Langsung ke konten utama

Nyai Shofiyah , Ibunda Cak Anam Berpulang

Cagub Jatim Khofifah pun Bertakziah

JOMBANG — Ibunda Drs H Choirul Anam, Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), Nyai Hj Shofiyah binti KH Mansur (84), berpulang ke Rahmatullah, setelah mendapatkan perawatan intensif di RSUD setempat, Rabu Pagi (18/10) kemarin.

Ibu kandung Cak Anam —panggilan akrab Choirul Anam ini— meninggal dunia pada pukul 06.00 WIB, setelah sembilan jam berjuang dengan penyakit stroke di ruang rawat intensif Paviliun Flamboyan RSUD Jombang.

Tidak ada tanda-tanda saat nafas ibunda Cak Anam ini berhenti. Bahkan, sesaat sebelum meninggal dunia, beberapa adik kandung Cak Anam yang sedang menunggu di rumah sakit, tak ada yang mengetahui jika nyai Hj. Shofiyah sudah mengembuskan nafas terakhir.

“Saat sebelum meninggal dunia, kondisi kesehatannya sudah normal, tapi belum ada satu jam Ibu sudah meninggal,” tutur H Muchtazuddin, adik bungsu Cak Anam ini, usai jenazah di makamkan.

Muhtazuddin mengisahkan, sebelum meninggal dunia, Ibu kandung tokoh nasional ini sempat bersenda gurau di rumahnya di Dusun Kemirigalih Desa Sawiji Kec Jogoroto Kab Jombang. Bahkan dalam kesempatan itu, adik Cak Anam, Khomsatin (60), yang biasa merawat perempuan paro baya ini, sempat menyiapkan satu mangkok bubur yang untuk sarapan pagi.

“Sempat makan banyak dan usai Salat Jum’at mengalami drop dan tak sadarkan diri,” katanya.

Tak hanya itu, bungsu pasangan Hj. Shofiyah Mansur dan Sunhaji (alm) ini mengatakan, meninggalnya ibundanya itu tepat pada usia yang ke-84 tahun dan tidak sakit-sakitan. Sebab, sebelum dirujuk ke rumah sakit, ia juga sempat berkunjung ke Kota Sidoarjo dan ke rumah anak kandung Cak Anam, Nahidlul Umam untuk menjenguk cicitnya.

“Dan akhirnya hari ini ibu meninggal di RSD Jombang dalam keadaan tenang. Semoga seluruh amalnya diterima oleh Allah SWT dan segala dosanya diampuni,” ujar Muchtazuddin dengan mata berkaca-kaca, sembari diamini Cak Anam yang duduk bersebelahan usai pemakaman.

Kendati begitu, saat ditanya siapa saja tokoh nasional yang sudah hadir melaya kerumah duka? Muhtazuddin mengatakan hingga saat ini belum ada tokoh nasional yang datang ke rumah duka. “Hanya Bu Khofifah, dan pimpinan Ansor Jatim, yang sempat datang itupun dengan rombongan,” imbuhnya.

Lebih jauh, sebelum jenazah datang di rumah duka, ribuan pelayat dari beberapa pelosok desa, mulai dari kerabat dekat hingga teman Cak Anam mulai berbondong- bondong berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir. Kendati Cak Anam sendiri masih dalam perjalanan dari Surabaya menuju Jombang.

Saat jenazah datang, rumah besar yang sebelumnya sunyi karena ditinggal ke rumah sakit. Mendadak pecah. Tangis histeris dari keluarga besar Cak Anam mulai memecah mengiringi takbir saat jenazah di masukkan ke ruang tamu untuk disucikan. Beberapa pelayat yang mengenal sosok Hj. Shofiyah tampak tak henti-hentinya menitikkan air mata tidak percaya, seusai jenazah disucikan dan dishalatkan.

“Ya, Allah berikan ketabahan pada keluarga yang ditinggalkan, dia orang baik,” cetus Hj. Rukoiyyah kakak Kandung ibunda Cak Anam, sembari menitikkan air mata.

Kendati demikian, jenazah ibu sang deklarator PKNU inipun langsung dimakamkan di belakang rumah adik kandung Cak Anam, Khomsatin. Dengan disaksikan beberapa kerabat dekat dan tetangga. Cak Anam yang duduk bersebelahan dengan beberapa adiknya langsung tak kuasa menahan air matanya, saat jenazah dikebumikan.

“Jika ibu saya punya salah kepada saudara-saudara sekalian, saya atas nama keluarga mohon maaf yang sebesar-besarnya,” tukas Cak Anam.

Setelah prosesi pemakaman selesai, Cagub Jatim Khofifah Indar Parawansa, langsung datang kerumah duka di Dusun Kemerigalih Desa Sawiji Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang, demi memberikan belasungkawa atas meninggalnya Ibunda deklarator PKNU itu.

