Langsung ke konten utama

Si Biang Lobi Artalyta Suryani

Kuncinya : Harus Selalu Wangi, Supel, dan Cekatan

Artalyta Suryani memang mempunyai banyak keistimewaan saat ini. Semuala Ia hanyalah pebisnis biasa. Wanita yang oleh koleganya akrab disapa Bunda Ayin ini tumbuh di Lampung. Relasinya meluas cepat sampai pejabat. Rahasianya: selalu wangi, supel, dan cekatan.


DI kalangan kerabat dan rekan bisnisnya, Artalyta akrab dipanggil Bunda Ayin. Kerap juga disapa Bunda Artalyta . “Itu karena ia ramah dan mengayomi,” kata seseorang yang mengaku cukup dekat dengannya.

Artalyta adalah istri Surya Dharma (alm), bos Gajah Tunggal, dan besan dari Alexander Tedja, bos Pakuwon Grup. Ia memulai sepak terjangnya sebagai pebisnis dengan merangkak dari nol. Ulet, tahan banting, supel, dan cekatan jadi kunci suksesnya.

Sebagian orang, tentu, masih ingat ketika Eiffel Tedja (putra sulung Alexander Tedja) mempersunting Imelda Dharma (putri Artalyta ) dalam sebuah pernikahan supermewah di Ballroom Hotel Sheraton, Surabaya, 9 Juni 2007. Empat ribu undangan menyaksikan resepsi pesta perkawinan termewah di Kota Surabaya itu.

Di antara 4.000 undangan yang hadir, tampak sejumlah petinggi negara. Sebutlah Kapolri Jenderal Pol Sutanto, Gubernur DKI Sutiyoso, dan Gubernur Jatim Imam Utomo.

Gaya hidup Artalyta memang berkelas. Ia selalu tampil chic dalam polesan kosmetik yang serba tebal, model rambut trendy, dan wangi. Semerbak parfum ciri khas Artalyta , bahkan, sudah dikenal betul di lingkungan Gedung Bundar, markas besar Kejaksaan Agung.


Suatu saat, Artalyta nyeletuk soal berbagai komentar orang yang menggunjingkan kedekatannya dengan sederet petinggi negara. ”Tolonglah pahami saya. Saya ini warga negara biasa yang punya hak bergaul dan bertemu siapa pun. Saya tak memanfaatkan kedekatan dengan banyak kalangan untuk urusan yang bukan pada tempatnya,” cetus Artalyta, sesekali pada saat itu.


Bisa menjadi kaya dengan bisnis yang tumbuh mekar di berbagai sektor, menurut Artalyta, bukan didapat dari hasil simsalabim semata seperti main sulap atau pun pat-pat gulipat karena dapat fasilitas khusus dari petinggi negara.

“Saya ini berjuang keras dari bawah untuk menjadi seperti sekarang. Saya dan keluarga bisa hidup berkecukupan bukan karena kemudahan-kemudahan dari siapa pun. Karena itu, tolong, hormati hak hukum saya,” ungkap Artalyta .


Betul. Sebagai warga negara, Artalyta jelas punya hak hukum. Ia pun belum pantas dicap atau divonis macam-macam sebelum ada keputusan hukum yang bersifat tetap. Tuduhan demi tuduhan kepadanya harus terbuktikan dalam proses persidangan yang sedang berjalan.

Zulkifli Hasan, selaku Ketua Fraksi Partai Amant Nasional (PAN) di DPR, Selasa (17/6), kemarin. Meminta kepada pemerintah dan aparat agar keselamatan Artalyta dijaga ketat. Ia khawatir Artalyta jadi target pembunuhan pihak tertentu untuk menghilangkan jejak.

Khawatir Dibunuh

Terkuaknya kedekatan Artalyta dengan sejumlah petinggi negara, tak pelak, bisa berisiko bagi keselamatannya. Karena itu, Zulkifli sekali lagi mengingatkan, meminta agar wanita keturunan yang selalu wangi ini dilindungi agar proses penyidikan dan pengumpulan data berjalan maksimal. “Kami meminta perlindungan karena kami khawatir saudari Artalyta jadi target, termasuk target pembunuhan,” ujar Zulkifli.

Zulkifli menilai, kasus yang melanda Artalyta meluas dan merembet ke kasus-kasus lain seperti BLBI II yang telah dihentikan penyelidikannya oleh Kejaksaan Agung. Tapi, Zulkifli menolak menjelaskan apa betul sudah ada indikasi pembunuhan terhadap Artalyta . Dan, jika ada, siapa aktornya.

Kasus penyuapan kepada Jaksa Urip Tri Gunawan, menurut Zulkifli, merupakan bentuk demoralisasi Kejaksaan Agung. Maka, ia pun minta kepada Presiden SBY untuk melakukan langkah-langkah komprehensif untuk mengatasi masalah ini.

Bunda Artalyta alias Bunda Ayin, sejak terlibat kasus tertangkapnya Jaksa Urip, memang jadi sangat populer. Saban hari, namanya dikutip di hampir semua media cetak di Tanah Air. Juga media elektronik.

Semasa masih di Lampung, Artalyta termasuk pebisnis besar. Ia, antara lain, memegang konsesi reklamasi pantai. Ia juga membangun perumahan mewah di Bukit Camang, Bandar Lampung. Di lampung, ia juga melanjutkan bisnis yang telah dirintis suaminya, Suryadharma (alm).

