
JAKARTA - Nasib tragis Imam Hambali (Kemat), David Eko Priyanto, dan Maman Sugianto alias Sugik dua terpidana dan terdakwa kasus pembunuhan “Asrori” versi kebun tebu, mendapat perhatian khusus dari Ketua Mahkamah Agung (MA) Bagir Manan. Tanpa menunggu pengajuan Peninjauan Kembali (PK), Bagir Manan minta dua orang terpidana yang telah divonis 12 tahun dan 17 tahun penjara itu segera dibebaskan. Untuk itu kasus mereka juga harus dihentikan.
“Mereka yang sudah dipenjara mesti segera dikeluarkan sembari menunggu putusan pengajuan permohonan peninjauan kembali (PK),” kata Bagir Manan saat dihubungi di Jakarta, Jumat (19/9) kemarin.
“Mereka yang sudah dipenjara mesti segera dikeluarkan sembari menunggu putusan pengajuan permohonan peninjauan kembali (PK),” kata Bagir Manan saat dihubungi di Jakarta, Jumat (19/9) kemarin.
Bagir berjanji, jika dua terpidana dan seorang terdakwa dalam kasus yang diduga salah tangkap ini mengajukan PK, maka MA akan segera memutuskan status perkaranya. Lebih khusus lagi, Ketua MA menilai proses peradilan terdakwa yang dituduh membunuh “Asrori” di kebun tebu Bandar Kedungmulyo, Jombang itu, harus dihentikan karena polisi sudah menyatakan bahwa mayat itu Fauzin.
“Polisi kan sudah menegaskan memang keliru,” katanya.
Menurut dia, pengadilan tidak mungkin mengadili orang yang tidak bersalah sehingga proses peradilannya harus segera dihentikan. Seperti diberitakan kemarin, Hakim PN Jombang tetap ngotot meneruskan persidangan kasus Sugik, padahal “objek perkara” yakni mayat yang semula diduga Asrori, ternyata Fauzin.
Bahkan dua orang, Kemat dan Devid, yang diduga membunuh Asrori yang mayatnya dibuang di kebun tebu namun hasil tes DNA membuktikan mayat itu bukan Asrori melainkan Fauzin, sudah divonis bersalah dengan hukuman 17 tahun dan 12 tahun penjara. Kini mereka masih mendekam di Lapas Jombang.
Sebelumnya jenazah Mr X yang ditemukan di belakang rumah Very Idam Henyansyah alias Ryan juga diidentifikasi sebagai Asrori, padahal ketiga orang justru diadili karena disangka membunuh Asrori. Lalu mayat Mr XX yang semula diakui sebagai Asrori ternyata Fauzin.
Keluarga Fauzin Tak Yakin
Kini perkara pembunuhan Mr XX (Fauzin Suyanto) jadi semakin rumit sebab pihak keluarga Fauzin meragukan Kemat Cs adalah pelaku pembunuhan tersebut.
Hal itu terungkap dalam acara serah terima jenazah Fauzin kepada keluarganya di kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara (RSB) HS Samsoeri Mertojoso, Mapolda Jatim, Jumat kemarin sekitar pukul 10.00. “Ya, kami belum yakin (Kemat Cs pembunuh Fauzin),” tutur M. Sidik (51), kerabat Fauzin yang mengambil jenazah.
Saat memberikan kata sambutan dalam upacara serah terima jenazah itu, Sidik mengatakan bahwa keluarga Fauzin sangat berterima kasih kepada aparat kepolisian Polda Jatim karena telah berhasil mengungkapkan identitas Mr XX yang sebenarnya. Namun mereka juga berharap, aparat kepolisian dapat mengungkap pula, siapa sebenarnya yang membunuh Fauzin. “Kami berharap pelakunya bisa tertangkap. Supaya kami bisa lega,” ucapnya.
Di bagian lain, keluarga Fauzin juga belum yakin bahwa lajang alumnus STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) PGRI Nganjuk tahun 2006 itu, adalah salah satu korban pembunuhan berantai berlatar belakang homoseksual yang dilakukan Very Idam Henyansyah alias Ryan. Sebab, menurut Sudarmiati (46), adik angkatnya yang lahir di Jakarta pada 31 Agustus 1979 itu, selama ini tidak pernah menunjukkan gejala homoseksual. Keluarganya, juga tidak pernah mengenal Ryan, sebagai salah satu teman Fauzin.
“Fauzin itu, orangnya supel. Temannya banyak, ya, laki-laki, ya, perempuan. Tapi, kami nggak kenal dengan Ryan,” ujarnya.
Bahkan, lanjut perempuan berjilbab itu, Fauzin sempat pacaran dengan seorang perempuan. Sayangnya, cinta Fauzin tidak berlanjut, karena perempuan tersebut menikah dengan laki-laki lain. “Tapi cewek yang naksir adik (angkat) saya, juga banyak,” ujarnya.
