
Peraya'an Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1429 H mendatang. Tak ubahnya seperti perayaan lebaran pada tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari para pengusaha, perantau yang bekerja di kota-kota besar, baik yang berporfesi sebegai kuli, karyawan, pejabat, semua pada bersiap-siap menyambut lebaran, dengan cara Mudik alias pulang ke kampung halaman..weh,,,enak tuh...ketemu teman lama,,
Praktis, kegiatan pulang kampung ini, seakan sudah menjadi kebutuhan yang sudah sangat ngetrend, khususnya bagi kalangan perantau asal Jong Java alias pulau Jawa, demi menyambut kemenangan rohani dengan menyempatkan diri pulang ke kampung halaman.
Tak pelak, berbagai cerita selalu saja menghias. Mulai dari hingar bingar kota. Desa, dan arus jalan sempit, maupun lebar. Tak jarang jika jutaan orang harus rela berdesakan. Mengantri. Menempuh perjalanan jauh, hingga harus meregang nyawa sia-sia. Tak perduli kotor, yang penting bisa sampai ditempat tujuan, dengan harapan, bisa pulang membawa cerita baru, baju baru, bahkan cerita sukses maupun wajah baru kemiskinan di sanak keluarga dekat.
Meski demikian, tak jarang juga, banyak rangkaian cerita miris yang sering minghiasi, mulai dari cerita kereta api anjlok, kecelakaan lalu lintas, pemudik terlantar, hingga kenaikan harga tiket dan kebutuhan pokok. Semua itu mewarnai acara mudik dari tahun ke tahun.
Bukan hanya itu saja, tradisi mudik ini sepertinya sudah benar-benar menjadi perilaku khas, sekaligus bisa di artikan sebagai salah satu perilaku dominasi kultural oleh pemeluk agama islam di Indonesia dewasa ini.
MuDik yuk,,,,,
Praktis, kegiatan pulang kampung ini, seakan sudah menjadi kebutuhan yang sudah sangat ngetrend, khususnya bagi kalangan perantau asal Jong Java alias pulau Jawa, demi menyambut kemenangan rohani dengan menyempatkan diri pulang ke kampung halaman.
Tak pelak, berbagai cerita selalu saja menghias. Mulai dari hingar bingar kota. Desa, dan arus jalan sempit, maupun lebar. Tak jarang jika jutaan orang harus rela berdesakan. Mengantri. Menempuh perjalanan jauh, hingga harus meregang nyawa sia-sia. Tak perduli kotor, yang penting bisa sampai ditempat tujuan, dengan harapan, bisa pulang membawa cerita baru, baju baru, bahkan cerita sukses maupun wajah baru kemiskinan di sanak keluarga dekat.
Meski demikian, tak jarang juga, banyak rangkaian cerita miris yang sering minghiasi, mulai dari cerita kereta api anjlok, kecelakaan lalu lintas, pemudik terlantar, hingga kenaikan harga tiket dan kebutuhan pokok. Semua itu mewarnai acara mudik dari tahun ke tahun.
Bukan hanya itu saja, tradisi mudik ini sepertinya sudah benar-benar menjadi perilaku khas, sekaligus bisa di artikan sebagai salah satu perilaku dominasi kultural oleh pemeluk agama islam di Indonesia dewasa ini.
MuDik yuk,,,,,
Komentar
Posting Komentar
Mo Komentar Disini Bos,,,