Kedatangan Khofifah ini setelah mendapat kabar bahwa ibu kandung Cak Anam yang bernama Hj, Shofiyah telajh berpulang. Dengan ditemani rombongan dari tim KaJi, kedatangan rombongan KaJi ini langsung ditemui oleh mantan ketua Ansor Jawa Timur tersebut.

Dikatakan Khofifah, sebelum mendapat kabar jika ibunda mantan ketau DPW PKB Jatim itu tutup usia. Ia sempat mendapat kabar dari salah satu tim suksesnya, Ahmad Millah (32). niat untuk mengunjungi Ponpes tambak beras dalam rangaka berkampanye tersebut langsungia gagalkan dan berbalik arah menuju rumah duka.

“Kami turut berbelasungkawa atas meniggalnya ibu H. Shofiyah yang notabene ibunda Cak Anam. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan bisa dikasih ketabahan,” tutur Khofifah, saat menyempatkan diri melayat di rumah duka.

Menurut Khofifah, sosok Cak Anam dimatanya, adalah sosok seorang teman dan politikus yang handal yang santun. Bahkan, kata dia, Cak Anam lebih mengedepankan nurani dan hukum-hukum islam dalam berpolitik.

“Sebagai seorang teman saya ikut berbelangsungkawa, ia (Cak Anam, Red.) tidak pernah melakukan sesuatu hal yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip agama, meski ia sendiri juga aktif didunia politik,” kata Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan era Gus Dur ini.(ami) / http://www.dutamasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dtlartikel&id=3963
& / http://beritajatim.com/index.php?url=http://www.beritajatim.com/index.php/tahun//bulan//tgl//idnews/d41d8cd98f00b204e9800998ecf8427e&newsid=52616

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korban Ryan Tembus 11 Orang

Polisi akan menjerat Ryan dengan pasal hukuman mati. JOMBANG -- Halaman belakang rumah Very Idam Henyansyah (34 tahun) tak ubahnya kuburan massal. Sampai dengan Senin (28/7), 10 jenazah ditemukan di sana. Dengan demikian, korban pembunuhan yang dilakukan Ryan telah 11 orang. Bertambahnya jumlah korban pria gemulai itu diketahui setelah dilakukan penggalian lanjutan di belakang rumah Ryan di Desa Jatiwates, Kec Tembelang, Kab Jombang, Jawa Timur. Kemarin, polisi menemukan enam jenazah. Pada penggalian sebelumnya, polisi menemukan empat jenazah. Keberadaan enam mayat itu diketahui saat Ryan diperiksa di Markas Polda Jawa Timur. Ryan lalu digiring untuk menunjukkan lokasinya. Penggalian pun dilakukan delapan jam, mulai pukul 10.00 WIB. Ryan berada di lokasi dengan tangan dan kaki diborgol. Kepada polisi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman Sumawireja, Ryan mengatakan masih ada lima mayat. ''Tapi, kami menemukan enam,'' katanya saat menyaksikan penggalian. Mayat-mayat itu ...

Jelang Eksekusi Mati, Sumiarsih Isi Waktu Latih Napi Bikin Selimut

Kendati hendak di eksekusi mati. Sumiarsih , 65 , otak pembunuhan berencana lima anggota keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya, 20 tahun silam, nampak pasrah menghadapi rencana eksekusi Kejagung bulan ini. Bahkan sesekali ia terlihat tegar bersama rekan-rekannya di LP Porong, dengan melakukan kegiatan membuat selimut dari tempat tisu. Dengan mengenakan seragam Napi (narapidana) Lapas Wanita Malang warna biru tua, mata Sumiarsih tampak sayu. Demikian pula wajahnya yang dihiasi garis-garis keriput juga terlihat lelah dan sayup. Namun, Mbah Sih, panggilan akrab- Sumiarsih di antara sesama napi, tetap ingin tampil ramah. "Saya habis bekerja di Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Bersama rekan-rekan membuat tempat tisu ini," kata Sumiarsih sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya di ruang kantor Entin Martini, kepala Lapas Wanita Malang, yang berlokasi di kawasan Kebonsari, Sukun, itu. Sudah tiga bulan ini Sumiarsih aktif membimbing para wanita penghuni lapas membua...

galeri 1000 Puisi Untuk RA KARTINI

FOTO : DUTA/AMIR CASTRO Captoin : SIMBOL PERLWANAN KARTINI MELAWAN PENINDAS FEODAL. Sejumlah mahasiswa STKIP PGRI Jombang, peringati Hari Kartini dengan memajang karya mereka dalam tema 1000 Puisi Untuk RA KARTINI.