Sejak dulu, sejak kesupelan, kecekatan, keuletan, sikapnya yang mengayomi, koneksitas, dan kemampuannya dalam urusan dana jadi buah bibir, kehadiran Artalyta kerap dibutuhkan banyak pihak. Tak sebatas kerabat dan rekan bisnis yang membutuhkannya, tapi juga kalangan politisi dan petinggi negara.

Hotline dengan SBY

Bahkan, kini publik makin tahu kapasitas koneksitas Artalyta Suryani. Ia memang hebat. Bisa dekat dengan siapa saja. Bahkan, dengan SBY dan keluarganya pun ia punya hotline.

Kabar tentang kedekatan Artalyta dengan begitu banyak petinggi negara kini meluas, khususnya sejak ia menjalani proses persidangan di Pengadilan Tipikor. Persidangan itu sendiri merupakan lanjutan dari penangkapan terhadap Jaksa Urip Tri Gunawan-Artalyta, 1 Maret lalu, berikut bukti USD 660 ribu (Rp 6 miliar).

Transkrip pembicaraannya dengan Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (JAM Datun) Untung Udji Santoso dan sejumlah nama kondang lain jadi indikator bahwa Artalyta memang sosok istimewa di kalangan petinggi negara.

Dengan SBY yang kini Presiden RI pun Artalyta kenal baik. Juga dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono. Kedekatan itu terjalin sejak Artalyta bertindak sebagai jembatan pertemuan SBY dan Gus Dur menjelang Pilpres 2004.

Soal itu, Adhie Massardi mengatakan, juru bicara kepresidenan saat Gus Dur memerintah. Adhie mengaku bahwa yang mengatur jadwal pertemuan dan mengantarkan SBY ke rumah Gus Dur ketika itu adalah Artalyta .

Tapi, menurut Adhie, yang tidak berkaitan dengan kasus suap Urip tidak perlu dibuka dalam persidangan. Yang harus dibuka adalah daftar print out kontak Artalyta dengan Antasari, Sutanto, SBY sekeluarga. Itu cara untuk memastikan kebenaran Artalyta menghubungi mereka untuk meminta pertolongan setelah Urip ditangkap.

Adhie menambahkan, Gus Dur kini sedang mengatur jadwal membesuk Artalyta untuk kedua kalinya. Sebelumnya, Gus Dur membesuk Artalyta saat masih ditahan di Rutan Pondok Bambu.
“Gus Dur berencana ketemu Artalyta lagi, terutama untuk menitipkan pesan lewat Artalyta kepada SBY agar jangan ikut campur dalam urusan PKB. Gus Dur punya kartu truf lain soal kedekatan Artalyta dengan SBY,” kata Adhie.

Kisah tentang kedekatan Artalyta dengan SBY memang mengejutkan. Dan, bisa jadi karena ada unsur Istana Kepresidenan, Antasari pun sempat dinilai ewuh pakewuh. Hingga, penangkapan Ayin berselang lima jam dari penangkapan jaksa Urip Tri Gunawan.

Selasa (17/6) di Jakarta, anggota Komisi I DPR-RI Ali Mohtar Ngabalin dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi menduga ada intervensi istana sehingga sempat muncul skenario untuk tidak menangkap Artalyta.

“Artalyta itu baru ditangkap dua jam setelah Urip ditangkap. Artalyta sendiri mengakui bahwa dirinya menelepon banyak petinggi di negeri ini, termasuk mungkin juga mengontak SBY,” kata Ali Mohtar.

“Ini bukan cuma asumsi biasa. Ini bicara soal kemungkinan Antasari memang sempat tidak ingin menangkap Artalyta . Baru belakangan Antasari menyadari bahwa Artalyta memang harus ditangkap” lanjut Ali Mohtar.

Ali Mohtar mengecam Ketua KPK Antasari Azhar yang tidak bersedia membuka seluruh fakta pada hari penangkapan Urip. Karenanya, ia siap mencari jalur lain untuk membongkar siapa saja yang dihubungi Artalyta . Ali Mohtar menyayangkan Antasari yang ternyata mengkhianati kepercayaan rakyat. Ia menyembunyikan fakta-fakta penting, bahkan terkesan memutarbalikkan fakta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

Ledakan Tangis Pecah Digang Kecil

Dua Korban Ryan, Berangkat Ke Pusara JOMBANG – Ledakan tangis histeris dari dua tempat korban Very Idam Henyansyah alias Ryan (30), yakni Zainul Abidin alias Zaki (21) dan Agutinus Fitri Setiawan alias Wawan (28), muncul dari rumah duka, di gang kecil, saat mengiringi pemakaman dua jenazah menuju pusara, kemarin. Keberadaan dua rumah duka korban Ryan ini, yang sama-sama mempunyai ukuran 36 ini, berubah seketika saat prosesi peyerahan jenazah. Pihak petugas yang ikut mengawal jenazah pun sempat dibuat repot saat menurunkan jenazah dari mobil, lantaran kelurga korban sudah tak kuasa menahan tangis sembari menarik peti mati. Beberapa pelayatpun tercengang berjajar, di antara gang sempit yang hanya bisa di lalui motor itu. Meski deretan kursi sudah sejak pagi disiapkan oleh pihak perangkat desa yang ikut membantu proses pemakaman kedua jenazah. Namun, setidaknya gang sempit itu menjadi satu saksi tersendiri dari pemakaman kedua korban sang pria gemulai asal Maijo itu. Jenazah Zainul Abidi...