Langsung ke konten utama

Penertiban Atribut Kampanye, Masih Tebang Pilih

Baliho Incumbent Masih Kokoh.

JOMBANG – Kinerja Panitia Pengawas (Panwas) Pilkada Jombang, untuk menertibkan sejumlah atribut kampanye pasangan calon, terkesan masih tebang pilih. Pasalnya, batas terakhir penurunan baliho banyak yang lolos, terutama baliho Incumbent yang masih banyak terpampang di daerah kec diwek.

Hal ini dikatakan Sutaji, salah satu tokoh pemuda Desa Ngudirejo Kec Diwek Jombang, bahwa atribut kampanye yang masih terpampang di desa tersebut sudah seharusnya diturunkan. Sebab, batas terakhir dari pemasangan baliho sudah selesasi sejak satu pekan yang lalu.

“Ya kalau tidak semuanya diturunkan, kenapa panwas kasih batas waktu sampai 23 Juni kepada semua tim sukses untuk menurunkan baliho.” terang Sutaji, kemarin.

Ia mengatakan, panwas kabupaten dan panwas kecamatan dalam melakukan penertiban sejumlah atribut kampanye yang masih nyantol di beberapa wilayah tersebut, masih terkesan pilih kasih. Sebab, kata dia, baliho inncumbent, dan beberapa baliho pasangan cagub/cawagub maupun cabup/cawabup terkesan masih belum dilakukan secara rapi.

“Ada beberap baliho yang mesih tidak terjamah oleh pihak Panwaskab maupun Panwascam. Jadi kalau bisa semuanya diturunkan,” pintanya.

Sementara, Anggota Panwas Pilkada Jombang, A Fathoni, mengatakan, pihaknya mengaku kewalahan untuk melakukan penertiban atas semua atribut kampanye di seluruh wilayah jombang. Pasalnya, selain susah terjangkau, jejaring koordinasi dengan pihak panwascam sendiri juga masih belum maksimal.

''Karena tempatnya susah dijangkau. Beberapa petugas kecamatan juga masih belum melakukan koordinasi dengan kami,” ujar Fathoni, via ponsel.

Kendati demikian, ia akan tetap meminta masyarakat untuk bersedia membantu pihaknya menurunkan semua atribut yang masih terpampang di beberapa desa itu. Pasalnya, kata dia, tanpa ada bantuan dari masyarakat, pihak panwas merasa kewalahan melakukan penertiban atribut kampenye yang ada di beberap wilayah terpencil.

“Ya kami mohon bantuan lah kepada masyarakat sekitar untuk membantu kita, namun, yang jelas bila masyarakat mengetahui keberadaan atribut yang masih ada, segera laporkan ke panwas,” tandasnya.

Diketahui, Panitia Pengawas (Panwas) Pilkada Jombang pada tanggal 21/06/2008 lalu, telah mengintruksikan kepada semua pasangan calon dan tim sukses masing -masing pasangan untuk segera menurunkan atribut sebeum tanggal 23 juni 2008. Bahkan, pihak panwas telah mendeadline untuk segera menurunkan semua atribut, setelah semua pasacangan calon ditetapkan oleh KPUD. (ami).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

Ledakan Tangis Pecah Digang Kecil

Dua Korban Ryan, Berangkat Ke Pusara JOMBANG – Ledakan tangis histeris dari dua tempat korban Very Idam Henyansyah alias Ryan (30), yakni Zainul Abidin alias Zaki (21) dan Agutinus Fitri Setiawan alias Wawan (28), muncul dari rumah duka, di gang kecil, saat mengiringi pemakaman dua jenazah menuju pusara, kemarin. Keberadaan dua rumah duka korban Ryan ini, yang sama-sama mempunyai ukuran 36 ini, berubah seketika saat prosesi peyerahan jenazah. Pihak petugas yang ikut mengawal jenazah pun sempat dibuat repot saat menurunkan jenazah dari mobil, lantaran kelurga korban sudah tak kuasa menahan tangis sembari menarik peti mati. Beberapa pelayatpun tercengang berjajar, di antara gang sempit yang hanya bisa di lalui motor itu. Meski deretan kursi sudah sejak pagi disiapkan oleh pihak perangkat desa yang ikut membantu proses pemakaman kedua jenazah. Namun, setidaknya gang sempit itu menjadi satu saksi tersendiri dari pemakaman kedua korban sang pria gemulai asal Maijo itu. Jenazah Zainul Abidi...