Lalu, bagaimana dengan catatan di buku harian Fauzin, yang menyebut-nyebut nama Berto yang tidak lain diduga nama Berto adalah nama samaran Ryan, sebagai orang yang mengejar-ngejar dirinya, serta SMS-SMS mesra dari Ryan? “Kalau soal itu, saya nggak tahu. Buku harian Fauzin, saya juga nggak paham. Sebab ditulis pakai Bahasa Inggris,” tutur Sudarmiati.
Sudarmiati melanjutkan, walaupun tergolong supel dan gampang bergaul, namun Fauzin berkepribadian tertutup. Dia jarang menceritakan siapa dan bagaimana teman-teman sepergaulannya. Pegawai honorer BPN (Badan Perta-nahan Nasional) Nganjuk itu, menghilang, sejak pamit pergi dari rumahnya di Kelurahan Ploso. Kecamatan/Kabupaten Nganjuk, selepas waktu buka puasa pada 21 September 2007. Waktu itu, dia pergi setelah mendapat telepon dari seseorang, di HP-nya. Tapi dia nggak cerita, dan nggak bilang siapa yang meneleponnya, juga nggak bilang mau pergi ke mana.
Sudarwoto (49), kakak angkatnya yang lain, mengatakan bahwa dia dan keluarganya, semula berniat membawa jenazah Asrori, untuk dimakamkan bersama-sama dengan jenazah Fauzin di pemakaman umum Ploso, Nganjuk. “Tapi, kami masih menunggu kesepakatan dengan keluarga Asrori,” ujarnya.
Namun, sampai menjelang pukul 10.00, keluarga Asrori belum juga memberikan kata sepakat. Karena itu, Ditreskrim Polda Jatim, diwakili Kasat Pidkor AKBP I Nyoman Komin, langsung saja menggelar upacara serah terima jenazah Fauzin tersebut. Keluarga Fauzin, diwakili Sudarwoto, Sidik, dan Sudarmiati, serta beberapa kerabat yang lain.
Di bagian lain, keluarga Asrori ternyata juga hadir di Mapolda Jatim, saat upacara serah terima jenazah Fauzin itu berlangsung. Mereka menunggu di sekitar ruang bersalin RSB HS Samsoeri Mertojoso. Ada sekitar 10 orang yang datang. Di antaranya ada Muhimatun dan Agung Wibowo, kakak kandung Asrori.
“Kami datang ke sini, cuma sekadar klarifikasi. Nggak akan menuntut apa-apa, juga nggak akan mengambil jenazah Mr X (Asrori-Red) itu,” ujar Yuni, kakak sepupu Asrori, sejaligus juru bicara keluarga Asrori.
Sampai detik ini, lanjut Yuni, keluarga Asrori masih belum mau menerima kenyatan bahwa Mr X ada Asrori. Mereka masih meyakini, Asrori yang asli adalah Mr XX. “Ya, itu sesuai dengan keyakinan batin ibu kandung Asrori, juga hasil otopsi di RSU Jombang,” tandas Yuni.
Menurut mereka, ciri-ciri fisik jasad Mr XX tersebut, saat diotopsi di RSU Jombang, sama persis dengan ciri-ciri Asrori yang asli. Di antaranya, rambut baru saja dipotong pendek, kuku terawat rapi, ada luka bekas kena knalpot panas di betis kanan bagian dalam, serta bulu kaki yang panjang-panjang.
Lebih lanjut Yuni mengatakan, keluarga Asrori selamanya tidak akan bersedia mengambil jenazah Mr X tersebut, dan tidak akan mengakuinya sebagai salah satu anggota keluarga mereka. “Jadi, ya terserah, kalu keluarga Fauzin mau membawanya, silahkan. Mau dikebumikan oleh negara, ya, monggo,” katanya.
Selain itu, keluarga Asrori tidak akan mau tahu, soal kelanjutan proses hukum terhadap Kemat Cs, yang telah didakwa membunuh Asrori. Mereka juga tidak peduli lagi, siapa sebenarnya pembunuh Asrori, apakah Kemat Cs atau Ryan. “Itu bukan urusan kami, tapi urusan aparat penegak hukum,” tandas Yuni.
Menanggapi kekerasan hati keluarga Asrori itu, pihak Ditreskrim Polda Jatim, tidak berkomentar banyak. Mereka juga belum memberikan pernyataan, akan dikemanakan dan akan diapakan jasad Mr X tersebut. “Sementara ini, ya biar di kamar mayat (RSB HS Samsoeri Mertojoso) dulu. Belum tahu, nanti bagaimana selanjutnya,” ujar I Nyoman Komin.
Muhim, keluarga Asrori dihubungi Jumat (19/9) juga menyatakan keputusan keluarga tetap pada pendirian, tidak mau menerima jenazah Asrori atau Mr X yang ditemukan di belakang rumah Ryan di Dusun Maijo, Desa Jatiwates, Kec. Tembelang.
Mereka tetap berkeyakinan bahwa jenazah Asrori yang diakui keluarganya adalah mayat yang ditemukan di kebun tebu, Dusun Braan, Desa/Kec. Bandarkedungmulyo, Jombang. “Terserah polisi memutuskan bagaimana, yang jelas keluarga tetap yakin bahwa mayat yang ditemukan di kebun tebu itu mayat adik saya,” kata Muhim.
