Langsung ke konten utama

Massa Gus Dur Mengamuk

Di Tulungagung KPUD Pilih Aman

JOMBANG- Emosi massa PKB kubu Gus Dur di Jombang akhirnya pecah, kemarin. Ratusan kader PKB kubu Gus Dur berusaha menduduki kantor DPC PKB kubu Muhaimin Iskandar di Jalan Laksda Adi Sutjipto, Jombang, kemarin. Karena kantor dalam keadaan terkunci massa berusaha masuk paksa dengan menggedor pintu.

Berhasil masuk ke dalam, ratusan kader yang emosi memaksa seorang pegawai perempuan agar keluar dari kantor DPC, dan mengambil berkas-berkas caleg yang diajukan oleh DPC PKB Muhaimin Iskandar. Setelah itu, kader yang sudah diliputi kemarahan membakar berkas-berkas di samping kantor DPC.

Puas membakar berkas, kader-kader PKB Kubu Gus Dur ini juga berusaha menurunkan spanduk bergambar Muhaimin Iskandar yang terpasang di depan kantor. Namun usaha itu dihalang-halangi oleh petugas kepolisian yang menjaga kantor tersebut.

Polisi akhirnya mengamankan seorang kader yang menggunakan ikat kepala bertuliskan PKB Gus Dur karena dianggap sebagai provokator. Begitu melihat sorang temannya ditahan, massa langsung berlarian mengejar mobil polisi yang akan membawa temannya, dan meminta agar kader tersebut dilepaskan.

“Keluarkan sekarang. Kalau tidak, jangan salahkan kami apabila berbuat rusuh,” teriak massa yang marah sambil menggedor-nggedor mobil agar menghentikan lajunya.

Meski dihadang, polisi tetap bersikukuh menahan kader tersebut. Kader tersebut baru dilepaskan setelah Basyarudin ketua DPC PKB kubu Gus Dur datang untuk meminta agar kader tersebut dilepaskan.

Sementara, KPUD Tulungagung nampak berhati-hati menyikapi kepengurusan kembar DPC PKB setempat, dengan memutuskan menerima pendaftaran calon legislatif (caleg) dari dua pengurus PKB beda kubu.

“Kita belum memutuskan DPC PKB mana yang bisa mendaftarkan caleg atau tidak. Kami akan melakukan kajian lebih mendalam saat verifikasi,” jelas Ketua KPUD Tulungagung, Maksun Thohir, usai menerima pendaftaran caleg dari DPC PKB pimpinan Alfa Isnaeni.

Seiring proses pedaftaran caleg di Kabupaten Blitar beredar selebaran gelap yang mengatasnamakan Dewan Syuro DPP PKB, berisi seruan agar KPUD menolak caleg dari PKB yang mendaftarkan diri tanpa disertai tanda tangan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Selebaran tersebut dikirimkan kepada seluruh KPUD di Indonesia melalui faksimili.

“Dalam bulan ini saja sedikitnya kami telah menerima empat faksimili dari DPP PKB yang ditanda tanggani oleh Gus Dur untuk menolak pendaftaran caleg yang tidak ditanda tanggani oleh Ketua Umum DPP PKB (Gus Dur-red),” terang Ketua KPUD Kabupaten Blitar, Rinudji Sulaksono, kemarin.

Hanya, tegas dia, faksimili yang mengatasnamakan DPP PKB tersebut dianggap selebaran gelap dan sempat meresahkan sejumlah anggota KPUD.

Namun, ketika terakhir kali KPUD menerima faksimili 16 Agustus kemarin, Rinudji lantas sedikit percaya karena surat sebanyak tiga lembar tersebutsepertinya berasal dari DPP PKB di Jakarta. Sebab, yang mendandatangi adalah Ketua Umum DPP PKB Gus Dur serta Sekretarisnya Muhyidin Arabusman.

Surat dengan No 3530/DPP-01/IV/A.1/VIII/2008 memuat perihal tentang keabsahan caleg yang berasal dari PKB adalah yang membawa pernyataan serta terdapat tanda tangan dari Ketua Umum DPP PKB. (ami,jar,ndi)

http://www.dutamasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dtlartikel&id=174

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

Ledakan Tangis Pecah Digang Kecil

Dua Korban Ryan, Berangkat Ke Pusara JOMBANG – Ledakan tangis histeris dari dua tempat korban Very Idam Henyansyah alias Ryan (30), yakni Zainul Abidin alias Zaki (21) dan Agutinus Fitri Setiawan alias Wawan (28), muncul dari rumah duka, di gang kecil, saat mengiringi pemakaman dua jenazah menuju pusara, kemarin. Keberadaan dua rumah duka korban Ryan ini, yang sama-sama mempunyai ukuran 36 ini, berubah seketika saat prosesi peyerahan jenazah. Pihak petugas yang ikut mengawal jenazah pun sempat dibuat repot saat menurunkan jenazah dari mobil, lantaran kelurga korban sudah tak kuasa menahan tangis sembari menarik peti mati. Beberapa pelayatpun tercengang berjajar, di antara gang sempit yang hanya bisa di lalui motor itu. Meski deretan kursi sudah sejak pagi disiapkan oleh pihak perangkat desa yang ikut membantu proses pemakaman kedua jenazah. Namun, setidaknya gang sempit itu menjadi satu saksi tersendiri dari pemakaman kedua korban sang pria gemulai asal Maijo itu. Jenazah Zainul Abidi...