Langsung ke konten utama

Desak Tunda Pilkada

JOMBANG – Kendati penjadualan pelaksanaan pilkada sudah menginjak pada tahap verifikasi akhir, namun, sejumlah orang yang mengatasnamakan Tim Independen Jombang (TIJ) tetap saja mendatangi KPUD, kemarin. Mereka meminta lembaga penyelenggara pemilu ini menunda pilkada 23 Juli mendatang.

TIJ yang digawangi Busroni, sebagai balon bupati itu, datang bersama rombongannya ke KPUD Jombang sekitar pukul 13.00. Dengan dikawal pasukan berseragam hitam-hitam, dia meminta KPUD mengundur jadual even suksesi lima tahunan tersebut karena tidak mengikutsertakan dari unsur perseorangan.

“KPUD sudah menyalahi konstitusi. Kalau tidak segera diundur kita akan menempuh jalur hukum. Jalur independen adalah amanat rakyat, bukan sebaliknya memperdaya rakyat,” tegas Busroni, kemarin.

Menurut dia, UU 12/2008 tentang revisi UU 32/2004 tentang pemerintahan daerah sudah sangat menjelaskan bahwa calon perseorangan layak mengikuti pentas demokrasi. Kata dia, sikap inilah yang harus diterapkan KPUD dengan mengakomodir unsur calon perseorangan.

“Jika tidak diundur, berarti KPUD sudah sangat melecehkan undang-undang. Inilah yang salah. Kebenaran harus ditegakkan. Mana yang menjadi kewenangan dan bukan,” terang dia.

Namun, upaya TIJ bertemu dengan pihak KPUD tak membuahkan hasil. Beberapa jajaran anggota KPUD saat itu sedang tidak berada ditempat karena ada agenda pertemuan di KPUD Jatim.

Sementara, Minan Rohman selaku Pokja Pencalonan, KPUD Jombang saat dikonfirmasi terkait tuntutan TIJ, mengatakan pihaknya tetap akan menggelar ilkada 23 Juli. Sebab, mengubah tahapan yang sudah disepakati tidak mungkin bisa dilakukan mengingat batas waktunya sudah hampir dekat.

“Kita ini tunduk terhadap aturan KPU. Apalagi kita sudah sampai pada tahapan verifikasi kedua dan penetapan pasangan calon tanggal 15 Juni nanti. Jadi sangat tidak mungkin mengabulkan tuntutan itu,” jelas Minan.

Dia menjelaskan, mengacu pada SK KPU No 15 Tahun 2008, pencalonan independen baru bisa di akomodir jika jadual pencalonannya dilakukan bulan Juni. Sedang di Jombang, kebetulan tahapan pencalonan sudah dilakukan Mei lalu. “Jadi sangat tidak mungkin,” katanya lagi. (ami)
http://www.dutamasyarakat.com/rubrik.php?id=30055&kat=Daerah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

Ledakan Tangis Pecah Digang Kecil

Dua Korban Ryan, Berangkat Ke Pusara JOMBANG – Ledakan tangis histeris dari dua tempat korban Very Idam Henyansyah alias Ryan (30), yakni Zainul Abidin alias Zaki (21) dan Agutinus Fitri Setiawan alias Wawan (28), muncul dari rumah duka, di gang kecil, saat mengiringi pemakaman dua jenazah menuju pusara, kemarin. Keberadaan dua rumah duka korban Ryan ini, yang sama-sama mempunyai ukuran 36 ini, berubah seketika saat prosesi peyerahan jenazah. Pihak petugas yang ikut mengawal jenazah pun sempat dibuat repot saat menurunkan jenazah dari mobil, lantaran kelurga korban sudah tak kuasa menahan tangis sembari menarik peti mati. Beberapa pelayatpun tercengang berjajar, di antara gang sempit yang hanya bisa di lalui motor itu. Meski deretan kursi sudah sejak pagi disiapkan oleh pihak perangkat desa yang ikut membantu proses pemakaman kedua jenazah. Namun, setidaknya gang sempit itu menjadi satu saksi tersendiri dari pemakaman kedua korban sang pria gemulai asal Maijo itu. Jenazah Zainul Abidi...