan sesama jenis alias Gay. Tetap tak mempengaruhi komunitas minor ini berkecil hati atu minder.
Sejumlah aktivitas pun masih saja di jalankan seperti hari-hari biasa. Bahkan, sesekali sebuah komunitas yang masih diangap tabu oleh sebagian orang ini, tetap tak surut melaksanakan hari-hari rutinitasnya seperti laiknya komunitas-komunitas lainnya.
Meski esklusif, namun sebagian dari anggota komunitas minor yang biasa disebut sebagai kelompok para Gay ini, tetap rapat bagi sebagain orang yang bukan bagiannya. Ada pun, sangat kesusahan untuk mencoba mengenal dunia yang menyukai sesama jenis ini.
“Meski kenal kita tetap tertutup mas, kita harus tahu siapa sebenarnya dia, maksudnya apa dari mana asalnya,” ujar salah satu sumber Duta dari anggota Gay Jombang ini, yang tak mau disebutkan namanya, via ponsel.
Meski begitu ia juga tak menampik, jika kasus Ryan ini sempat membuat sebagian anggota komunitasnya shock. Sebab, kebanyakan dari mereka merasa takut jika memang ada dugaan salah satu temannya ada yang menjadi korban dari kebiadaban sang penjagal manusia itu.
“Meski tidak kenal dengan Ryan, saya juga takut jika terjadi apa-apa sama teman-teman yang lain. Kalau disini sudah kayak saudara, jadi ada perasaan khawatir,” katanya.
Kendati begitu, saat Duta mencoba untuk menanyakan seputar nama Asrori alias Luki di komunitasnya, ia hanya mengatakan tidak pernah mendengar nama itu. Bahkan, ia mengaku tak pernah mengenal nama Asorosi alias Aldo maupun Asrori Alias Luki.
“Waduh saya tidak tahu mas, coba tanya sama Ketua saya saja, tapi dia lagi di Sidoarjo sekarang katanya ada acara penting,,” ujar dia.
Senada, Mama Rika, Ketua IWAJO (ikatan waria Jombang) saat di konfirmasi seputar nama Asrori alias Luki, Rika hanya menggelengkan kepala. Kata dia, ia sama sekali tak pernah mengenal orang yang bernama Asorori Luki.
“Ndak tahu mas, saya g kenal tuh siapa Luki,” ujar Mama Rika,kemarin.
Bahkan, sambungnya di komunitas gay dan waria, nama Luki tidak dikenal. Padahal, para korban Ryan hampir semuanya dari kalangan gay. Ketua Ikatan Waria Jombang (Iwajo), Rika, mengungkapkan, dirinya sama sekali tidak tahu dan tidak pernah mendengar nama Luki alias Asrori, baik di kalangan waria maupun gay.
“Memang kalangan gay itu lebih tertutup dan belum mau menonjolkan eksistensinya seperti kita kaum waria ini. Tapi, dari beberapa gay yang saya kenal, tidak ada yang bernama Luki,” kata Rika, Minggu (31/8).
Justru dari kalangan mereka mengenal nama Asrori alias Aldo. “Kalau Asrori dengan ciri-ciri tidak tinggi, kemudian giginya gingsul, saya pernah kenal,” kata Yudit, anggota Iwajo.
Rika, lantas memberikan nama Budi Affan warga Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Jombang, yang dikenal sebagai gay untuk ditemui. Budi ini, menurut Rika, dikenal sebagai ‘bapak’-nya gay Jombang dan cukup terbuka. Tapi sayangnya, ketika coba ditemui di kediamannya, orangnya sudah pindah ke Sidoarjo, sementara rumahnya dikontrakkan.
Tapi individu berinisial Ok, yang disebut-sebut sebagai gay, mengaku tidak pernah mendengar nama Luki. Ketika disinggung nama Aldo, dia mengaku pernah mendengar, kendati tidak pernah bertemu muka. “Ya dengar-dengar saja,” kata laki-laki berpenampilan ‘luwes’ dan berprofesi MC itu.
Ery, dari Jombang Care Center (JCC), sebuah LSM yang bergerak antara lain dalam pendampingan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) serta orang-orang berisiko tinggi terhadap
HIV/AIDS, dan banyak bergaul dengan komunitas gay dan waria, mengaku tidak pernah mendengar nama Luki.
“Kita memang belum menjangkau seluruh komunitas gay di wailayah Jombang, karena umumnya mereka sangat tertutup. Tapi dari yang sudah terjangkau pendampingan kami, rasa-rasanya tidak ada nama Lucky,” imbuh Ery.
Pun demikian dengan keluarga M Khambali alias Kemat terpidana pembunuhan berencana yang diduga menjadi korban salah tangkap dan tindak kekerasan aparat kepolisian Bandar kedung mulyo saat berlangsungnya proses penyelidiakan.
Ungkapan rasa lega, keluarga terpidana 17 tahun ini, praktis saja tak berubah, saat tersiar kabar bahwa Asrori ternyata ada dua.
Pihak keluarganya mengaku hanya bisa pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada kebenaran, disaat pihak kepolisian masih menyembunyikan 'kebohongan'.
“Mau bagaimana lagi mas, padahal jelas-jelas Asrori itu Aldo warga Kalang semanding sini. Demi Allah tidak ada warga sini yang bernama Asrori alias Luki. Ini jelas mengada-ada,” ujar Eka Lisnawati (22) keponakan Kemat, pasrah, saat dihubungi Duta, kemarin.
Pun demikian, kepasrahan Eka Lisnawati yang biasa di panggil Elis ini, tetap tak serta-merta harus diam diri. Sebab, setelah tersiar kabar bahwa ada dua nama Asrori yang sama, yakni Asrori alias Aldo dan Asrori alias Luki. Membuat pihak keluarganya semakin tak terima.
Elis menganggap apa yang sudah dirilis oleh pihak Polri tersebut, mengada-ada. Bahkan, pihaknya sama sekali tak yakin, jika Kemat di tuduh telah membunuh Asrori alias Aldo yang sudah diakui Ryan itu.
“Kalau tes DNA sudah dianggap tak ilmiah, mau bagaiman lagi, karena kita ini rakyat kecil yang tidak punya apa-apa,” ucapnya singkat.(ami)
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,