Karena itu, tambahnya, kalau polisi atau keluarga Fauzin mau mengubur Mr X yang ditemukan di belakang rumah Ryan yang diidentifikasi sebagai Asrori di Nganjuk, itu terserah. “Terserah mau dikubur di mana, silakan. Tapi keluarga tetap meyakini bahwa jenazah adik saya, ya yang ditemukan di kebun tebu itu,” tandasnya.
Diakuinya, meski keputusan polisi yang mengidentifikasi mayat Mr X dan Mr XX itu berdasarkan hasil tes DNA, namun bukan berarti kesimpulan penelitian itu tidak bisa salah. “Biarpun tes DNA menyimpulkan seperti itu tapi keluarga Asrori tetap punya keyakinan lain. Kalaupun adik saya nanti dimakamkan di Nganjuk, ya yang di Nganjuk itu yang tetap kita akui sebagai jenazah adik saya,” paparnya.
Kepala Desa Kalangsemanding, Imam Sugiarto, ditemui terpisah menyatakan, hingga saat ini desa belum mendapat pemberitahuan dari polisi maupun keluarga Asrori untuk pemakaman jenazah yang sudah diutopsi. Ia mengatakan menyerahkan sepenuhnya keputusan itu pada keluarga Asrori.
“Mau dikuburkan di sini (maksudnya Desa Kalansemanding, Kec, Perak, red) silakan, tidak juga nggak apa-apa. Desa pada prinsipnya siap saja membantu pemakamannya, kalau memang nanti dimakamkan di sini,” katanya.
AKP Kasiyanto SH, Kasat Reskrim Polres Jombang dihubungi terpisah Jumat (19/9) pagi mengatakan, urusan jenazah Asrori dan Fauzin sepenuhnya menjadi kewenangan Polda Jawa Timur. Pihaknya hanya sebatas diberitahu jika para jenazah korban akan diserahkan kepada keluarganya kemarin. “Baik keluarga Asrori maupun Fauzin, sekarang sudah di Polda untuk menerima penyerahan jenazah,” jelasnya.
Kasiyanto juga mendengar jika keluarga Asrori tetap menolak menerima jenazah Mr X yang ditemukan di belakang rumah Ryan dan mengakui mayat yang ditemukan di kebun tebu. Namun polisi tidak bisa berbuat apa-apa, karena masalah tersebut hak keluarga Asrori sendiri. “Kita tidak bisa berbuat apa-apa, ya terserah keluarga Asrori mau menerima atau tidak,” katanya.
Rencana Dua Kubur
Keluarga Fauzin sebelumnya sudah menyatakan bakal menerima kerangka Asrori bila keluarganya belum bisa menerima hasil tes DNA. Kerangka Asrori bakal dikubur berdampingan dengan kerangka Fauzin di Nganjuk. Keluarga Fauzin pun telah membuat dua liang lahat.
Acara tahlilan telah digelar dua hari dari tujuh hari yang direncanakan di rumah keluarga Fauzin, untuk mengirim doa ke Fauzin dan Asrori.
Dimakamkan
Namun jasad Fauzin Suyanto alias Uyik akhirnya dimakamkan tanpa Asrori di pemakaman Kelurahan Ploso Kecamatan Nganjuk. Sebelum dimakamkan, tampak di rumah duka karangan bunga dari Kapolda Jawa Timur. Kepulangan jasad Fauzin dikawal jajaran Direktorat Reserse Kriminal dari Polda Jatim sampai ke rumah duka. Jenazah disambut hujan tangis dari sanak kerabat dan teman dekat.
Termasuk ibu kandung Fauzin Suyanto, Suyati, yang seketika syok dan sempat pingsan dikerumuni para pelayat ketika melihat peti mati berukuran 50 m x 2 m yang dikeluarkan dari mobil jenazah yang di dalamnya terbujur jasad anaknya.
Selang dua jam kemudian atau setelah salat Dzuhur jasad Fauzin disalati lalu dikubur di pemakaman umum Kelurahan Ploso yang tidak jauh dari rumah duka.
Permintaan keluarga Fauzin disampaikan kepada para wartawan agar kepolisian segera mengungkap pembunuh Fauzin. “Mudah-mudahan pembunuh Fauzin secepatnya bisa terungkap,” ujar Sudarwoto.(wis/sof/ami/adi) http://www.dutamasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dtlartikel&id=2297
Allahu Akbar... semoga Majelis hakim Yang mengadili Kemat, Devid dan Sugik di Adzab Oleh ALLAH SWT jika memang dia tahu telah terjadi kesalahan dalam mengadili tetapi tetap dilanjutkan..
BalasHapusmemang hakim sekarang bandel-bendel bapknya para hakim (Pak BAgir Manan) udak bilang untuk membebaskan mereka dan menghetikan persidangan tetapi tetap aja bandel...
Nich sekedar saran u pak bagir...Buang jauh-jauh hakim yang tidak produktif dan suka ngehukum orang yg kagak salah...
DEWI JUSTITIA