Langsung ke konten utama

Dugaan Salah Tangkap Polisi Menguat

Teman Ryan : Asrori Itu Kenal Ryan

JOMBANG – Teka-teki seputar mayat Muhammad Asrori (21) alias Aldo, adalah korban kekejaman Very Idam Henyansyah alias Ryan (30), tersangka mutilasi, semakin mengerucut. Setelah adanya pernyataan mengejutkan dari salah satu orang yang selama ini mengaku dekat dengan kedua orang tersebut yakni Aldo dan Ryan.

Kondisi itu juga semakin mempertajam jika polisi telah salah menangkap Imam Hambali alias Kemat, Devid Eko Prianto, serta Maman Sugianto alias Sugik, yang sebelumnya di dakwa atas tuduhan membunuh Asrori di kebun tebu.

Fajar (27), warga Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Jombang, mengaku, bahwa antara Ryan dengan Asrori sudah saling mengenal. Bahkan kedua orang itu kenal sudah cukup dekat. Saat-saat terakhir menghilangnya Asrori pun, kedua orang ini juga masih sering jalan bareng.

Bahkan, tak hanya itu, Fajar juga mengatakan, jika dirinya pernah didatangi oleh Ryan dan Asrori pada bulan September 2007, dengan bermaksud mengajak melihat pertandingan bola voly yang diadakan di Kecamatan Perak.

“Makanya kalau Ryan ngaku tak kenal Asrori, itu bohong besar, saya tahu persis siapa Ryan dan Asrori itu,” ujar Fajar, dihadapan wartawan, Kamis (04/9/), kemarin.

Fajar juga mengatakan, dalam kasus 'Asrori' kebun tebu itu, ia sempat kaget jika mayat itu adalah Asrori. Padahal ia yakin betul jika pada 24 September 2007 ia masih mendapatkan telepon dari nomor ponselnya Asrori.

Dalam percakapan dia di telpon, Asrori sempat menanyakan bagaimana cara menjadi member sanggar senam Marcella Gymnastic yang ada di Jalan Gatot Subroto Jombang, tempat dimana Fajar dan Ryan pertama kali kenal.

“Ini yang membuat saya kaget, menurut pihak kepolisian Asrori dihabisi pada 22 September 2007. Tapi pada 24 september 2007, Asrori Lho masih menghubungi saya,” aku instruktur bola volly ini, heran.

Menariknya, dalam penjelasan Fajar, ia mengaku pernah dipanggil polisi dalam kasus 'Asrori' kebun tebu itu bersamaan dengan Ryan di Polres Jombang. Namun, setelah itu penyidik membebaskan keduanya dan selang beberap hari kemudian, malah Ryan lebih sering terlihat jalan bareng dengan warga Desa Kalangsemanding yang sudah diduga meninggal di bunuh Kemat, Devid dan Sugik.

Dari situ, kuat dugaan jika dimunculkannya dua Asrori, yakni Asrori alias Aldo dan Asrori alias Luki, oleh pihak kepolisian dengan maksud mengkaburkan isu salah tangkap yang akan mencoreng institusinya.

“Ini lah yang tidak fair, mengapa polisi tiba-tiba memunculkan nama Asrori alias Luki. Yang pasti, polisi ingin cuci tangan, sehingga kesan salah tangkap akan bias,” tambah Eka Lisnawati, keponakan Kemat.(ami)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.