Langsung ke konten utama

BAKAR Ancam Sweeping FPI Se-Indonesia

JOMBANG - Gelombang tuntutan dibubarkannya organisasi massa Front Pembela Islam (FPI) semakin gencar terjadi. Kali ini ratusan massa yang mengatasnamakan Barisan Anti Kekerasan (Bakar), mengancam akan men-sweeping FPI di seluruh indonesia, apabila pemerintah tetap kukuh tidak membubarkan FPI.

“Jika pemerintah tetap tidak membubarkan FPI. Dalam jangka 3 Bulan kita yang akan membubarkan mereka,” teriak Musyafak, Ko'ordinator Aksi saat longmarch menuju Gedung DPRD, kemarin (06/6) sore.

Selain itu, ratusan massa gabungan 17 elemen dari berbagai organisasi se-Jombang tersebut mengaku resah atas ulah FPI yang tidak memiliki nurani beragama dan berbangsa. Menurut mereka, FPI sudah keluar dari norma agama dan melanggar Hak Azasi Manusia (HAM).

“Ketakutan publik juga disebar melalui gerakan premanisme secara sistematis. Bahkan acapkali FPI meletakkan agama sebagai pemicu kebencian maupun pembenaran terhadap agama,” ujar Aan Anshori, yang juga sebagai Direktur LiNK Jombang dalam orasinya.

Sebelumnya, aksi unjuk rasa 'Anti FPI' ini, bertolak dari Alun-alun Kota Jombang. Tepat pukul 14.00 massa yang berarak-arakan inipun akhirnya tumpah jadi satu dalam satu barisan yang dipagari oleh sejumlah anggota dari Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kab Jombang.

Dengan membawa berbagai atribut dan bendera masing-masing. Para pendemo juga melakukan helatan do.a sebelum melakukan longmarch menyisiri Jl Wahid Hasyim menuju gedung DPRD Kab Jombang. Hal ini dilakukan untuk menyerukan konsistensi mereka dalam mencegah segala bentuk kekerasan atas nama agama.

“Ini adalah bentuk sikap dari kami yang anti terhadap segala bentuk kekerasan di muka bumi ini, terlebih tragedi monas yang dilakukan oleh FPI kepada AKKBB, adalah bukti cederanya bangsa kita sebagai bangsa yang anti terhadap kekerasan,” teriak Aan, sembari disambut sahutan suara gemuruh ratusan massa “Bubarkan FPI”, “Gantung Rizieq Shihab,”

Dengan berbaris rapi berjajar, massa BAKAR yang dikomandoi oleh orator di atas truk bak terbuka, tanpa henti menyuarakan 'kekejaman' FPI yang dalam lima tahun terakhir tak terkendali dan liar. Dalam pernyataan sikapnya, BAKAR menuding, bahwa FPI selalu berlindung dibalik agama dalam setiap aksi kekerasan yang dilakukan.

Sikap anti kekerasan dalam aksi damai di sore hari itu sempat menyedot perhatian masyarakat yang dilalui barisan long march BAKAR. Tanpa kenal lelah, 'pasukan' gabungan beberapa unsur tersebut menilai, bahwa FPI telah mencitrakan agama yang dikombinasi dengan takbir dan pentungan.

Atas dasar tersebut, BAKAR menegaskan pernyataan sikapnya dengan 5 tuntutan yang berkaitan dengan ulah preman FPI. BAKAR menyatakan, bahwa NKRI merupakan bentuk final dari kebhinekaan bangsa Indonesia. Selain batas waktu selama 3 bulan untuk pemerintah membubarkan keberadaan FPI, BAKAR juga menuntut FPI meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Indonesia.

“Termasuk merehabilitasi kondisi korban tragedi Monas ! Mendesak kepada aparat kepolisian untuk tidak menoleransi penggunaan kekerasan dalam menyikapi perbedaan serta menindak tegas pelaku kekerasan dan menangkap aktor intelektual dalam peristiwa Monas !” seru H. Al Is Billy, selaku Ketua DKC Garda Bangsa Jombang di depan Mapolres.

Sayangnya, aksi demo 'Anti FPI' yang sempat berhenti beberapa saat di Mapolres Jombang tersebut, tidak berhasil membawa tanggapan Kapolres Jombang terhadap anarkisme FPI. Kendati demikian, massa yang berjalan tetap melanjutkan orasinya dengan perangkat soundsystem besar menuju gedung dewan.

“Ganyang FPI ! Gantung Habib Rizieq...! Bubarkan FPI !” teriak korlap aksi di atas truk.

Di depan kantor DPRD setempat, secara bergantian, mereka berorasi dan beryel-yel sembari membanting-banting gambar pemimpin FPI, Habib Rizieq Shihab. Para pengunjukrasa yang memenuhi badan jalan tersebut juga meminta agar para anggota dewan berani bersikap atas kekerasan yang ditampilkan FPI selama ini.

“Sebagai anggota dewan, saya sangat mendukung aksi ini. Saya juga sepakat FPI dibubarkan ! Karena FPI saya anggap sudah tidak mencerminkan Islam dan ulahnya melanggar ayat kedua dari Pancasila !” lantang Sugeng Hariyadi, anggota Fraksi PDI-P DPRD Kabupaten Jombang dengan pengeras suara.

Sontak, dukungan dewan itu pun mendapat sambutan histeris dari para pendemo. Sugeng Hariyadi berjanji akan meneruskan masalah penolakan dan pembubaran FPI ini ke pemerintah pusat.

“Hari Senin depan akan kita tindaklanjuti masalah ini ke Jakarta, bahwa masyarakat Jombang menuntut pembubaran FPI,” sumbar anggota Komisi C ini berapi-api.(ami)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

Ledakan Tangis Pecah Digang Kecil

Dua Korban Ryan, Berangkat Ke Pusara JOMBANG – Ledakan tangis histeris dari dua tempat korban Very Idam Henyansyah alias Ryan (30), yakni Zainul Abidin alias Zaki (21) dan Agutinus Fitri Setiawan alias Wawan (28), muncul dari rumah duka, di gang kecil, saat mengiringi pemakaman dua jenazah menuju pusara, kemarin. Keberadaan dua rumah duka korban Ryan ini, yang sama-sama mempunyai ukuran 36 ini, berubah seketika saat prosesi peyerahan jenazah. Pihak petugas yang ikut mengawal jenazah pun sempat dibuat repot saat menurunkan jenazah dari mobil, lantaran kelurga korban sudah tak kuasa menahan tangis sembari menarik peti mati. Beberapa pelayatpun tercengang berjajar, di antara gang sempit yang hanya bisa di lalui motor itu. Meski deretan kursi sudah sejak pagi disiapkan oleh pihak perangkat desa yang ikut membantu proses pemakaman kedua jenazah. Namun, setidaknya gang sempit itu menjadi satu saksi tersendiri dari pemakaman kedua korban sang pria gemulai asal Maijo itu. Jenazah Zainul Abidi...