Langsung ke konten utama

Kapolri Siap Beri Sanksi

JAKARTA - Mabes Polri merespon polemik pengakuan Ryan yang menyebut korban pembantaian ke-11, Mr X, adalah Asrori alias Aldo. Bila benar Mr X yang jenazahnya masih di kamar mayat RS Bhayangkara Polda Jatim itu Aldo, polisi akan membongkar kuburan jenazah yang semula diyakini sebagai Asrori di Desa Kalangsemanding, Kecamatan Perak, Jombang. Polisi juga akan menyelidiki kasus salah tangkap yang diduga dilakukan aparat tersebut.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira saat dihubungi di Jakarta, Rabu (27/8), membenarkan ada dugaan korban ke-11 Ryan adalah Aldo, yang semula diyakini merupakan korban pembunuhan yang mayatnya dibuang di sebuah kebun tebu di Jombang, dua tahun lalu.

“Kalau nanti jenazah itu benar adalah Aldo, maka kuburan korban pembunuhan di kebun tebu (Mr X 2) di Jombang itu akan dibongkar,” ujar Abubakar.

Selanjutnya dia menambahkan, jenazah korban Mr X yang ditemukan di pekarangan rumah orang tua Ryan ini dicocokkan DNA-nya dengan keluarga Aldo.

“Jika cocok DNA-nya, maka jenazah yang sebelumnya dinyatakan sebagai Aldo akan dibongkar kembali dan kasusnya akan disidik dari awal,” ujar Abubakar.

Kasus yang menghebohkan dunia hukum ini diduga karena polisi melakukan salah tangkap. Bukan hanya itu, polisi juga memaksa tersangka “yang kini sudah divonis oleh pengadilan” agar mengaku telah melakukan pembunuhan tersebut.

Pengakuan itu lalu di-BAP hingga kasusnya dibawa ke Pengadilan. Lalu Pengadilan Negeri Jombang menjatuhkan hukuman terhadap dua dari tiga tersangka yaitu Kemat dan David masing-masing 17 tahun dan 12 tahun penjara. Sedangkan satu tersangka lain masih menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jombang.

Kasus dugaan salah tangkap ini juga direspon Kapolri Jenderal Pol Sutanto. “Kalau ada salah tangkap, kan ada mekanismenya. Masyarakat bisa mengadukan, silakan ini kan masalah hukum,” kata Kapolri Jenderal Pol Sutanto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (27/8) kemarin.

Sedang soal pemaksaan yang dilakukan polisi terhadap tiga orang agar mengaku membunuh Aldo, jika benar, Sutanto berjanji akan menindak tegas petugas tersebut.

“Kalau betul seperti itu, tidak dibenarkan. Kita tidak boleh lagi menggunakan cara itu. Akan ada tindakan untuk anggota yang melakukan itu,” katanya mengancam anak buahnya. (dumas/ami/wis/det)http://www.dutamasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dtlartikel&id=753

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.